25. Get a Room

8.7K 1.2K 380
                                    


Setuju gak kalo get a room beneran? 🥲

Btw, 2 part lagi jadi 1, kelamaan kalo dibagi dua :(

Yok komennya biar Salsa cepet luluh 🫶🏻🫡

🤼‍♂️🤼‍♂️

"Apa?!"

"Iya, body repair, kap mesin, mesinnya, panel besar—"

"Ganti semua nggak apa-apa." Salsa mengibaskan tangan, meminta agar Albert menyampaikan pesannya ke bengkel. "Gue nggak paham hal kayak gitu. Kalo emang dalemnya hancur, ya udah perbaiki semua aja."

Albert menghela napas lelah. "Gue punya saran, lo mau denger?"

Salsa mendongak. Beberapa hari ini ia mulai terbiasa dengan kehadiran Albert. Rasanya menatap dua mata yang dulu kerap membuatnya merasa sangat dicintai, sekarang bukan hal yang sulit untuknya. Ia memberanikan diri, meski saat alarm kewaspadaan di kepalanya seolah berdenting, pada akhirnya tetap memutus pandangan.

"Saran apa?" tanya Salsa. Ia mengecek jam di pergelangan tangan. Sebentar lagi akan ada pelamar kerja yang datang. Kalau ia masih di luar begini menanggapi Albert, bisa jadi persiapannya kurang.

"Daripada biaya segitu habis buat perbaikan, lebih baik buat ganti mobil baru."

Salsa membelalak. "Lo gila?!" pekiknya.

Sama sekali tidak tahu jalan pikiran Albert. Biaya perbaikan perbandingannya sangat jauh dengan harga mobil baru. Kayaknya Albert punya kelemahan dalam perhitungan uang. Masa iya ada kata lebih baik ganti mobil baru.

"Itu saran dari gue." Albert meringis, menyadari ekspresi Salsa yang siap meledak lagi.

"Gampang banget ngomongnya," desis Salsa. "Lo kira duit tinggal metik?"

"Hadiah valentine dari gue, Sal. Lo kemarin nolak pemberian gue."

"Yang normal aja lah, Al, kalo ngasih. Astaga," keluh Salsa. Ia pusing. Ini yang kurang normal tuh pikiran Albert atau standar keuangan Salsa yang terlalu minim?

Ah, Salsa tahu sekarang. Albert bukan lemah dalam perhitungan uang. Tapi saking banyaknya yang dipunyai sampai tidak mampu menghitung.

"Yang normal itu contohnya apa?" Albert ikut pusing. Semua yang ia kasih ke Salsa serba ditolak. "Rumah, apartemen, mau?"

"Nggak waras!" Salsa hampir meraih pintu toko sebelum lengannya ditahan Albert.

"Kok bilang gue nggak waras?" Albert bingung sendiri. "Hadiah normal contohnya apa, Sal? Nanti gue cariin."

Salsa akan menghabiskan waktu tidak berguna jika tidak segera menjawab pertanyaan Albert yang kelihatan mendesak. "Nggak usah ngasih gue, Al."

"Nggak bisa gitu. Gue mau ngasih."

Tuh kan, Albert itu bebal. Jadi Salsa menjawab asal. "Lo pernah kasih gift di atas mobil gue waktu itu kan? Yang gue buang di tempat sampah. Gue nggak tau isinya apa, tapi mungkin itu contoh yang masuk akal."

"Tapi itu isinya kunci mobil."

Makin Salsa membelalak dengar itu. Ia bahkan tidak bisa berkata apa-apa lagi. "Apa?"

Albert mengangguk. "Gue kasih kunci mobil. Mobilnya juga udah disiapin sebenernya."

Salsa mengerjap, mencari letak kebohongan dalam ucapan Albert tapi tidak ketemu. Jadi ia berkesimpulan kalau Albert serius. "Ngapain lo kasih gue kunci mobil," keluhnya.

Terjebak Ex ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang