36. Kategori Rasa

1.2K 59 6
                                    

36

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

36. Kategori Rasa

"Gimana, Pak, malam pertamanya? Mantap nggak?"

"Mantaplah!"

"Waduh, bahaya dong?"

"Wusshh, bahaya poll."

Pembahasan sensitif antara orang dewasa dan para bujang begitu menarik. Kecuali Haris, cowok itu dilarang keras mendengarkannya lantaran masih dikategorikan anak mama.

"Lo kenapa sih nutupin telinga gue?" Haris memberontak pada George karena cowok itu menutup rapat kedua telinganya.

"Anak mama dilarang mendengarkan adegan dewasa," ceramah George.

"Dih!"

Kos Anggrek seperti base camp utama warga gang melati. Perlu diakui, meskipun penghuninya rese-rese. Kos Anggrek tergolong tempat yang nyaman untuk bertukar cerita.

"Sayang, kamu dicariin dari tadi juga!" Bu Anggraini tiba-tiba datang. Seperti biasa, rambutnya di cepol menggunakan ikat rambut bulu-bulu.

"Lagi bahas perdamaian negara, cintaku...,"balas Pak RT.

Askara geleng-geleng kepala. "Aduh, aduh, pasangan baru lagi lengket-lengketnya. Kayak perangko sama surat, tidak dapat terpisahkan."

"Maklum, Kar, pasutri baru belum ada pemicu peperangan," sahut Sultan.

"Kamu iri? Makannya rabi," sahut Pak RT.

"Anak muda mah santai, Pak. Ngejar karir dulu, baru kalau udah mapan nikahin anak orang." Kafka menyuarakan hatinya.

"Kayak orang bener aja kamu," bantah Pak RT. "Terlalu santai juga gak bagus. Nanti kamu jadi perawan tua."

"Lha, bukannya bapak juga nikah tua?" tuduh Askara.

Pak RT tak bisa berkata-kata. Batinnya, "Anak-anak anjin*!"

"Udah dihitung belum amplop kondangannya? Mau saya bantuin nggak, Bu?" Haris menawarkan diri.

"Sudah."

"Banyak nggak?"

"Lumayan, bisa buat beli motor matic baru." Bu Anggraini malu-malu.

"Alhamdulillah, kalau gitu pinjam seratus!"

"Hei," George disampingnya menonyor kepala Haris. "Lo kan anak orang kaya. Uang habis ya minta ortulah!"

"Gue cuma sosial eksperimen, kalau Pak RT gak mau minjemin, berarti dia salah satu orang yang tidak punya hati nurani."

"Jangan digodain Pak RT. Ingat ya, mulai sekarang dia suami saya. Selain Pak RT dia juga Bapak Kos." Peringat Bu Anggraini.

"Ampun suhu. Si paling gelar ganda." Haris melakukan gerakan menyembah pada Pak RT dan Bu Anggraini. Pak RT dengan bangga menaikkan dagu.

"Ayo temenin aku ke pasar," ajak Bu Anggraini menggait tangan Pak RT.

Sebelah Kos MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang