BAB 19

2.8K 269 10
                                        

#19
Aku mencintaimu

"Sebuah rasa harusnya hilang jika sering di abaikan, bukan seperti ini semakin besar."

"crazy girl"

Juan berteriak saat satu bantal melayang mengenai kepalanya.  Dan yang di teriaki melotot dengan kaki menjuntai ke lantai.

"Cowok kampret!!"

Juan menyapu tengkuknya dengan raut datar. Ia kini berdiri di depan gadis dengan mata berkaca-kaca yang tak henti meneriakinya.

"Kau telah menghancurkan hidup ku," Elisa berujar dengan air mata menetes.

Rasanya ini sakit, lebih sakit dari belati yang menggores dadanya dulu, ia kira semuanya akan membaik, doanya di kabulkan. Tapi kenyataannya, realita tak seindah yang di kira, Elisa masih membencinya.

Dari binar matanya Juan tau, malam yang baginya seakan di surga adalah neraka bagi Elisa. Bukan dia yang di harapkan, dan harusnya ia sadar. Tapi ego-nya begitu besar dengan pemikiran kuat "Elisa sudah mulai menyukaiku.." padahal kenyataannya itu sangat berbeda, Elisa hanya memandang Juan layaknya permen karet yang menempel pada kemeja harus di lepaskan agar tidak menggangu.

Jemari itu mencoba menyapu air mata Elisa namun gadis itu tepis dengan raut kesal, "semalam adalah kesalahan, sama hal nya aku mengenal mu."

Deg!! Kata itu benar-benar menusuk jantung "Bagi mu semalam adalah kesalahan tapi bagi ku itu adalah impian, mengenal mu bukan kesalahan."

Elisa langsung menyela "impian??" Elisa tertawa hambar "apa impian mu tidur dengan gadis SMA?? Atau calon putri mu sendiri??"

Gadis dengan raut sedih itu mengacak rambutnya prustasi, dia bingung apa mau Juan sebenarnya, kenapa dia mempermainkan hidupnya, jika dia ingin menikahi ibunya kenapa harus begini.

Terlihat jelas Juan tidak menyukai ibunya, karena kalau suka dia gak akan menjadi kekasih sebulan calon anaknya.

Sempat mengidolakan mafia jahat ini Elisa tau Juan sangat teliti dan cermat dia tak akan melakukan apapun jika tidak menguntungkannya.

Jika ia tidak menyukai ibunya, lalu keuntungan apa yang ia inginkan dari keluarganya?

Kekayaan?? Tapi Juan cukup kaya so itu gak mungkin.

Status sosial?? Itu juga terdengar tidak mungkin karena Juan tak suka mencolok, andai ia ingin itu sudah lama dia muncul ke permukaan.

Juan menarik kaki Elisa hal luar biasa yang membuat gadis itu tercengang. Dia elus luka di kaki Elisa, sesekali Elisa meringis karena luka itu semakin sakit.

Pria dengan kaos hitam itu mengambil kotak obat dan kembali mengoles salep "sekarang kau boleh lanjut marahnya, nanti kalau ada apa-apa jangan lari lagi, luka mu semakin bengkak nanti. Dan lagi nomor telepon ku sudah ada di ponsel mu dengan nama Juan aku tak ingin menulis daddy atau sayang karena mungkin kau akan merasa tidak nyaman."

Lollipop 1 [[TERBIT]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang