Bab 12

48 12 1
                                    

Karana Garvita: Dira. Aku pulang duluan, ya. Mau ke toko buku beli novel.

Dirana Hanasta: Oke, hati-hati, ya. Sampai jumpa di rumah.

Karana Garvita: Oke.

Dira kembali mematikan ponselnya usai membalas chat dari Kara. Dia meluruskan kakinya yang pegal juga meregangkan lehernya. Baru saja ia selesai latihan band dengan anak-anak baru.

Di sekolah Dira memang mengikuti ekskul band sekolah dan harusnya ia sudah berhenti karena sudah kelas 12, sudah waktunya ia fokus ke pelajaran sekolahnya. Namun, sayangnya anak-anak baru belum menemukan vokalis dan drummer yang bisa menggantikannya dan Malvin. Malvin memang drummer di band-nya.

Nama band sekolahnya adalah Boundless. Dalam bahasa Inggris boundless artinya tanpa batas. Di ekskul band ini selain hanya bernyanyi kadang kala mereka juga membuat lagu mereka sendiri. Di band ini mereka bisa menyampaikan perasaan mereka tanpa batas dengan bernyanyi atau membuat sebuah lagu.

Sayangnya, band sekolahnya memang jarang diminati oleh anak-anak. Paling banyak anak baru pasti daftar ekstrakul futsal, basket, cheerleaders, modern dance, dan taekwondo. Di mana ekskul itu tempatnya anak-anak famous dan juga cowok-cowok ganteng.

Band sekolahnya pasti redup kalau tidak ada Malvin yang jadi anggotanya. Visual Malvin memang tidak dapat diragukan lagi. Kalau Band sekolah lagi tampil pasti sepi kalau tidak ada fansnya Malvin.

Ya, terlepas dari Malvin yang memang ganteng dan anak hits, cowok wattpad banget lah, ada anggota lain yang bakatnya juga tak kalah bagus. Intinya band-nya tidak hanya memanfaatkan tampang Malvin saja.

"Kamu pulang bareng Kara kan?" Malvin mencangklong tasnya lalu menghampiri Dira yang duduk di sofa dekat pintu.

"Kara pulang duluan, dia mau ke toko buku."

"Lah terus? Kamu pulang sendiri gitu? Aku nggak bisa antar kamu karena ada kumpul keluarga dadakan, Mama juga maksa aku datang."

"Nggak usah lebay deh, Vin. Aku nggak pa-pa kali pulang sendiri, lagian aku bukan anak kecil."

"Tapi kaki kamu kan sakit, Dir! Kamu jalan aja masih nyeret-nyeret kaki kanan kamu."

"Udah nggak terlalu sakit lagi. Cuman terkilir biasa aja kok."

"Aku pesenin taksi, ya?"

"Nggak usah aku bisa sendiri, oke?! Mending kamu pulang sana." Dira mengayunkan tangannya ke arah pintu, mengusir Malvin.

"Serius? Beneran nggak pa-pa?"

Dira merotasikan bola matanya. "Iya, Malvin."

Malvin menghela napas. "Ya udah gue duluan." Setelah pamit Malvin langsung keluar dari ruangan latihan band.

Hanya tinggal Dira seorang diri yang ada di ruangan latihan band karena anggota lainnya langsung pulang setelah latihan usai. Dira dan Malvin memang mempunya kebiasaan leyeh-leyeh dulu setelah latihan itulah yang membuat mereka menjadi anggota terakhir yang pulang.

•••

Terik matahari sore menyentuh kulit Andra yang sedari tadi duduk di sepeda motornya yang ia parkiran di depan sekolah Jendra. Dia berada di sana untuk menemui Kara, ya, walaupun ia tidak janjian dengan Kara secara langsung. Bahkan ia juga tidak tahu sebenarnya Kara sudah pulang atau belum.

Andra hanya berharap pada keberuntungan. Siapa tahu Kara belum pulang kan? Dia ingin sekali bertemu dengan gadis itu. Rupanya bertemu dengan Kara akan menjadi candu.

Karadira (Selesai) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang