30. Welcome Home

7.4K 1.2K 264
                                    

Kesiangan gengs wkwk. Maapin yak. Ini dua part dijadiin satu deh sekalian biar dimaafin 😩

Edit: ini notifnya pasti telat deh :(

🤼‍♂️🤼‍♂️

"Gue cuma berharap posisi lo saat itu nggak kayak gue, Al," kata Lano serius. "Lo tau maksud gue kan?"

Albert masih diam, meski anggukan ia berikan. Posisi Lano saat itu? Dijadikan tameng oleh Vira atas kehamilan yang disebabkan Albert. Lano memang sempat ingin bertanggung jawab meski bukan salahnya, namun pada akhirnya ditolak oleh pihak keluarga Vira.

Dan apakah Albert orang yang juga sebenarnya akan dijadikan tameng oleh Vira atas kehamilan itu? Albert tidak tahu. Yang jelas, saat Vira akan menjebak Lano dengan hubungan badan, itu tidak berhasil. Dan kepada Albert, Vira berhasil.

"Mungkin gue harus perjelas ini," gumam Albert tiba-tiba.

"Lo serius?" tanya Salsa. Untuk menyelesaikan masalah Vira saja dulu terlalu menguras tenaga. Apa Albert mau mengurusi masalah yang sudah selesai?

"Iya."

"Nanti lo ...," bisik Salsa, terjeda beberapa saat. "Lo nggak apa-apa hadapin kenyataannya lagi?"

Salsa benar khawatir akan kondisi Albert. Meski dulu ia mengaku egois karena tidak mau mengerti apa yang Albert hadapi sehingga memilih pergi, tapi sekarang Salsa paham. Maka itu ia tidak mau Albert jatuh lagi.

"Nggak apa-apa." Albert mengerti kekhawatiran Salsa. Ia kembali merengkuh pinggang Salsa dan mendekatkan padanya. Sekilas ia mengecup pelipis seseorang di pelukannya, tidak peduli jika pun banyak orang melihatinya. "Kalo hasil akhirnya tetep sama, itu anak gue, ya udah. Gue belajar nerima kenyataan itu dari 9 tahun lalu, Sal," kekehnya. "Jadi nggak apa-apa kalo gue harus denger hal yang sama berkali-kali lagi."

"Gue jomlo, gue diem." Rijal bersuara, pura-pura menguap dan menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Emang! Lo mah jomlo abadi," ejek Arif.

"Lo mending ngunyah aja, Rif, daripada berisik."

"Nih makan-makan." Lano mengangsurkan sajian di meja yang memang ada dari tadi tapi terabaikan. Kayaknya cuma Rijal yang sibuk buka toples satu per satu. "Sebelum acara fun games nanti. Nguras tenaga tuh."

"Nguras tenaga juga nggak apa-apa, Lan. Bisa isi lagi full power nanti. Kita mah udah ada partner. Aman." Arif tertawa.

"Bener lo, Rif. Secapek-capeknya gue kerja sampe habis tenaga, begitu kelonin istri udah balik ke mode 100%."

"Nggak bikin lemes malah bikin nagih. Ya nggak, Lan?"

"Yoi, nagih banget."

"Lan, istri kamu di sini loh!" Nala memukul lengan Lano dengan kesal. "Ngapain kamu ngobrolin gituan sama Arif, hah?"

Lano mengerjap, bingung mau jawab apa. "Aku cuma jawabin Arif aja, La."

"Ya tapi kan istrinya Arif nggak di sini. Kamu kalo mau ngobrolin hal kayak gitu sama Arif jangan pas ada aku dong!"

"Mampus. Tidur di luar, Lan." Albert terkekeh.

"Jangan ditiru ya buat Rijal sama Albert." Arif malah ketawa, karena pancingannya berhasil membuat Lano teraniaya istri sendiri. "Cuma buat yang profesional macam Lano."

"Nala lagi training jadi ibu kos mungkin, jadi agak galak sekarang." Albert ikut tertawa.

"Lano bucinnya udah mendarah daging gitu. Nala jadi galak juga nggak akan masalah buat dia." Salsa meraih cookies di meja setelah tawanya reda.

Terjebak Ex ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang