BAB 5

4.7K 410 30
                                    

#5
Peluk aku agar tenang

"Sendirian, kira ku sebelum sadar punya rumah dalam bentuk sahabat."

Malam ini rasanya sama seperti kemarin langitnya terang dengan hawa dingin menyelimuti ibukota Jakarta, kemarin malam dunia baik-baik saja semua terasa damai tapi malam ini dunia Elisa telah hancur, tak ada lagi kedamaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam ini rasanya sama seperti kemarin langitnya terang dengan hawa dingin menyelimuti ibukota Jakarta, kemarin malam dunia baik-baik saja semua terasa damai tapi malam ini dunia Elisa telah hancur, tak ada lagi kedamaian.

Di sebuah perumahan di pondok indah dengan bangunan rumah bernuansa putih Elisa duduk dalam sebuah ruang tamu nan besar di rumah itu.

Di sebuah perumahan di pondok indah dengan bangunan rumah bernuansa putih Elisa duduk dalam sebuah ruang tamu nan besar di rumah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elisa sekarang menangis keras di pelukan Jennie sahabatnya, di sana juga ada Nadila Bardy salah satu sahabat Elisa. Seorang model, selebgram dan tiktokers.

"Elisa gue bawa banyak permen stroberi, mangga, apel dan nanas, Lo jangan nangis," cemas Dila.

Elisa tersenyum kecil dan memeluk Dila bersamaan Jennie. Entah bagaimana ceritanya bila tak ada dua beban keluarga ini, tak ada Jennie tempat memeluk dan tak ada Dila tempat cerita, mungkin akan sangat hancur.

Rumah Jennie yang begitu megah saat ini sepi selain 2 artnya tak ada lagi orang di rumah 2 lantai itu, ayah Jennie sedang dinas di luar kota dan ibunya sudah meninggal lama.

"Gue mau permen mangga," rengek Elisa.

Dila buka bungkus permen dan memasukkan pada mulut sahabatnya, gadis itu selalu dingin dan ini kali pertama dia menjadi manja, Dila tak mengerti bagaimana bisa seorang super Hero yang kuat bisa menangis, hal gila apa yang menimpanya.

Dila adalah si lemot yang kurang tanggap. dia langsung beranggapan Elisa menangis karena permen mangga habis di Alfamart depan komplek.

"Tenang gue kaya ko, gue bisa beli toko permen untuk Lo jadi jangan nangis lagi," kata Dila lagi.

Elisa tersenyum kecil "Lo bodoh banget sih."

Dila tertawa membalas sentilan Elisa"akhirnya Lo tersenyum, gue harap pantat Lo gak buluan karena tersenyum setelah menangis."

Jennie ikut tertawa seraya melepaskan pelukan mereka. "Aelah.. pantat dia mah kinclong apa itu buluan?"

Setelah situasi lebih tenang Jennie memasang mimik serius, ia lepaskan peluknya dan di tatap mata sahabat itu "Elisa, kenapa? Jelaskan?"

Lollipop 1 [[TERBIT]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang