[[evil mafia scenario]]
19+ Elisa tak pernah setuju ibunya menikah lagi, bukan karena pria itu miskin atau mata duitan melainkan calon ayahnya itu adalah seorang mafia arogan yang begitu kejam.
Demi batalnya pernikahan, terbentuk lah misi get rid of...
"Benci ya benci gak ada kata benci jadi cinta dalam kamus Elisa."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kota Italia yang biasanya banyak orang berlalu lalang Sudah mulai sepi, bahkan toko-toko sudah tutup dengan lampu yang sudah meredup. Beberapa mobil melintas dengan perlahan, perjalanan ini cukup panjang dari pulau terpencil menuju perkotaan.
Sudah pukul satu dini hari dan Elisa masih membuka matanya dengan pandangan lurus dan kosong ke arah luar jendela mobil yang tertutup, dia tau kini Juan memandanginya, dan ia tak peduli itu.
Elisa fokuskan untuk menenangkan pikirannya membiarkan dirinya tenang tanpa harus berucap apapun pada Juan.
Setidaknya ia ingin sendiri sebentar...
Juan tak berbeda jauh dari Elisa, dia hanya diam tanpa bersuara seperti biasanya, entah apa kini isi kepalanya sampai tatapan itu terlihat sendu.
Elisa lirih Juan untuk sesaat, jas berwarna putih itu penuh noda merah, luka sayatan pada belakangnya pasti sakit, entah sejahat apapun Juan Elisa tetap merasa ini salahnya. Andai dia tidak ada Juan tak akan terluka.
"Elisa apa kau takut dengan ku?" Juan memulai obrolan dengan suara pelan.
Elisa tertawa hambar dengan senyuman ia jawab "aku tak pernah takut pada mu, yang terjadi barusan sudah ku kira sebelumnya, kau bukan orang biasa dan aku mengerti itu."
Jujur Elisa tak takut akan Juan dia hanya terkejut melihat orang-orang mati tepat di depannya dan pelakunya kini duduk di sampingnya dengan wajah menahan senyum, dia tau Juan adalah bos mafia, bos dalam artian paling berkuasa, jika anak buahnya saja sudah kejam dan kasar tentu bosnya lebih dari itu. Dan Elisa mengerti dia memahami Juan sebagai seorang petinju ulung.
"Coba berbalik," titah Elisa dan diiyakan Juan.
Pria itu berbalik dan membiarkan Elisa meraba melihat goresan panjang di punggungnya. Juan yang tadi tampak sendu kini nyengir lebar, tersenyum membuat ia 100 kali lebih tampan dengan mata sipit yang mengecil.
"Lepaskan jas mu," titah Elisa lagi.
"Untuk apa?"
"Gigit sampai tulang kelihatan!!"
"Anjrit kamu psikopat.."
"Bisa bilang gitu ya sekarang, Juanes Aku hanya ingin melihat luka mu," kata Elisa.
Juan langsung berbalik kini matanya bertemu mata Elisa "kita sudah sampai," katanya saat gerbang terbuka lebar didepan mobil sedan hitam yang mereka naikin.
Mobil berhenti, Juan turun dari mobil dan berlari kecil membukakan pintu untuk Elisa, dia tak bertanya apapun ia langsung menggendong Elisa yang membuat Elisa tercengang, yang sakit siapa yang diangkat siapa.