.
.
🌱
Anyeong...
Hehehe kali ini rada lama
Makanya kemaren aku double wkwk
Gak nyangka udah sampe chapter ke sekian keknya enak kalo cepet tamat ◐.̃◐.
.
Happy Reading
Enjoy:)
.
.
Nyonya Seo bergegas, Ia telah menghubungi Doyoung beberapa kali namun panggilan tidak aktif. Ia juga meminta bantuan Jungwoo sayangnya dia berada di China sekarang.
"Kemana semua orang, kenapa di saat mendesak tidak ada yang bisa ku hubungi?" Nyonya Seo merasa panik dan khawatir, Ia tidak bisa berpikir jernih saat ini.
"Tenanglah Yeobo, pikirkan semua dengan kepala dingin"
Tidak ada pilihan Nyonya Seo dan Tuan Seo harus menitipkan bayi Haechan, hanya Ten yang tiba-tiba terbersit dalam pikiran mereka, yang kebetulannya kantor tempat Ten bekerja tidak begitu jauh dan memiliki arah yang sama dengan tujuan mereka.
"Ten, maaf eomma merepotkan kau sedang luang kan? aku titip bayi Haechan hanya sampai Johnny menjemputnya" Ten menggeleng. tidak masalah walau dia masih ada pekerjaan tetapi ia tidak memiliki jadwal penting hari ini dia masih bisa bekerja dengan memangku bayi Haechan.
Nyonya Seo dapat bernapas lega saat ia berhasil menitipkan cucunya, Ia sungguh terlihat terburu-buru, waktu penerbangan cukup mepet bersyukur mereka bisa menggunakan koneksi bisnis untuk mendapatkan dua kursi kosong untuk penerbangan menuju Jerman.
Nyonya Seo harus turun tangan langsung, Ia tidak akan terima jika ada yang berani mengusik putranya. putra tunggalnya.
"Yeobo, tolong santai sedikit aku kesulitan mengikuti ritmemu" Nyonya Seo menghembuskan napas kasar memperlambat langkahnya dan membantu membawa salah satu koper yang di bawa oleh suaminya.
"Aku tidak mau ketinggalan pesawat dan harus menunggu berjam-jam lagi untuk penerbangan selanjutnya, jika menyangkut putraku aku tidak bisa diam saja" Tuan Seo hanya mengangguk mengiyakan saja perkataan istrinya.
Yah walau terlihat seperti ibu yang sama sekali tidak keibuan. istrinya itu tetap saja seorang ibu yang akan siap pasang badan jika menyangkut putranya walau putranya sudah tumbuh sebesar apapun.walau menurut tuan Seo seharusnya kini istrinyalah yang berlindung di belakang tubuh Johnny, keduanya sudah tidak muda lagi.
"Kau tau semua kejadian ini pasti ada hubungannya dengan hal sebelumnya, mana bisa aku diam saja mereka dengan berani mengusik putraku".
****
Winwin bertemu Taeyong di kantor Jaehyun setelah mengantar dokumen sesuai perintah Johnny.
Sesudah dia dan Yuta menginjakkan kaki kedalam ruangan Johnny. Johnny menugaskannya untuk mengirim dokumen kepada Jaehyun dan berakhirlah dia disini bersama Taeyong.
Taeyong sangat excited mengajaknya bersama Yuta untuk ikut dalam perkemahan yang diadakannya lusa.
"Ayolah Winwin, jangan menolakku ini keinginan bayiku juga" Winwin berpikir sejenak tidak ada salahnya untuk ikut tetapi Yuta akhir-akhir ini terlalu sibuk.
"Aku tanya Yuta hyung terlebih dahulu, nanti akan ku konfirmasi. Jangan cemberut dulu" Taeyong mengangguk mana bisa dia marah pada Winwin yang imut.
Setelah bernegoisasi cukup rumit dan mengatakan kalau dia akan mengusahakannya. Winwin akhirnya dapat pergi dari hadapan Taeyong, ia menunduk sopan pada Taeyong sebagai formalitas walaupun mereka kenal dekat dia tidak setara dengan teman Yuta yang notabenenya hampir semua pemilik perusahaan maka dari itu dia lebih mudah akrab dengan Ten yang kebetulan kini menjabat menjadi seorang karyawan walau masih ada terasa dinding berlapis yang tidak bisa ia tembus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming a father
FanfictionSetelah Johnny bangun dari koma panjangnya ia di kejutkan dengan bayi kecil berumur 1 bulan. Ia awalnya mengira bayi itu adalah adiknya namun faktanya bayi kecil itu adalah anaknya. hah?anaknya?. Ia bahkan tidak amnesia. Ia tidak se-casanova itu...