.
.
Anyeong...
🙂🌱
Jadi gini, aku baru aja selesai ujian hehehe, makanya gabisa Up kemaren kemaren. awalnya mau up setelah sampai kos eh kehujanan pas pulang alhasil ke tunda.
╮(╯▽╰)╭.
Happy Reading
Enjoy:)
.
.
Johnny berdiam di mobilnya selama beberapa menit. Ia juga telah memesan makanan untuk makan malam bersama di apartemen Ten dan kini dia malah termenung di basement.
Pembicaraan dengan Yuta yang berjalan alot cukup membuatnya kepikiran dan merasa kesal secara bersamaan. sebenarnya apa yang terjadi? cukup sulit untuk dia mengerti dan pahami.
Entah apa maksud dari semua ini. Hal itu tidak dapat ia terima dengan mudah, Bagaimana dan mengapa seakan enggan untuk menghilang dalam benaknya.
Johnny mengerang kecil, menghembuskan napas berat dan mulai keluar dari mobilnya, mengingat sudah cukup lama ia berpikir sendirian yang malah membuatnya lebih tersiksa lagi.
Ia menatap jam di pergelangan tangannya. Ten pasti menunggunya padahal ia sudah mengirim pesan bahwa ia telah keluar dari restoran langganan mereka dan sedang menuju ke apartemen tempat tinggal Ten.
Dengan langkah lebar Johnny melangkah menuju lift. pikirannya masih melayang-layang entah kearah mana padahal ia sudah berusaha merencanakannya dengan baik, ia juga memastikan semua bisa berjalan lancar tetapi lihatlah kini, sepertinya dia gagal.
Rencana itu malah berjalan tanpa arah "Johnny, ayo masuk aku menunggumu dari tadi ku kira ada apa, ternyata kau malah merenung disini".
Johnny menaikkan ujung bibirnya hingga terbentuk garis lengkung yang simetris, hari ini mungkin pertama kalinya dia tersenyum, ia baru saja melalui hari yang sulit. entah sejak kapan ia merasa seperti ini, saat melihat sosok di depannya ia merasa seperti pulang ke rumah.
Ten mendekat melihat Johnny yang tampak belum beranjak dari tempatnya berdiri dan menariknya untuk masuk kedalam unit apartemen.
"Kau ini kenapa? kau tampak aneh, kau mendengarkanku kan Johnny~aa?" Johnny mengangguk melepaskan sepatunya dan masuk lebih jauh kedalam apartemen Ten. Ia bisa melihat Hendery dan Haechan sedang memainkan bongkar pasang di atas matras ruang tengah juga sesekali melirik kearah televisi yang menyala.
Ehm... sepertinya hanya Hendery yang bermain sedangkan bayi Haechan merusuhinya. tangan kecilnya bergerak acak dan menepuk-nepuk ke sembarang arah membuat beberapa pasang puzzle terpencar ke segala arah.
Pemandangan yang menggemaskan bagi Johnny, membuat moodnya kembali naik.
Ten menerima kantong plastik yang Johnny bawa membawanya ke dapur untuk dipindahkan ke dalam piring dan mangkuk. sedangkan Johnny mulai mendekati Hendery dan Haechan.
"John, mandi saja dulu kau bisa bermain dengan Haechan nanti, pakaian gantimu yang tertinggal saat itu sudah ku cuci, kau tinggal memakainya saja, ada di kamarku di atas ranjang" Ten sedikit berteriak karena suara berisik dari ruang tengah.
Johnny cemberut, Namun segera melakukan apa yang Ten ucapkan. benar dia harus membersihkan dirinya kedua bocah kecil itu bisa sakit jika ternyata ia membawa kuman di tubuhnya.
Ten melihat Johnny masuk kedalam kamar mandi dan terkekeh kecil, Johnny pasti merasa kesal karenanya. Ah jika di pikir-pikir bukankah dia dan Johnny seperti pasangan yang telah menikah. Ia menggeleng dengan cepat, hal itu sepertinya harus Ten tepis jauh-jauh, wajahnya pasti sudah memerah hanya karena memikirkan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming a father
FanfictionSetelah Johnny bangun dari koma panjangnya ia di kejutkan dengan bayi kecil berumur 1 bulan. Ia awalnya mengira bayi itu adalah adiknya namun faktanya bayi kecil itu adalah anaknya. hah?anaknya?. Ia bahkan tidak amnesia. Ia tidak se-casanova itu...