Baru sadar judul dua bab belakangan ini "Apa Kamu ..." mulu
Apa kamu udah vote?
Apa kamu udah komen satu huruf aja di sini?
Karena ... karena ......
Kalo ini rame, mau double update. Yeay🌚🤼🤼
"Seriously?"
"For real, Salsa. Siapa namanya cepet kasih tau! Mau gue santet!"
Salsa tertawa dengar curhatan Mira dari balik sambungan telepon. Ia meraih cushion sofa dan memutuskan berbaring di lantai sebentar. Dari tadi ia unboxing paket sambil duduk. Capek juga. Albert lagi ke depan buat ambil kloter kedua yang diantar Joko dari Bee Florist.
Tangan Salsa selesai menepikan satu paket berisi gaun tidur satin dan ia mendesah lelah. Apa itu cukup untuknya ya? Dulu ia rencana beli untuk teman kuliahnya yang ulang tahun. Kalau postur tubuhnya masih sekecil dulu mungkin masih muat. Tapi sekarang?
Lihatlah tali tipis di bahu gaun tidur yang tanpa lengan itu, lalu bahannya yang kentara sekali tidak akan bisa melar. Mungkin masih pas di badannya sih. Tapi pas bukan deskripsi untuk gaun tidur yang nyaman. Di mana-mana gaun tidur itu longgar biar tidak sesak napas.
Fokus Salsa kembali ke ponsel. Ia yang awalnya berbaring miring menghadap tumpukan paket yang sudah dibuka, lalu telungkup dengan dadanya menekan pada cushion. Dagunya juga bersandar di sana.
"Namanya Joko. Tapi udah jalan lagi orangnya, Mir?"
"Oh, Joko sialan!" umpat Mira lagi.
Sumpah, Salsa baru pertama kali dengar Mira sesebal itu sama orang. Tadi katanya Joko ngaku namanya Pororo. Terus karena Mira tahu si Joko cuma bercanda, jadi ia balas dengan mengaku namanya Petty. Itu loh yang suka sama Pororo lebih dari teman dan mendapati Pororo lebih kayak penguin bloon saat ketemu si cantik Petty.
Dan Joko malah ngegombal katanya cocok dengan nama Pretty ketimbang Petty. Gombalan yang segera diciye-ciyein sama semua florist termasuk para pembeli. Kebetulan toko lagi ramai banget katanya. Sekarang, Mira jadi dipanggil Pretty di toko. Lebih tepatnya Pret!
"Udah jalan tuh baru aja. You know what, Salsa?"
"Gimana, Mir? Si curut itu ngapain lo lagi?" Salsa menahan tawa. Kakinya ia gerak-gerakan ke atas sembari telungkup, itu bentuk relaksasi juga. Badannya pegel unboxing dari tadi.
"Gue cuma nyaranin dia balik pake mobil yang lebih gedean dikit biar entar sekali angkut lagi udah beres. Gue ngerti lah pasti Albert juga nyaranin itu kalo tau segimana banyak paket lo. Dia malah jawab, 'Iya, Mbak Pret, nanti saya balik pake sepeda ya biar muat paket satu aja di keranjang depan.'. Sialan banget kan si Pororo gadungan itu?"
Tawa Salsa pecah. "Itu biar dia ketemu lo terus tau, Pret—eh, maksud gue, Mir."
"Tuh, lo ikut-ikutan jadinya, Sal. Ih, kesel banget gue."
"Sorry, oke. Terus?" Jarang-jarang dengar Mira curhat tentang cowok. Biasanya curhat tentang segimana protektif si ayah sampai ke mana-mana tidak boleh sendirian, atau kalau tidur harus jam segini, segitu, banyak aturan yang bikin pusing di rumah.
"Gue jawab, itu tambah nggak muat, Mr. Pororo. Dia jawab lagi, 'Muat kok Ms. Pretty. Buat bawa Miss aja bisa saya. Ayok, ngikut ke KUA!' Sinting, kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/319263300-288-k540459.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Ex Zone
RomanceBertemu kembali dengan mantan setelah 9 tahun berpisah tidak pernah ada di bayangan Salsa, seorang pemilik Bee Florist. Mencoba move on dan menjalin hubungan dengan 3 lelaki berturut-turut nyatanya tidak berhasil membuatnya menata hati dengan benar...