Villain

2.5K 263 7
                                    

.

.

.

Anyeong...
Sebenernya aku kemaren sedikit baca ulang dan.... Keknya ada yang nebaknya lumayan wkwk
Aku harus cuap-cuap apa lagi yah wkwk. Keknya gaada deh jadi langsung aja.
╮(╯▽╰)╭

.

.

Happy Reading

Enjoy :)

.

.

Kun melemparkan senyuman pada Jungwoo, Pekerjaan Jungwoo cukup memuaskan. Ia cekatan dalam menyusun data sehingga data tersaji dengan rapi. "Apakah aku harus mendaftarkanmu juga ke agen mata-mata?". Jungwoo berdecih dan mendengus, bilang saja kalau memang calon iparnya itu mau memanfaatkannya untuk mengerjakan pekerjaannya. 

"Aku akan mengirimkan beberapa data dahulu untuk dikirim ke lembaga khusus. Biarkan mereka yang mengurusnya hingga sampai ke meja persidangan internasional, itu membutuhkan cukup waktu, bukti kuatnya kita akan serahkan menyusul saat kita mendapatkannya. setidaknya kita harus mengantri untuk persidangan bukan?" Lucas meletakkan bulpennya kesal, dia itu seorang pebisnis bukan detektif kenapa dia juga di libatkan.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan, seharusnya mereka harus berangkat. Kun mengeluarkan kopernya yang berwarna hitam mengkilat, Lucas ingat bahwa koper hitam itu sangat berat, bahkan Kun memarahinya agar lebih berhati-hati dengan koper itu saat memindahkannya.

"Kalian akan membutuhkan ini..." Jungwoo membulatkan matanya saat menatap senjata mengkilat dan tampak keren di dalam koper, walau ia tidak tahu menahu tentang senjata tetapi pistol itu terlalu mencolok dan cantik di matanya.

"Jangan mengaguminya cantik, pistol ini sangat mematikan kalau kau tahu" Kun mengerlingkan matanya genit. sedikit menggoda calon adik iparnya itu. membuat Jungwoo memasang ekspresi ngeri.

Sebenarnya tidak semematikan itu fungsinya hanya sebagai perlindungan diri dan melemahkan musuh tidak sampai membuatnya mati.

Mana berani Kun memberikan pistol mematikan pada Jungwoo yang bar-bar. Bisa bisa dia membuat kota Seoul dalam bahaya. "Sudah berangkatlah kalian, setidaknya aku telah memberikan kalian senjata untuk perlindungan diri, kita tidak akan tau kapan pihak hitam bergerak. setelah data itu di kirimkan mungkin lebih berbahaya lagi".

Lucas dan Jungwoo mengangguk, mendengarkan penjelasan tentang senjata yang akan di berikan pada mereka. Kun tidak bisa hanya memberikan asumsi tanpa bukti penguat untuk membawanya ke meja hijau internasional. tetapi masalah obat itu sangat serius.

orang secara acak akan mudah di manfaatkan oleh pihak pemilik obat itu. Kun mendapatkan bukti penguat obat itu dari rekan kerjanya yang pernah sempat menyerah akan kasus ini. lebih lagi Kun menemukan nama Johnny di deretan beberapa nama lainnya. Hal itu membuat Kun sempat curiga akan keterlibatan Johnny di dalamnya.

Tetapi tidak ada titik terang tentang hal ini, Siapapun yang terlibat Kun harus berani dalam mengambil resiko. dia sudah menyiapkan plan B untuk hal itu. mereka hanya perlu bermain.

Dering telepon di sakunya membuat pandangannya yang awalnya menatap Jungwoo dan Lucas menjauh teralihkan.

Nomer tidak di kenal dengan digit cantik. Kun tersenyum mengangkat teleponnya. "Sudah selesai, kau mendapatkannya? Aku sudah menunggu ikan itu, kenapa belum sampai kepadaku?".

Becoming a fatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang