56. Waktu yang Lain

13.6K 1K 299
                                    

PART INI PANJANG☺️

🤼🤼

"K-kalian pacaran?"

Di saat Salsa berusaha melepas pelukan karena dengar pertanyaan itu, Albert justru tak mengizinkannya. Masa bodoh. Albert tidak peduli orang di sekitarnya mau mikir apa. Ia butuh memeluk Salsa. Emosi yang tadi meluap sampai ia merasa sangat bukan dirinya, sekejap luruh hingga yang tersisa hanya rasa lelah dan capek. Memeluk Salsa bisa membuat semua jadi lebih baik.

"Al, lepas dulu." Salsa mulai panik. Ia melirik sekitar yang menatap mereka dengan berbagai prasangka. Ada yang kelihatan bingung, kaget, heran, tapi ada yang seolah bilang dalam hati 'udah nyangka'.

"Sebentar." Albert tak mau kalah. Ia mengeratkan pelukan.

Salsa menggigit bibir bawahnya dengan canggung. Tidak hanya dua tiga orang yang di sana, tapi bahkan lebih dari sepuluh. Beberapa ada yang sudah pakai baju kerja. Mungkin menyempatkan kemari begitu lihat potongan video dari salah satu temannya yang kebetulan menjenguk.

"Nanti lagi, Albert." Salsa masih berusaha membujuk. Interaksi yang terlihat sejak Albert keluar kamar Vira, dengan kejadian sekarang ini sudah pasti membuat mereka yakin keduanya bukan hanya teman dekat.

"Nanti udah nggak bisa. Aku harus ke kantor, kamu harus ke toko." Albert tidak mau kalah. Meski selama ini ia selalu mengalah pada Salsa, tapi tidak untuk sekarang. Pokoknya ia mau peluk Salsa. Titik.

"Masih bisa nanti, Al. Aku nggak ke toko. Di sana udah beres. Aku free. Bisa ikut kalo kamu ajak aku ke kantor." Salsa menawarkan daripada repot urusannya.

Dan kalimat tadi sanggup membuat Albert merenggangkan pelukan meski tetap tak dilepas. Ia menyangsikan kata-kata Salsa dengan kerutan di dahinya.

"Aku serius." Salsa melanjutkan, berbisik kali ini. Ia meraih lengan Albert di pinggangnya, sebelum melepaskannya. "Lepas dulu ya," bujuknya.

Albert akhirnya mengiyakan. Dengan berat hati, ia tarik satu tangannya dari pinggang Salsa. Selepas pelukan itu, Salsa justru makin canggung membalas tatapan mereka yang tertuju padanya.

Sedangkan Albert? Tetap tidak mengalihkan pandangan dari Salsa, seolah takut kalau berpaling sedetik, perempuan itu bisa hilang.

"Beneran pacaran?" Itu pertanyaan susulan dari orang yang berbeda.

Salsa menyikut pinggang Albert biar sedetik aja mengalihkan fokus ke orang-orang yang menunggu jawaban mereka. Bukan malah berdiri menghadap Salsa dan menatap intens tanpa teralih begini.

"Lo masih nanya, ck. Reuni waktu itu dateng bareng, gue juga beberapa kali mergokin mereka dinner bareng di luar. Gitu aja kok masih kaget."

"Tau tuh, ketinggalan info."

"Ya gue ngerti ada kemungkinan mereka pacaran, cuma kaget aja lihat Albert yang sebelumnya keliatan kayak mau hancurin bumi waktu marah sama Vira, tiba-tiba ke Salsa ... gitu ...."

"Fix pacaran?"

"Iya, Sal?"

Baik Salsa maupun Albert masih tutup mulut.

"Ex zone mereka." Akhirnya Lano yang jawab.

"Ap-apa?!"

"Berarti mereka pernah pacaran?"

"Dan sekarang pacaran lagi?"

Lano mengerjap, menatap Albert dan Salsa dengan bingung. "Kayaknya gue keceplosan ya?"

Albert justru menggeleng. Bersyukur kalau topik itu sudah dibuka sekalian. "Waktu SMA gue sama Salsa emang pernah pacaran," jelasnya.

"Waktu SMA?!"

Terjebak Ex ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang