.
.
Yang pertama,Rest in peace Moonbin🎗️
Masih ada perasaan gak nyangka, juga shock kek orang linglung. Gegara adekku AROHA aku jadi kenal sama Moonbin yang emang punya senyum yang menawan banget, senyum yang bikin orang lain juga ikut senyum. Sayangnya sekarang dia udah jadi 🌟
Yang Kedua,
Happy Ied Mubarak bagi yang merayakan, Author doain semoga yang udah kuliah masih kebagian angpau 💪
Okey, langsung cusss...gausah kelamaan🏃
.
.
Happy Reading
Enjoy:)
.
.
Suasana serasa berbeda dari beberapa hari terakhir yang Ten rasakan, celotehan Haechan yang sudah cukup jelas sedang berinteraksi dengan Hendery mewarnai suasana apartemenya.
Bayi kurang lebih sembilan bulan itu sedang asik-asiknya mengeksplor hal baru. Ia sering merangkak kesana kemari dan memasukkan sebarang benda yang ia temui ke mulutnya.
Ten harus super hati-hati agar tidak ada kejadian fatal yang menimpa putranya. Entah kenapa senyumnya semakin mengembang saat mengatakan dalam hatinya bahwa Haechan adalah putranya, yah putranya,dia memang putranya.
Dengan gemas, Ten mengangkat Haechan yang asik merangkak secara paksa mendudukkannya ke pangkuannya dan membubuhkan kecupan di seluruh wajah bayi beruangnya.
Rengekan itu berubah jadi tawa saat Ten sesekali mengelitiki perut dan telapak kaki bayi beruangnya. Hingga bayi itu menggeliat tidak nyaman dan merengek meminta dilepaskan. Ten membubuhkan kecupan terakhir di pipi gembul bayinya lalu melepaskannya dalam pagar pembatas di ruang tengah. Dengan Hendery yang asik menonton TV.
Ten jadi teringat pesan Yangyang tentang ayahnya yang merindukan Hendery. Perlukah Ten percaya dan membawa Hendery bertemu sosok yang sering memukulinya? Semoga saja hal itu tidak menimbulkan trauma yang membekas baginya.
Rambut Hendery yang mulai memanjang menutupi kening disingkirkan oleh Ten, terkekeh kecil melihat Hendery yang mengerucutkan bibirnya kesal karena gangguan hyungnya. "Hendery, mau pulang ke ayah tidak? Bertemu Yangyang hyung juga?" Hendery mengerjapkan matanya lucu sebelum menggeleng kuat.
"Yangyang hyung nakal, deli gak suka" Ten tertawa mengingat jika Yangyang mendengarnya, Hendery sudah pasti mendapat serbuan ciuman di pipi mengemaskannya.
Ten merebahkan tubuhnya melihat Hendery yang masih asik melihat animasi Jepang dengan tokoh yang menggunakan topi jerami bernama lupy atau luffy, Ten tidak tahu lebih tepatnya apa yang dery tonton, Ten harus lebih selektif lain kali untuk memastikan apa tontonan para bayi asuhannya itu telah sesuai standard atau belum.
Tatapannya beralih pada bayi beruang yang merangkak kearahnya, mendekat ke arah dadanya dan menaiki tubuhnya. Bayi beruang tahu jelas dimana dia bisa melegakan dahaganya setelah bermain kesana kemari.
Ten menahan Haechan yang mulai menarik kerah bajunya, ia mengingat Johnny masih berada dalam ruangan yang sama meski sedang fokus dengan pekerjaannya, Ten tidak segila itu untuk membuka sebagian bajunya dan memberikan apa yang bayi beruang mau. Meski Johnny tidak masalah akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming a father
FanfictionSetelah Johnny bangun dari koma panjangnya ia di kejutkan dengan bayi kecil berumur 1 bulan. Ia awalnya mengira bayi itu adalah adiknya namun faktanya bayi kecil itu adalah anaknya. hah?anaknya?. Ia bahkan tidak amnesia. Ia tidak se-casanova itu...