Kemarin pembaca SKM udah nyampe 2k yay!
Mungkin ini angka yang kecil bagi sebagian orang, tapi bagiku ini berarti bgt. Semoga pembaca SKM makin bertambah terus tiap harinya! Terima kasih banyak🤗
21. Yours
Melalui pesan Whatsapp yang dikirim kemarin malam, Kafka sudah berjanji pada Khanza untuk segera menemuinya dan berbincang bersama.
"Yang kemarin mau ngomong pake embel-embel kangen emang mau ngomong apa, hm?" tanya Kafka menyelipkan anak rambut Khanza ke belakang telinga.
Khanza memainkan kedua jari telunjuk. "Gue ditawarin Dion project baru. Jadi brand ambassador kosmetik gitu."
"Ya bagus dong, ini kesempatan bagus untuk bisa bikin karir lo lebih cemerlang lagi!"
"Tapi masalahnya project-nya di luar kota, dua hari lagi. Gue paling nggak bisa diginiin. Gue nggak mau jauh-jauh dari lo," jelas Khanza lesu.
"Cuma dua hari doang, Za, acaranya juga nggak jauh-jauh amat. Selama masih di Indonesia dan bukan di luar angkasa its okay." Kafka sempat-sempatnya melawak tapi tak digubris Khanza.
"Tetep aja nggak bisa. Sulit. Lo nggak tau aja gimana rasanya ldr-an."
Kafka mendengus. Tanganya terulur mengapit wajah Khanza membawanya untuk saling berhadapan. "Za, kalau dengan adanya gue malah menghambat impian lo, mending kita udahan aja deh."
Wajah Khanza seketika merengut.
"Gue nggak mau lo lewatin kesempatan bagus yang jelas-jelas udah ada di depan mata. Gue ada di sini buat ngedukung setiap langkah yang lo ambil, jadi kalau lo nggak butuh dukungan dari gue lagi, gue bakal ngerasa kehadiran gue di sini udah nggak ada gunanya lagi, Za." Kafka menjeda sesaat. "Seumur hidup gue bakal menyesal karena pernah mejadi alasan lo berhenti sebelum memulai."
Setiap kata-kata yang keluar dari mulut Kafka seperti mencambuk keras dirinya. Merasuk bagai renungan dalam pikiran Khanza.
Prinsip Kafka ialah kamu boleh mencintainya, tapi jangan menghalangi ia mengejar cita-citanya sebab bagi sebagian orang, cita-cita adalah alasan mereka masih bertahan hingga sekarang.
"Iya, iya, gue ambil. Sudah cukup drama memilukanmu, Baginda." Khanza memberi keputusan.
"Seperti bintang yang pernah gue kasih ke elo, bersinarlah indah sepertinya." Kafka berpesan dan dibalas senyuman manis Khanza.
"Gue boleh numpang kamar mandi sebentar?" Kafka meminta izin lantaran kebelet buang air kecil.
"Bayar dua ribu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelah Kos Mantan
RomanceKhanza tak pernah menyangka kalau kepergiannya ke Jakarta akan membawanya kembali bertemu dengan seseorang di masa lalu. Lebih sialnya lagi, Khanza harus menerima kenyataan kalau ternyata kontrakan yang ia tempati, bersebelahan dengan kos mantannya...