40. Selesaikan yang Ini Dulu

10K 1.2K 362
                                    

Ininya yang apa ya?😩
Albert tuh suka ambigu :(

🤼🤼

"Lo tau gue paling nggak suka kalo lo kayak gini, Al. Mau apa sih? Pamer harta? Atau apa?"

"Sal, aku—"

"Ini nggak berguna banget, lo tau?"

Sungguh Albert tidak menyangka niatnya untuk membuat Salsa tersenyum justru berakhir begini. Salsa bukan hanya marah-marah dengan nada tinggi. Tapi wajahnya sampai memerah, bahkan seperti menahan tangis saking kesalnya.

"Aku minta maaf." Tidak ada hal lain yang bisa Albert ucapkan saat ini. Menjelaskan di saat emosi Salsa meluap-luap bukan keputusan yang tepat. Apa pun yang ia lontarkan akan tetap salah.

"Dengan lo minta maaf, barang-barang ini bisa balik ke penjualnya? Gitu?" Salsa berdiri dari duduknya dan menghindari menatap Albert. Hatinya terasa panas.

Albert ikut berdiri dan menghadap Salsa. Meski menatap samping, tapi ia tahu Salsa menahan kemarahan itu kuat-kuat. "Waktu itu aku nggak punya ide kira-kira apa yang bisa bikin kamu seneng. Aku nggak mikir panjang dan akhirnya checkout-in semua. Ternyata itu bikin kamu nggak nyaman, aku minta maaf."

"Lo kenapa sih sejak balik ke sini apa-apa ngandelin uang. Apa-apa uang. Lo yang dulu nggak kayak gini seinget gue."

Albert masih diam. Ia berusaha meraih lengan Salsa tapi ditepis saat itu juga.

"Gue mau balik aja, Al."

Beberapa detik mendengarnya, Albert menghela napas pelan. Ia bertanya dengan sangat lirih, hampir berbisik. "Ke mana?"

Dan meski pertanyaan Albert teramat ringan, tidak begitu efeknya bagi Salsa yang merasakan. Perempuan itu terdiam setelah membelakangi Albert karena langkahnya tadi. Ke mana?

Iya, memang ia mau pulang ke mana? Apa ada tempat singgah Salsa untuk hatinya yang sedang tidak baik-baik saja? Ke mamanya? Kalaupun iya, tidak sekarang. Salsa tidak siap.

Entah kenapa kata ke mana yang Albert lontarkan tadi membuat perasaan Salsa makin tidak menentu. Mungkin Salsa bisa ke Bee Florist, tapi berpikir tentang pekerjaan di saat hatinya sebegini kecewa, tidak akan baik untuk dirinya.

Salsa memang selalu melarikan diri ke bunga-bunga saat ada masalah. Tapi saat ini rasanya itu bukan lagi hal yang menenangkan. Tentu saja setelah ia rasakan sendiri bagaimana ketenangannya diraih saat ada Albert di sisinya.

Mau diakui atau tidak, Salsa sudah menemukan jalan pulang yang sebenarnya. Bukan ke benda, tapi ke seseorang. Dan itu Albert. Salsa tidak tahu lagi mau ke mana jika bukan Albert tempat kembalinya.

"Tolong dengerin aku dulu." Suara Albert lebih memelan, menyadari Salsa membeku dan belum bergerak. Ia berharap penjelasannya bisa membuat Salsa mengurungkan niat untuk pergi. "Sal."

Salsa berjengit merasakan sentuhan di lengannya. Ia sempat menoleh sebentar ke Albert. Ia memang membutuhkan lelaki itu, tapi rasanya berat jika mengakui hal ini sedang hatinya masih ragu dan belum begitu berani mengambil langkah.

"Lo ngejek gue ya, Al?" Bukan dengan nada marah atau kesal, pertanyaan Salsa justru disertai isakan kecil.

Albert beranjak cepat ke hadapan Salsa dan menyadari Salsa mengusap sendiri air mata yang mengalir. "Aku nggak pernah ada niat ngejekin kamu. Aku minta maaf. Aku salah bicara ya?"

Salsa mendengus. Ia memang sedih, tapi lebih ke miris dengan hidupnya yang begini. Ia sudahi aksi menangisnya meski air mata belum juga berhenti. Ia beneran ingin menertawakan hatinya yang serapuh itu. Padahal Albert pasti memang tidak berniat mengejeknya.

Terjebak Ex ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang