12. Duren (Duda Keren)

3.2K 132 4
                                    

12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12. Duren (Duda Keren)

Janda desa janda kembang
Hobinya uring-uringan
Hei, Darling!
Yuk, kita pergi ke pelaminan

Bu Anggraini seketika lupa cara berkedip mendengarkan pantun aneh dari Pak RT. Lelaki itu berlutut dihadapannya sembari memegang sekuntum mawar merah.

"Darling." Pak RT menggoyangkan tangan di depan wajah Bu Anggraini yang sedang melamun.

"Maksud Pak RT apa ngomong kayak gitu?"

"Saya suka sama Bu Anggraini. Masa gitu doang harus diperjelas, sih?"

"Pak RT ngejek saya, ya?"

"Ng-ngejek?" Pak RT tak paham.

"Itu barusan, janda desa janda kembang, sukanya uring-uringan. Kalau Pak RT mau bilang saya jahat langsung to the point aja, Pak. Gak usah ngatain saya suka uring-uringan segala." Bu Anggraini menjeda kalimatnya sesaat. "Saya tau muka saya ini kelihatan judes, persis tukang nyinyir, tapi nggak gitu juga caranya."

"Itu barusan pantun, Bu. Pantun cinta," jelas Pak RT.

Pak RT pernah membaca sebuah laman di internet. Ada banyak cara dalam mengungkapkan rasa cinta, salah satunya adalah lewat pantun.

"Pak RT nggak usah kebanyak ngeles, deh. Sakit hati saya, Pak." Bu Anggraini yang telanjur bete langsung pergi meninggalkan Pak RT tanpa sepatah kata.

Dalam hati ia berkata, "Enak aja saya dikatain judes, belum tau aja saya dulu mantan atlet karate. Bisa saya patahin tuh tulang jadi manusia geprek!"

Sedangkan Pak RT masih di posisi yang sama menatap hampa mawar merah ditangannya. Hati Pak RT sedikit sakit, untuk kesekian kali usahanya dalam menyudahi masa duda tidak dapat terwujud.

"Huh," dengus Pak RT seraya melempar bunga itu ke tanah. "Lambang cinta apanya. Omong kosong!"

Bersamaan dengan itu salah seorang pemilik rumah keluar hendak menyiram tanaman, namun ia menyadari satu tanaman di pot ada yang hilang. Tangkai pohonnya seperti dipetik secara paksa. "Siapa yang berani metik bunga mawar gue?!" orang itu berucap tegas sembari berkacak pinggang.

Pak RT yang semula berjalan tenang, bahkan terlihat tidak ada tenaga langsung tancap gas. "Kaburrr!"

--SEBELAH KOS MANTAN--

"Ibu kenapa mukanya kok kusut gitu?"

Entah ada apa dengan Ibu Kosnya tersebut, pagi ini beliau dengan murah hati datang membawakan Khanza lontong sayur.

"Ituloh Pak RT, bikin saya naik darah aja pagi-pagi."

"Emang apa yang dilakuin Pak RT ke Ibu?" Khanza membuka bingkisan yang Bu Anggraini bawa. Menguar aroma gurih santan yang pekat.

Sebelah Kos MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang