.
.
Anyeong.....
Aku nggak ngedraft nih, masih banyak typo dan butuh revisi, tapi dah lumayan bener lah, kearah sini deh pokoknya
(* ̄︶ ̄*)
..
Happy Reading
Enjoy:)
.
.
.
Lelaki bersetelan seperti pegawai kantor itu menelusuri segala sisi ruangan Yuta, tak lupa juga mematikan cctv. tangannya meraba-raba dan menelusuri beberapa bagian seperti rak buku, bawah meja, dalam lampu baca dan lain-lain.
Senyuman misterius muncul saat meraba permukaan bawah laci mengabaikan Yuta yang menatapnya aneh, Lelaki itu kembali dan menyalakan cctv.
Lelaki itu adalah Detektif yang Yuta sewa, dengan nama samaran dia datang dan kini sedang duduk meneliti satu persatu detail dari laporan yang ia dapatkan, saat tau kasus kali ini ada hubungannya dengan perdagangan obat terlarang dia langsung datang untuk mengecheck bukti yang ada tanpa menunggu Yuta siap dengan timnya.
Yuta menunggu dengan tenang, pria yang sepertinya berasal dari bagian asia timur itu terkekeh dengan smirk di wajahnya.
"Yang pertama harus anda lakukan adalah merahasiakan hal ini dari pihak terkait sementara waktu".
Yuta mengernyit, "Bisakah saya bertanya alasannya, teman saya adalah korban kita bisa mendapatkan bukti lebih banyak jika dia bergabung", lelaki itu kembali dengan smirknya berdiri dan mencondongkan tubuhnya ke arah Yuta dengan pandangan meremehkan.
"Anda terlalu naif, kasus ini menyangkut hal illegal yang semestinya dapat diajukan ke organisasi putih tingkat dunia. Jangan libatkan hubungan personal dalam hal ini".
Yuta memutar bola matanya malas tidak merasa terintimidasi oleh detektif paling ahli yang bahkan pernah memecahkan hampir 23 kasus dalam kode tinggi dengan usianya yang sepertinya belum mencapai kepala empat.
"Bukan untuk melibatkan hal personal, Jikalau kasus ini tidak menyangkut sahabat saya, saya juga merasa enggan untuk turut dalam penyelidikan" Yuta duduk bersandar di kursinya melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kau kira dirimu berharga karena membawa kasus ini yah?, Jikalau bukan kau atau masalah sahabatmu pasti orang lain akan melaporkannya. sesuatu yang busuk tetap akan terkuak kedalam permukaan jika waktunya tepat, kau hanya perantara saja".
Yuta mungkin ingin meneruskan debat argumennya dengan lelaki di depannya yang mulai membereskan barangnya, Namun Yuta segera menurunkan egonya dan menyetujui persyaratan sebelumnya.
"Kita masih berada di kontrak aku sudah membayarmu dengan harga paling tinggi, sudah cukup untuk bermain-main lakukan penyidikan dengan caramu dan segera bongkar kedok mereka".
Detektif itu membuka laptopnya yang masih menyala dan menunjukkan data miliknya kepada Yuta, "Kau pasti mengenalnya bukan? aku memberikan tugas ini untukmu, kita sudah bersedia menjadi patner aku akan mengatakan rencananya di wilayahku datanglah di sini".
"Kim Doyoung?" Detektif itu tersenyum dan mengangguk mendekat kearah Yuta dan menorehkan beberapa kata ke telapak tangannya.
Yuta menatap kepergian lelaki itu meninggalkan ruangannya lelaki itu menyilangkan jari telunjuk dan tengah sekitar satu koma dua detik. Ia bergeming sesaat, bahkan sebelum pergi lelaki itu menuliskan huruf hangul beberapa kali di tangannya membelakangi cctv bahkan lelaki itu tetap membicarakan rencana mereka tanpa kehilangan fokusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming a father
FanfictionSetelah Johnny bangun dari koma panjangnya ia di kejutkan dengan bayi kecil berumur 1 bulan. Ia awalnya mengira bayi itu adalah adiknya namun faktanya bayi kecil itu adalah anaknya. hah?anaknya?. Ia bahkan tidak amnesia. Ia tidak se-casanova itu...