Lollipop
🖤"Mari bercerai..."
"Cerai?"
Elisa yang semula bersemangat terduduk di tempat, air mata yang tak pernah gugur, terjun turun dari kelompok sendu. Pria yang berjanji tak buat dia menangis menjadi orang yang membuat ia bersedih.
Juan katakan kalimat yang enggan Elisa dengarkan, kalimat jahat yang membuat dia sangat-sangat tak manusiawi. "Kau mencintai ku." Elisa tegaskan kalimat itu.
Juan tersenyum sinis menyebat sebilah rokok tanpa menulih. Segak penting itukah Elisa? Kenapa Juan harus se egois ini? Kenapa Juan tega setelah semua yang mereka lalui.
"Aku tak ingin jadi mafia lagi, aku ingin memulai keluarga hanya kamu, Anak-anak dan aku."
"Kita akan bahagia bersama."
"Aku akan mati bila kau pergi."
Kata yang selalu Juan bisikan selalu Elisa ingat, segampang itu dia bilang dengan tampang tak berdosa. Elisa di matanya apa? Apa kalimat barusan hanya kebohongan.
Elisa ambil segelas kaca di meja dengan semangat berapi-api, Elisa hantamkan ke kepala Juan. "Bangsat!!!"
Beruntung kaca itu berbahan plastik selain memantul tak ada yang terjadi. Juan menatap sinis rokok yang dia debat jatuh ke lantai. Elisa meraih rokok yang jatuh, juga melempar benda di tangannya. Wajah tirus menatap maju sekitar satu kilan dari wajah tengil yang menatap sinis dari bangku.
"Kau kira semudah itu mengusir ku." Elisa berkata dengan penekanan setiap katanya.
Juan menatap dingin dia bilang "kau bego atau emang Tuhan gak taruh otak di kepalamu!"
Elisa terkekeh kaget, senyuman miring terukir sinis. "Kalau aku bego, kamu lebih bego. Ngapain nikahin cegil kek aku ini."
"Hilap!"
Elisa membara, emosi tak terbendung bukan air mata yang dia jatuhkan tapi makian kasar "kamu pikir aku babi."
"Bukannya spesialis."
"Susah ngomong sama orang gak ngerti bahasa manusia."
Juan yang kini emosi "maksud mu apa!!"
"Kamukan anjing!"
Juan menjambak rambut Elisa sampai gadis itu meringis keras. Elisa tak diam dia jambak rambut pria itu tak kalah keras. "Cowok kutu kasur, anjing siluman, keong racun, dedemit gua setan. Bangsat!!"
"Kamu lepasin gak!!" Juan berujar makin keras.
Elisa jatuhkan rokok yang dia pegang yang membuat Juan refleks melepaskan jambakannya karna kalau tidak kakinya kena putung rokok yang masih nyala. "Gak ada otak fiks!" kata Juan.
Elisa injak rokok itu dengan kaki yang tak beralas, wajah tengil kini Elisa ukir tawa yang tadinya tak ada dia lukiskan dengan raut tak di kira.
Juan menarik kaki Elisa dia menyelamatkan gadis itu dari luka bakar Juan juga dudukan Elisa di sisinya. Segera lepas jaketnya dan membungkus luka.
"Kau mungkin bisa melupakan ku, tapi tidak tubuhmu."
Juan menatap Elisa dia terhenti dari hal-hal yang sekarang dia buat. Raut tak berekspresi tak bisa di artikan jelas. Dia kaget tidak Elisa sendiri tak tahu pasti. Juan berekspresi sama seperti waktu belakangan ini.
"Ku beri kau waktu 1 tahun, jika aku masih tak mencintaimu mari berpisah."
Elisa tersenyum yakin "kau akan kembali mencintai ku, bahkan lebih besar lagi."
Cinta?
Rasa yang pudar di makan waktu, ilusi bodoh yang membuat empunya gila, cinta tak semanis kala di ucap. Cinta lebih menyebalkan dari sebatas satu kata.Untuk apa hati di buat jika hanya di hancurkan dan di khianati, sampah plastik lebih berguna dari hati yang rusak tak bisa utuh lagi.
Cinta...
bisakah rasa itu kembali setelah lama pergi?[ see you Lollipop bagian 2]
![](https://img.wattpad.com/cover/317844564-288-k680599.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lollipop 1 [[TERBIT]]
General Fiction[[evil mafia scenario]] 19+ Elisa tak pernah setuju ibunya menikah lagi, bukan karena pria itu miskin atau mata duitan melainkan calon ayahnya itu adalah seorang mafia arogan yang begitu kejam. Demi batalnya pernikahan, terbentuk lah misi get rid of...