37. Siapa yang Ku cinta?

1.4K 73 6
                                    

37

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

37. Siapa yang Ku Cinta?

"Bang, hp saya udah jadi?"

Abang tukang servis mendongakkan kepala. Mendapati Kafka berdiri di depannya. Ia celingukan mencari seseorang. "Tumben nggak bawa ceweknya yang kemarin? Saya mau bilang terima kasih, sejak pasang foto dia, tempat servis saya jadi rame banget sekarang."

Kafka melihat pada papan iklan di depan toko. Foto Khanza tercetak besar dengan tulisan "Youtuber pernah datang ke sini."

"Dia bukan pacar saya. Dia cuma tetangga." Kafka mengelak.

"Yah...padahal kalau dilihat-lihat. Kalian berdua cocok lhoo."

Abang servis memberikan barang yang diminta. Syukurlah ponsel Kafka sudah selesai diperbaiki. Biayanya cukup mahal, mengingat yang diganti adalah LCD. Setelah membayar jasa, Kafka duduk di atas motor untuk mengecek semua data.

Hal pertama yang Kafka lakukan adalah mengecek kontak, file, galeri, lalu akun sosial media. Sesuatu menarik rasa perhatiannya.

"Gue punya dua akun instagram?"

Kafka tercengang sejenak. Isinya hanya tentang seorang wanita.

"Kenapa gue cuma posting tentang Khanza di sini?"

Sejak saat itu. Kafka mulai meragukan pendiriannya. Sebenarnya, siapa yang menjadi perempuan hebatnya?

Seza atau Khanza?

--SEBELAH KOS MANTAN--

Khanza kembali mendapat project istimewa dari suatu perusahaan majalah ternama. Ia dipercaya menjadi model majalah edisi terbaru, membantu dunia karirnya semakin maju.

Sebelum pemotretan dimulai, Khanza dan Enzi menyempatkan diri untuk mengisi energi dengan makan siang di lobby.

"Hai, kok makan di sini, sih?"

Khanza meletakkan bento di atas kursi lalu berdiri. "Kok lo ada di sini?"

"Yap, Majalah Shaelyn, punya Sezanameera." Seza memperkenalkan diri dengan bangga.

"Ayo, En. Kita pulang aja." Khanza menarik Enzi untuk bangkit.

"Kalau lo mau cancel ya boleh-boleh aja," ujar Seza, "tapi sesuai perjanjian, gue udah bayar lo lunas. Jadi kalau mau cancel harus bayar denda dua kali lipat."

Tak ada yang bisa Khanza lakukan. Selain memelototi Enzi lantaran tidak memberinya info lebih lanjut mengenai pemilik perusahaan ini. Jika tau dari awal, mungkin Khanza bisa menolaknya.

"Mau lo apa sih?"

Seza tersenyum smirk. "Seharusnya lo bilang terima kasih sama gue. Kerjasama ini, bakalan berefek baik buat kelanjutan karir lo."

Sebelah Kos MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang