1. Extremely Happy

19K 1.9K 509
                                    

Ini bukan cerita yang berat banget sebenernya, tapi harus tetep ada bumbu sakitnya di awal yakan 🤣

Ramein yuk siapa tau langsung part 2 xixi

🤼🤼

"Ayang-ayangan terooosss!"

Salsa baru saja melewati meja Mira dengan langkah setengah berlari. Tapi mendengar itu bikin ia berbalik arah menghadap Mira lagi. "Punya pacar makanya," ejeknya.

Mira geleng-geleng kepala dengar ejekan yang mulai terbiasa di telinga.

"Nggak rame banget ya hari ini?" tanya Salsa, mendekat tepat ke depan Mira.

"Sore tadi rame banget, Sal. Biasalah, mau malming."

"Ada bocil dateng lagi?"

"Langganan."

Salsa terkekeh. "Pemasukan harian terbesar tuh mereka kalo malming."

"Iya, nambah-nambahin macet jalanan juga kalo gue balik."

"Makanya udah bagus kalo lo jomlo, ngurangin angka kemacetan. Gue dinner dulu. Bye." Salsa kembali berbalik, tapi baru beberapa langkah, ia teringat sesuatu. "Penampilan gue udah oke, Mir?"

Mira menatapi bosnya dari atas ke bawah. "Lo raguin diri lo sendiri? Gila, apa kabar gue?"

Salsa tidak mengindahkan hal itu, justru kembali melangkah ke Mira untuk ambil cermin di laci. "Mastiin penampilan buat terakhir kali nggak apa-apa juga. Tunangan gue orang perfeksionis."

"Gue kalo jadi dia udah syukuran sekampung kali, Sal."

"Why?"

"Dapet lo yang ... extremely gorgeous."

"Nggak ekstrem juga." Salsa tertawa pelan, kembali menurunkan cermin dan meletakkan di laci.

"Kalo liat perbedaan sama waktu lo SMA dulu dari foto-foto itu, ya ekstrem sih."

"Aura suram gitu ya, Mir?" Salsa tertawa, teringat foto-fotonya saat SMA. "Dulu gue kurus kering kerontang karena jarang makan, kayak nggak niat hidup aja."

Meski diucapkan dengan setengah tertawa, tapi Mira yakin ada kesedihan pekat di dalamnya. Salsa belum sepenuhnya lepas dari ingatan tentang seseorang meski sudah berusaha bangkit.

"Lo udah cantik dari dulu, Salsa," kata Mira jujur. "Cuma sekarang lo lebih peduli sama diri lo sendiri, aura lo terpancar jadinya, keliatan happy."

"Happy banget, bukan keliatannya lagi." Salsa menekankan kalimatnya lagi untuk meyakinkan. "Extremely happy."

Mira tertawa dengar penekanan yang Salsa gunakan.

"Bye, Mir." Salsa kembali berpamitan.

Di pintu masuk, ia sempat berpapasan dengan beberapa pembeli dan ia beri senyum ramah. Di pelataran sudah ada mobil yang Salsa yakin betul punya Hans, tunangannya. Tanpa menunggu lama, langkahnya menghampiri mobil.

"Ini aku," kata Salsa sambil mengetuk kaca mobil pelan.

Seperti yang sudah-sudah, kaca mobil turun dan Salsa lihat Hans tersenyum. Saat itu juga ia buka pintu mobil untuk naik.

"Dinner di mana, Hans?" tanya Salsa sembari merapikan rok selututnya.

"Ke apartemenku yuk. Aku mau bicarain soal pernikahan kita."

Usul yang kerap membuat Salsa menahan napas demi mengusir sesak di dadanya. Rumah, apartemen. Dua kata yang baginya masih menyisakan ketakutan. Tapi berhubung Hans bilang akan membicarakan rencana pernikahan, itu jadi penawar rasa sakitnya.

Terjebak Ex ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang