Kembali

4.5K 506 23
                                    

.

.

.

Anyeong....

Aku up lagi buat pengganti beberapa hari kedepan. Aku gabisa up karena besok udah balik ke kota orang xixi
Eh di chapter sebelumnya lupa ngasih opening mian yah.

.
Happy reading

Enjoy:)

.

.

Pagi itu semua berada di bandara Jeju tepat waktu, Johnny membayar jasa untuk mengirim mobilnya dan sebagian barang bawaan kembali ke Seoul melalui jalur darat.

Yuta sepertinya terus menempeli Winwin membuat Jungwoo berkali-kali mengomentari tindakan sahabatnya dan mencegahnya melakukan hal itu karena raut wajah Winwin yang tidak nyaman.

Johnny gugup dia menghembuskan nafas berkali-kali, bayi Haechan berada dalam gendongan Ten bayi itu cukup aktif. Jungwoo berusaha berkali-kali meyakinkan Johnny yang hanya di balas anggukan olehnya.

"Semua sudah lengkap tidak ada yang tertinggal kan?" mereka mengangguk menjawab pertanyaan Yuta mereka menaiki pesawat kelas ekonomi untuk sampai ke Seoul, hanya itu tiket yang tersisa untuk pagi ini.

Saat pesawat mulai landing bayi dalam pelukan Ten menangis, membuatnya berusaha menenangkan bayi itu, sayangnya bayi Haechan tidak berhenti menangis setelah pesawat telah berada di lapisan statosfer dan bergerak secara stabil.

Johnny berusaha megambil alih namun Jungwoo sedang tertidur nyaman dibahunya dan membuat Ten mencegah Johnny untuk melakukannya.

Ten membawa bayi Haechan ke kamar kecil tidak ada nursery room dalam pesawat penerbangan pendek, Ten membisikkan maaf pada telinga bayinya karena harus menyusui dalam kamar kecil.

Bayi Haechan memerah karena cukup lama menangis, "Kau tidak nyaman yah? "Ten mengusap dengan sayang kepala putranya mencoba menidurkanya agar penumpang lain tidak merasa terganggu.

Hatinya tiba-tiba merasa tak nyaman entah sesuatu terasa mengusiknya, Ten menepis beberapa pikirannya. Ten yang mulai lelah duduk di atas closet yang tertutup, memandangi wajah bayinya.

"Haechan tetap putra Mae kan?" Ten merenung lalu kemudian tertawa kecil saat menginggat dia menyebut dirinya sendiri dengan sebutan Mae untuk putranya. 

Ten mengingat bahwa bayinya telah lahir ke dunia namun dia bahkan tidak pernah berfikir tentang sebutannya, pantaskah ia berharap untuk menjadi ibu bayinya?.

Ten merasa serakah jika menghancurkan hubungan Johnny dan Jungwoo, Jungwoo sudah sejauh ini membantunya, tapi keinginan untuk mendapatkan pengakuan sebagai ibu dari bayinya juga kuat.

"Mae ingin mendengar Haechan memangil Mae saat sudah bisa berbicara, tetapi sepertinya Mae terlalu egois untuk mewujudkan hal itu lebih lagi ada satu masalah yang datang tiba-tiba" Ten kembali mengusap bayi Haechan dengan sayang, bayi itu menatap Ten dengan pandangan mata penuh perhatian.

Ten ingin mengatakannya, Ia ingin bersama bayinya setelah mengambil proyek di Seoul Ten akan mengajak adik-adiknya untuk pindah, ayahnya akan ia kirim kerehabilitasi yang memiliki fasilitas yang baik dan sesekali mengunjunginya.

Ten menangis tanpa sadar namun ujung bibirnya terangkat membentuk senyuman, ia menghapus kedua air matanya dan menciumi wajah bayi Haechan. "Saat Mae pergi dari Seoul sementara waktu bisakah Haechan menjaga Daddy?".

Becoming a fatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang