.
Anyeong....
Banyak POV nya nih di sini, semoga aja gak bingung.
Masih banyak typo dan butuh revisi.
.
.
Happy Reading
Enjoy:)
.
.
"Selamat untuk kalian berdua, sepertinya Winwin sedang mengandung, lebih jelasnya silahkan datang ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lab dan usg" Yuta tidak tahu harus berekspresi seperti apa, bahkan setelah Dokter keluar dari kamarnya diantar oleh bibi pengurus rumah.
Jadi seperti inikah rasanya, Yuta memeluk Winwin erat memberikan kecupan di seluruh wajah Winwin. "Yuta cukup, menjauhlah dariku".
"Kau dengarkan Winwin, aku akan menjadi ayah. Bagaimana jika malam nanti kita pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan bayi kita".
"Kau dengarkan hyung masih dugaan, belum tentu hal itu sungguh benar jadi jangan terlalu senang" Yuta terdiam benar dia menginggat kenapa Winwin begitu enggan menatapnya dan terlihat acuh akan berita bahagia ini.
Dengan lembut Yuta memposisikan tubuh Winwin senyaman mungkin di pelukannya. "Kau masih tidak menerimanya yah? Winwin pelan-pelan saja, aku akan selalu ada disisimu, percayalah padaku lambat laun kau akan menerima bayi kita".
Winwin tetap terdiam hanya menyusupkan kepalanya lebih dalam menghirup aroma tubuh Yuta yang menenangkan baginya. Dia tidak ingin mengandung, tidak untuk saat ini.
"Yuta hyung bisakah kita merahasiakannya dulu, hanya ada di antara kita. Aku mohon" Yuta ingin menanyakan alasannya bukankah kehamilan bukan berita yang buruk. tetapi melihat wajah murung Winwin dia mengangguk mengerti.
"Tetapi setelah ini kau harus memeriksakannya ke dokter okey, aku akan mengantarmu" Winwin mengangguk. keduanya saling pandang cukup lama sebelum Yuta memutuskannya dengan ciuman lembut di bibir kekasihnya.
"Kau tau Winwin~aa aku bahagia, aku tidak pernah merasakan sebahagia ini sebelumnya".
Kenapa ia tidak bisa merasakan bahagia seperti yang Yuta rasakan? ia ketakutan kini akan nasib bayinya setidaknya jangan sampai seseorang yang paling ia hindari tau akan hal ini. Alasan bahwa dia ada disini bukan untuk bersenang-senang.
****
Jaehyun mendengus mematikan teleponnya dengan cepat dan melemparnya kesembarang arah biar saja telepon itu menjadi sasaran kemarahannya. Ia menarik napas dalam mencoba menetralisir emosinya yang berkecambuk. Ia keluar dari ruangannya dan matanya bersitatap dengan istrinya yang sedang berada di ruang tengah.
Sekitar sepuluh menit yang lalu dia masih berbahagia dengan istrinya dan bermain dengan putranya. orang-orang sialan itu malah membuat moodnya menjadi sedikit buruk.
Taeyong tersenyum dan memeluk tubuh suaminya. "Ada apa? wajahmu tampak tidak baik, Apakah orang-orang tidak kompeten itu menyusahkanmu lagi?". Jaehyun mengangguk dan meletakkan dagunya di puncak kepala Taeyong.
"Huh, aku lelah. tetapi tidak masalah selama ada dirimu. Ayo kita selesaikan keinginan bayi kita" Taeyong tersenyum, ia melepaskan diri dan berlari kecil ke arah ruang tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming a father
FanfictionSetelah Johnny bangun dari koma panjangnya ia di kejutkan dengan bayi kecil berumur 1 bulan. Ia awalnya mengira bayi itu adalah adiknya namun faktanya bayi kecil itu adalah anaknya. hah?anaknya?. Ia bahkan tidak amnesia. Ia tidak se-casanova itu...