~★01★~

764 40 44
                                        

🌧️My Rainbow🌈

...

Jaemin sengaja duduk pemuda yang sedari tadi melamun dan memperhatikan mata kuliah yang sedang dibahas oleh dosen yang sangat banyak berbicara, ia pun sesekali melirik ke sampingnya yang khidmat mendengar ocehan dari dosen Lee.

Karena saking tak memperhatikan sekitar, diam-diam pula Jaemin mengambil gambarnya dan tersenyum melihat hasil foto yang ia ambil tanpa sepengetahuan orangnya.

Pelajaran pun usai dan Jeno pun membereskan buku-bukunya dan ingin mengambil tas yang berada di samping kanannya.

Ia menoleh dan terkejut melihat seseorang yang ada di sampingnya dengan menatapnya, lalu ia mengambil tasnya tanpa memperdulikan orang tersebut.

Jaemin hanya tersenyum melihat Jeno terkejut melihat ada dirinya di samping tempat duduknya yang kosong. Ia masih ditempat duduknya yang masih memperhatikan Jeno sampai melamun membayangkan hal-hal yang membuat hatinya berdegup karena pemuda manis tadi.

Jeno sudah pergi sedari tadi dan menyisakan Jaemin yang melamun di kelas, sampai seseorang menepuk pundaknya lalu memanggil namanya.

"Hey! Jaem, are you okey bro?" Tanyanya, baru datang ke dalam kelas temannya lalu menghampiri Jaemin.

Lamunan Jaemin pun buyar dan ia kembali sadar, dengan kebingungan ia mencari sosok pemuda manis tadi yang duduk disampingnya.

"Lo kenapa sih Jaem, dari tadi gua panggilin kaga nyaut-nyaut nih anak!" Mulai kesal.

"Rik, lo liat kaga si manis pergi kemana?" Tanyanya, dengan menatap wajah datar milik temannya itu.

"Hahh! Siapa?" Mengerutkan keningnya.

"Itu si-- aduh, bego banget gua. Belom nanya namanya siapa njir!! Gua cari dulu dah!" Beranjak pergi begitu meninggalkan temannya yang kebingungan.

"Ehh-- Jaem, lah emang dia udah tahu itu orang lagi dimana. Tapi nih anak lagi bahas siapa sih??" Bingungnya, dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan berlalu pergi ke kantin.


***

Jeno dan Renjun sekarang sedang berada di taman belakang kampus, mereka memang ada disana jika kantin sudah penuh dengan lautan manusia.

Tak lama tiga orang berjalan kearahnya mereka yang sedang duduk menikmati makanan yang Renjun bawa, ia memang suka sekali membawa bekal makanan karena tahu kantin kampus sangatlah ramai dan tak mungkin juga harus menunggu kantin sepi untuk makan siang.

"Hey yooo, listen up!! Guys lihat aku bawa apa!!" Ujarnya berteriak dengan membawa cemilannya.

Jeno dan Renjun menoleh mendapatkan trio bemo datang.

"Oh, astaga. Jangan lagi manusia semangka itu yang harus datang kemari!!" Agak muak Renjun dengan Mark.

"Alow! Boy rich here, ada yang mencariku atau merindukanku?" Tanyanya yang baru tiba.

"Engga ada!" Jawab Serentak dari noren.

Pemuda tinggi yang dekat dengan Chenle hanya bisa menepuk pundaknya, berharap sabar dengan kedua orang itu.

"Mark, bisa kaga lo jangan bawa-bawa tuh buah kemanapun. Sebucin itu kah lo sama buah itu, astaga!" Renjun menundukkan kepalanya karena sudah tak kuat lagi dengan ini semua.

"Memangnya tidak boleh, kepsek Na saja membolehkan aku membawa buah ini. Kenapa kau yang kesal." Ucapnya dengan wajah tak berdosa.

"Argh! Sudahlah, aku ingin menghirup udara bebas. Minggir!" Ujarnya pada duo bocah yang menghalanginya jalannya.

"Jen, Renjun kenapa sih? Marah-marah Mulu, apalagi kalo gua bawa ini buah." Tanyanya pada Jeno.

"lo mau tahu kan Mark! Renjun cemburu kalo lo masih bawa-bawa itu buah kemana aja jadinya, dia kesel deh." Ucapnya dengan menyedot minumannya.

"Oh gitu, makasih Jen udah kasih tahu. Gua nyusul Renjun dulu deh!" Dengan memberikan buah itu pada Jeno.

"Astaga, berat sekali! Kalian berdua masih mau berdiri disana, hahh!?" Melihat dua bocah itu yang belum duduk.

"Ini, kalian habiskan saja. Jika menunggu yang punya keburu basi nanti." Dengan kembali memakan makanannya.


***


Jaemin mengitari lorong kampus dan sudut kampus untuk mencari pemuda manis itu.

Lelah karena tak menemukannya, ia pun membeli air mineral dan duduk sebentar di taman belakang kampus yang lumayan luas dan banyak mahasiswa disana yang berlalu-lalang. Namun, mata elang Jaemin menangkap sesosok yang ia cari sedari tadi.

Tak butuh waktu lama, Jaemin menghampiri pemuda itu dengan sendirian di belakang taman.

"Apakah ia tak mempunyai teman, jadi ia menyendiri disini." Pikirnya.

Ia pun duduk disampingnya dengan sampai Jeno tak menyadari ada seseorang yang duduk di dekatnya.

"Hey, kenapa kau berdiam diri disini?" Tanyanya tiba-tiba.

Jeno yang mendengar itu pun terkejut bukan main, ia sampai tersontak dengan suara seseorang disampingnya.

"AaHh! Astaga, kau ini siapa? Tadi kau dikelas, sekarang sudah ada disini?! Apa kau hantu, tiba-tiba muncul lalu mengejutkanku." Mulai menjauhi Jaemin.

"Hey-heyy!! Dengar, aku bukan hantu tapi manusia. Apa aku belom kenalan denganmu." Tersenyum simpul dengan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Aku anak baru, pindahan dari California. Jaemin, Na Jaemin. Bisa dipanggil Jaem kalo bisa sayang juga boleh!" Ujarnya.

Jeno terkejut dengan ucapan dari pemuda didepannya ini.

Lalu ia membalas jabat tangan darinya.

"Jeno, Lee Jeno. Bisa dipanggil Nono." Balasnya.

"Duh, manis plus cantik. Kalo senyum pasti bertambah manisnya sama cantiknya ini!"

Jaemin berhasil berkenalan dengan pemuda manis ini, meski harus dikerumuni oleh para warga kampus di sepanjang lorong kampus waktu mencari Jeno.

Selanjutnya, langkah apa lagi untuk lebih dekat dengan si manis Jeno agar Jaemin bisa memilikinya.

--oo0O0oo--


To be continued...

My Rainbow | JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang