BAB 31

2K 228 50
                                        


#31
Rasanya sakit

"Andai hati ini kaca mungkin sekarang sudah remuk tak bersisa."

"Semua taktik yang merugikan diri sendiri itu, jika boleh disebut dengan satu kata, itulah cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua taktik yang merugikan diri sendiri itu, jika boleh disebut dengan satu kata, itulah cinta." Elisa membaca kalimat novel Padang Bulan, Andrea Hirata.

Ia terdiam sejenak memandang ribuan buku yang tersusun di rak, berapa lama ia sudah di sini??

Beberapa novel dan buku pelajaran telah berjejer di sisi kanan yang itu artinya sebanyak itu sudah Elisa baca.

Hembusan nafas keluar dari mulutnya, ia pijat pelipisnya, ini bukanlah salahnya tapi kenapa ia yang lari? ini bukanlah gayanya. Bertindak bagai pecundang tak pernah ia lakukan.

Dan bagaimana sekarang??

Ia duduk sendirian, mencoba mencari kesibukan, mencoba baik-baik saja, siapa yang ingin ia tipu??

Jika bukan dirinya sendiri...

"Elisabet..."

Jennie duduk dengan sekantung permen, ia pandangi Elisa dengan raut bertanya, gadis itu mendadak penyendiri, membaca buku di perpustakaan menjadi kesibukannya akhir-akhir ini.

Biasanya mereka selalu bersama, sepulang sekolah mereka juga pergi barengan macam-macam tingkah gak normal mereka lakukan, contohnya saja seminggu sebelumnya mereka ke mall beliin Agam baju dinas padahal kan dia Lanang.

"Ko Lo menghindari gue sama temen-temen??" Jennie berujar pelan dengan raut kesal.

Jennie menarik buku yang kini Elisa baca, bisa-bisanya ia di kacangin. Elisa pun menoleh dengan raut mengerut "gak apa-apa cuman mau belajar lagi aja.."

"Elisa lo udah pinter ngapain belajar, gak usah bohong," pekik Jennie.

Bertahun-tahun mereka saling kenal, kalau dah diam-diam begini pasti ada hal yang salah, ibaratnya nih kalah kata emaknya Jennie gak ada asap kalau gak ada api.

Jemari gadis itu mulai memainkan pensil, ia lirih sekeliling, ini jam-jam biasanya para kutu buku belajar. Di pojok dekat jendela selalu ada pria berkacamata tebal yang membaca buku sejarah dunia dan di dekat mejanya sekarang biasanya juga ada 2 adik kelasnya yang tekun dan agak cupu. Tapi kini perpustakaan yang ramai hanya ada ia dan Jennie, bukankah ini aneh..?

Perasaan Elisa makin tak enak, dan benar kemalangan tiba, gadis berparas cantik dengan rambut coklat mulai menghampirinya.

"Dila.." sapa Jennie yang tak tau apapun.

"Gue minta maaf sa," kata Dila dengan lingkaran hitam di bawah matanya.

Dila mengulum bibirnya, gadis lugu itu duduk di lantai dengan tangan memohon pengampunan. Melihat Dila sekarang hanya melukai hatinya, rasa ini masih terasa sakit.

Lollipop 1 [[TERBIT]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang