...Felix menghampiri Jeno yang terlihat duduk di salah satu bangku taman belakang kampus, tampak Jeno hanya terdiam diri di sana dengan sendirian.
Dengan lega setelah menemukan Jeno disana, Felix pun menghampiri Jeno yang terlihat murung menundukkan kepalanya.
Felix berjalan dengan langkah besar-besar ke arah Jeno, ia hanya memastikan Jeno baik-baik saja setelah terlihat ada masalah dengan Jaemin.
Dia pun mendudukkan pantatnya di samping Jeno yang terus menunduk lesuh.
"Mau cerita Jen?" Sontak Jeno menoleh ke sampingnya.
Dengan termenung, ia berpikir sebentar untuk mengatakan masalah ini pada Felix. "Ga perlu sekarang juga gapapa kok Jen, gua ga maksa lu buat cerita sekarang." Ucap Felix, mengerti akan perasaan Jeno.
Jeno menggeleng kecil. "Gua boleh nginep di apartemen lu lix?" Tanya Jeno.
"Ya ampun, ofc Jen. Mau seminggu? Gapapa kok ahaha." Balas Felix dengan sedikit candaannya.
Jeno pun tertawa. "Boleh kalo sebulan, ahahaha." Felix semakin tertawa dengan seruan Jeno.
"Boleh, tapi nanti gua tendang lu dari lantai 10. Btw masalah Jaemin lagi?" Tanya Felix dengan memastikan masalah Jeno.
Jeno pun mengangguk mendengar pertanyaan Felix. "Huftt.. yang satu udah kelar tinggal pusat masalahnya yang belum kelar-kelar." Gumam Felix dengan Jeno terkekeh geli.
Disisi lain, Jaemin hanya bisa berdiri dari kejauhan melihat Jeno dengan Felix saling mengobrol.
"Susah ya buat nyadarin orang yang kita suka biar suka balik, tapi itu juga tantangan lagi buat kita. Semangat Jaem, untung orangnya Jeno bukan orang lain. kasi waktu lagi Jaem, dia lagi bimbang aja sama perasaannya." Ucapnya lalu menepuk pundak Jaemin sebelum pergi.
Jaemin menoleh ke arah Haechan pergi, lalu menatap lagi ke arah Jeno. "Apakah iya Jen? Aku sudah bilang padamu, aku akan menunggu beberapa tahun lagi untuk mendengar balasan darimu tapi tidak dengan menghindari aku terus." Monolognya, dengan menghela nafas berat ia pun pergi dari sana.
Selepas mata pelajaran terakhir, dosen pun menyudahi kelasnya dengan pamit lalu disusul para mahasiswa di dalam kelas tersebut ikut keluar dari kelas.
"Let's go bestii~" ucap Felix dengan langsung menggandeng lengan Jeno.
"Sabar weh." Balasnya singkat.
"Gimana kalo kita sekalian party kecil, kan lu udah ga pernah main ke apartemen gua sejak dari dua semester." Usulan Felix pun membuat Jeno langsung merasa menyesal.
"Ga usah ngerasa bersalah, itu hal yang wajar kok. Ayo kita keluar." Ajak Felix dengan mengeret Jeno.
Dengan berjalan sepanjang lorong kampus hingga lantai dasar kampus, Jeno dan Felix saling mengobrol asik hingga sekitarnya tak dihiraukan oleh mereka.
"Jeno, Felix!" Panggilnya.
Keduanya pun menoleh bersama. "Ohh, njun kenapa?" Tanya Felix dengan melirik ke Jeno.
"Ehmm, gua.. mau ngobrol bentar sama Jeno." Felix pun langsung ber-oh ria
Felix pun menatap Jeno dengan mengiyakan ia harus menyelesaikan masalah antar dua sahabat ini, Jeno melempar tatapan ragu namun Felix mengangguk untuk yakin dengan cara mengobrol satu sama lain bisa terselesaikan masalah mereka.
Jeno pasrah melihat Felix melotot saat ia ingin menggeleng, langsung saja ia mengangguk mengiyakan ucapan Renjun untuk berbicara berdua.
Renjun sedikit lega dengan tersenyum sebisa mungkin di depan Jeno, ia pun berjalan lebih dulu.
![](https://img.wattpad.com/cover/307615811-288-k732757.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rainbow | Jaemjen
Фанфик[Completed] "karena aku hujannya, kamu mau tidak menjadi pelangi setelah aku turun?" -Njm Hanya menceritakan tentang seorang pemuda pengagum hujan dan pemuda manis dengan segala kesederhanaannya. Yang ingin membaca Bonchap My Rainbow, bisa dicek lin...