[[evil mafia scenario]]
19+ Elisa tak pernah setuju ibunya menikah lagi, bukan karena pria itu miskin atau mata duitan melainkan calon ayahnya itu adalah seorang mafia arogan yang begitu kejam.
Demi batalnya pernikahan, terbentuk lah misi get rid of...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari jendela kaca yang besar tampak bulan tengah melengkung sempurna, banyak bintang menghias di sampingnya, membuat siapapun yang menatapnya menyebutkan kalimat "cantik.."
Gadis dengan dress abu-abu muda bertabur permata itu menatap bulan, ia tampil cantik rambut di gerai dengan mahkota di kepala, ia juga menghias wajahnya tak seperti biasa, ia mengenakan kelap-kelip coklat dan lipstik natural dengan warna merah.
Senyuman itu makin lebar, saat ia ingat malam yang telah ia nantikan akhirnya tiba dan ya ia bahagia atas ini, sebentar lagi dia akan terikat dengan Juan, jemarinya akan memakai cincin pertunangan.
Pada akhirnya ia akan menjadi milik seseorang dan pria itu adalah cinta pertamanya.
"Cie mau tunangan.." Jennie tiba dan langsung menggoda Elisa.
"Selamat ya.." Agam ikut menimbun di situ.
"Semoga Lo cepat nyusul deh Jenn," kata Elisa memeluk Jennie sebentar.
"Ntar dulu gue mau gapai impian dulu, sebelum jefri nicole main film cerita yang gue buat, gue gak akan nikah," kata Jennie lantang.
Agam menyentil pundak Jennie dengan bercanda ia berujar "anjir lu, kemarin aja nonton drama Korea heboh bilang mau nikah."
"Kan setiap hari impian Jennie beda-beda tergantung apa yang ia tonton," kata Elisa yang membuat Agam tertawa.
"Iya juga, begitu syulit jadi Jennie."
"Agam gue cium lu ya," Jennie menyipitkan matanya.
Jennie dan Agam pun berlari kejar-kejaran meninggalkan Elisa sendirian di kamar pengantin wanita.
Elisa tersenyum kecil melihat tingkah laku dua temannya, meski agak kurang karena tidak ada Dila tapi ya udah.. semua dah terjadi.
Brak!!
Terdengar suara benda jatuh yang membuat Elisa menjadi tak tenang, ia berjalan mendekati sumber suara.
Rasanya agak merinding ia sendirian di sebuah ruang yang begitu luas, penghias pengantin bahkan sudah pergi entah kemana. Jennie dan Agam juga sudah tak terlihat mata lagi.
Elisa buang napas ke udara, sudah lah dia anak motor malu takut begituan, ia berjalan mencari asal suara.
Semakin dekat...
"Dogi."
Elisa tersenyum lega ia takut tanpa alasan itu ulah kucingnya yang menyenggol vas bunga, dasar si Dogi.