[[evil mafia scenario]]
19+ Elisa tak pernah setuju ibunya menikah lagi, bukan karena pria itu miskin atau mata duitan melainkan calon ayahnya itu adalah seorang mafia arogan yang begitu kejam.
Demi batalnya pernikahan, terbentuk lah misi get rid of...
"Kegelapan tak akan bertahan lama, matahari akan tiba sesuai waktunya."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti hari biasanya ia susuri lorong sekolah dengan tubuh tegap. Ia tidak seburuk yang terpikirkan, emang, tujuannya ke sekolah adalah Elisa, tapi Juan tetap melakukan tugasnya sebagai kepala sekolah.
Seluruh murid tersenyum dan ada juga yang membungkuk hormat, Juan tak sedingin yang terlihat saat jadi mafia. Ia 1000 kali berbeda, pria itu tersenyum ramah dan sangat sopan.
"Pagi Bu Ani.."
Ia tak ragu menyapa ibu guru yang sedang menyiram bunga mawar yang terkenal sangat-sangat angkuh, ia juga menyapa murid-murid.
"Eh Udin udah lahir adik ke 10 mu??" Dia menyapa salah satu muridnya yang memiliki gigi maju.
"Eh bapak yang ke 12."
"Oh maaf bapak lupa."
Jika melihat Juan seperti ini tak akan ada yang tau kalau ratusan orang di sekolah tak lebih banyak dari yang telah ia habisi.
Pria yang tampak hangat adalah psikopat gila, ia paranoid yang sangat mematikan. Dia penipu paling handal..
"Acha gak bawa bekal lagi," Juan tersenyum pada murid berkerudung putih dengan smirt manis "nih makan bekal bapak, di habiskan ya, biar kamu bisa jadi dokter seperti mau mu."
Begitulah interaksi sosial pria itu, dia begitu peduli dan memiliki image baik, bahkan orang-orang menyebutnya malaikat tak bersayap.
Tapi kenyataannya...
"Sial, padahal itu buatan koki ku sebelum jemarinya ku potong-potong dadu," batinnya seraya pergi meninggalkan Acha dan kotak bekalnya.
Dia adalah iblis dengan ratusan wajah.
"Juan.."
Andre memangil dengan suara serak yang membuat Juan membalikkan punggungnya dan menghadap pria itu.
"Ya.. ada apa," dia menyahut dengan raut wajah tersenyum.
Lorong yang ramai orang berlalu lalang kini terkesan menyeramkan, hawa dingin seakan menyelimuti kedua orang ini.
"Bajingan!!" Andre berlari kearah Juan.
Bruk!! Juan mendapatkan satu pukulan di perutnya yang membuat ia membungkuk mundur dengan rintihan kecil.
"Aku tau segalanya, kau kira kau berhasil, Elisa tetap akan di sisi ku," Andre berujar lantang.
Semua orang membuat lingkaran banyak yang mencoba untuk melerai tapi Juan memberi isyarat agar tak ada yang ikut campur, karena ingin menghormati Juan semuanya pun diam, bahkan si Udin yang terkenal bermulut besar mendadak bungkam.