49. Sepele

7K 1.1K 389
                                    

Ejekin Albert yuk: makan tuh anything for you🗿

Komen yang ke-600 pas, mau di-tf Joko hasil jual balikin khon dhom ke minimarket karena gak kepake. Gass😂

Kemarin ada yang keciduk komen terpilih, tp sepertinya itu gak ada di instagram ya. Jadi diganti yang atas aja hadiahnya dari Mr.Pororo.

🤼🤼

"No sex. Lagi. Sampai kita menikah."

Salsa merasakan sendiri bagaimana cepatnya embus napas Albert saat ini. Detik setelah kalimatnya terlontar, lelaki itu diam total. Tak bersuara bahkan detakan di dada Albert yang menempel di bawah tubuh Salsa seolah berhenti beberapa saat. Tapi sekarang ... dentumannya seperti bisa Salsa rasakan.

Albert kelihatan sesak napas. Mukanya memerah dengan mata terpejam erat dan mendongak. Salsa lihat bagaimana otot leher itu menegang dan kaku. Kulit Salsa yang bersentuhan langsung dengan tubuh telanjang Albert jelas merasai tiap tarikan napas lelaki itu membuat dadanya naik turun dengan cepat.

Salsa jadi takut Albert kesusahan bernapas. Jadi ia berinisiatif turun, berbaring menyamping. Diperhatikannya Albert yang masih telentang tanpa melakukan gerakan sekecil apa pun. Ia wajar kalau Albert akan marah dan kesal padanya. Salahnya juga tidak memberi tahu sejak awal. Tadi pikirannya buntu, karena Albert terlalu terburu-buru dan ia cepat dikuasai gairah yang sama juga hingga apa yang ingin disampaikan seakan terlupa.

Jadi saat mendengar Albert ingin menikah secepatnya dengannya, Salsa segera sadar apa yang sedang mereka lakukan.

Sedangkan Albert, jangan ditanya bagaimana reaksinya. Kepalanya pening, serasa mau pecah. Bukan hanya kepala atas tentu saja, kepala bawah juga!

Setelah lama tidak merespons apa pun, lenguhan tertahan adalah hal pertama yang keluar dari mulut Albert. Ia masih memejam dengan tangan yang kini terangkat memijit dahi. Mendadak pening menyerbu seluruh bagian kepalanya.

Memijit dahi tidak menghasilkan efek yang banyak. Albert menurunkan tangan dan melepas gesper dengan terburu-buru. Ia meringis menyadari bahwa pusat segala pening dan perasaan luar biasa menyesakkan ternyata ada di bawah.

Sekejap, Albert berhasil melepas kancing celana. Resleting juga diturunkan dan membiarkan celana kain terbuka sedikit untuk mengurangi sesaknya. Masa bodoh dengan celana dalamnya yang mungkin terpampang sedikit.

"Salsa ...." Suara Albert seperti orang frustrasi. Susah payah tubuhnya dibalikkan menghadap samping. Kepalanya sedikit turun agar berada sejajar dengan Salsa. Mereka bertatapan.

Salsa hanya meneguk ludah susah payah. Albert terlihat kesakitan, frustrasi, seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi urung. Terbukti dari bibirnya yang terbuka tapi lalu tertutup lagi.

"Salsa," panggil Albert lagi. Suaranya masih disertai erangan. Ia mendekat ke Salsa dan menyatukan ujung hidung mereka. "Malam ini aja ya," pintanya memohon.

Salsa diam, tidak berekspresi apa pun juga.

Albert meralat. "Aku bisa penuhin. Aku janji. Tapi setelah malam ini. Sekarang lanjut dulu gimana?"

Masih, Salsa tidak menjawab.

Albert sedikit panik. Napasnya mulai gusar. Tubuhnya bergerak mendekat lagi dan tangannya membelai wajah Salsa. "Satu kali. Nggak lebih. Satu kali ini aja. Ya?" mohonnya.

Lagi-lagi Salsa tak bergerak. Hanya memandang lurus pada mata Albert.

"Sepuluh menit, nggak kayak semalem yang lama. Sepuluh menit aja. Please." Tempo bicara Albert lebih cepat. Gurat ketakutan terpancar jelas. Berkali-kali juga ia kecupi bibir Salsa, menunjukkan sebutuh apa ia sekarang ini.

Terjebak Ex ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang