~★09★~

190 16 6
                                    

_hanya.penumpang©_

🌧My Rainbow🌈

...

"Jen!"

"Iyaa, kenapa Jaem?" Dengan menghampiri Jaemin yang berada di ruang tengah.

"Aku pulang dulu, lain kali aku akan menginap disini" dengan menepuk-nepuk lembut rambut Jeno.

"A-ahh. Ba- baiklah, ayo aku antar sampai depan" dengan mengambil Hoodienya.

"Tak perlu Jen, kau di rumah saja ada Sungchan. Tadi ia menawarkan dirinya mengantar ku sampai depan, aku pulang dulu ya Jen" dengan mencondongkan tubuhnya ke Jeno karena Jaemin sedikit tinggi dari Jeno, lalu ia mencium kening Jeno.

Pipinya bersemu merah karena perilaku yang Jaemin lakukan padanya. "O-oh, baiklah, hati-hati dijalan!" Dengan menunjukan senyum eyes smile.

"Iya, Jen. Sudah sana masuk ke kamarmu, baru aku akan pulang!" Ujarnya, lalu tak butuh lama Jeno langsung pergi ke kamarnya.

Senyum dan kekehan dari mulut Jaemin keluar melihat Jeno berlari kecil ke kamarnya begitu menggemaskan. Ia langsung pergi keluar dan Sungchan menunggu dengan bersandar di dekat gerbang besi yang berkarat.

"Sudah kah, acara ekhem! Bermesraannya. ahahaha" ujarnya menggodai Hyung kesayangannya.

"Sudah. Ayoo! Aku ingin berbicara lebih banyak lagi denganmu uchan!" Dengan merangkul Sungchan.

"Ahahaha, baiklah!"

***

Jeno sedang bersiap-siap untuk beranjak tidur, tadi ia sempat mengecek kembali tugas-tugas yang mungkin saja belum ia kerjakan tapi untungnya semua tugasnya sudah beres. Saat ingin menarik selimut tiba-tiba pintu kamarnya diketuk.

"Masuk!"

Kukira Sungchan yang sudah kembali dan ingin berbincang tentang kemarin.

Nyatanya Beomgyu yang masuk, penampakan adik bungsunya ini berpiyama warna biru terang dengan gambar beruang dan satu, ia menggendong salah satu boneka kesayangannya yang tak mau lepas jika sudah mau beranjak tidur.

"Kenapa? Kemari lah, gyuie kenapa? Kenapa masih belum tidur, hmm?" Ujarnya dengan menepuk-nepuk sisi ranjangnya untuk Beomgyu duduk.

"Kak!"

"Iya kenapa? Ada apa gyuie?" Jeno langsung menghadap ke Beomgyu.

Beomgyu yang sudah di depan Jeno, tiba-tiba ia langsung masuk ke dekapan Jeno dan semakin erat pelukannya. Ia bingung kenapa Beomgyu tiba-tiba seperti ini, tak biasanya.

"Gyuie sayang, kenapa?" Tutur Jeno lembut, mengajak Beomgyu berbicara karena ia hanya mengeratkan pelukannya setiap Jeno menanyakan kenapa.

"Kak, gyuie kangen buna! kapan Buna pulang kak" tanyanya, kali ini ia menunjukkan wajahnya yang berkaca-kaca dan sebentar lagi akan turun dari kelopak matanya.

"Hey, kangen ya sama buna. kamu mau tahu berita baiknya?"

"Apa kak!" Pelukannya langsung melonggar dan antusias menunggu jawab dari Jeno.

"Berita baiknya. Buna udah bisa pulang besok, yeaayy seneng engga!?"

Mata sendunya langsung berubah menjadi binar. "Waah! Beneran kak, asik buna pulaaang. Makasi Kaka, gyuie sayang Kaka Nono!" Dengan mencium pipi kanan Jeno.

"Kak uchan tidak disayang?"

"Sayang sih, tapi kak uchan nyebelin kak. Suka ngusilin gyuie, gyuie ndak suka!" Langsung wajahnya menjadi cemberut.

Jeno terkekeh melihat tingkah adiknya yang menggemaskan ini, lalu ia menarik selimut kembali.

"Sudah kita tidur, besok pagi bantu Kaka ya di dapur." Titahnya dengan dibalas anggukan kecil dari Beomgyu.

"Iyaa kak. Asiik tidur bareng Kaka!!"

"Heheh, langsung tidur atau bercerita?"

"Berceritaaa!" Dibalas antusias.

"Oke, Kaka punya satu cerita yang Kaka ingat betul saat ayah kita masih ada. Gyuie harus bangga punya ayah yang sangat berani dan tangguh" ujarnya dengan mengambil posisi berbaring yang nyaman.

Beomgyu juga mencari posisi nyamannya dan tak lupa harus memeluk boneka beruangnya yang tak lepas dari genggamannya.

Ia antusias mendengar cerita dari Jeno sampai tak sadar ia terlelap dalam tidurnya, Jeno sesekali merapikan selimut untuk menutupi tubuh adiknya karena sekarang sudah memasuki musim dingin takut adik kesayangannya sakit.

Tak lama ia menyusul sang adik yang sudah berkenala di dalam mimpi.


***


Sementara Jaemin dan Sungchan tengah duduk-duduk di depan toserba yang agak jauh dari rumah.

Mereka hanya mengobrol sembari meminum kopi hangat menemani mereka di malam yang mulai dingin, untungnya Sungchan memakai jaket sebelum keluar.

"Ah, ngomong-ngomong. bunamu kemana chan? Sedari tadi aku tak melihatnya, kemana beliau?" Tanyanya sambil menyeruput kopi hangatnya.

"A-ahh, buna.. kemarin terjadi insiden yang mengharuskan ia dibawa ke rumah sakit. Ia mengalami pendarahan di bagian belakang kepala dan.. " suara Sungchan seperti tercekik karena ia tahu tentang satu hal tentang ibunya.

"Dan apa Sungchan!" Tiba-tiba membuyarkan lamunan Sungchan.

"Ti-tidak, lupakan saja. Cuma hanya ada beberapa luka kata dokternya hyung" alibinya. semoga ia percaya, semoga ia percaya!!

"Ah, begitu!" Dengan menyeruput kopinya lagi.

"Lalu dimana buna dirawat Sungchan?" Sahutnya lagi.

Deg

'jika kukasih tahu, maka ia akan menanggung semua biayanya. Aku tak suka dibebani oleh kasihani dari orang, termasuk orang di depanku ini'

"chan, Chan! Sungchaan! Astaga, kenapa kau melamun hey. Aku menanyakan dimana buna dirawat?" Tanyanya lagi.

Dengan terbata-bata Sungchan bicara. "D- di ru- rumah sakit ***** Hyung, dekat restoran aku kerja" jawabnya. Bodoh kau chan!

"Kau bukannya sekolah! Kenapa bekerja? Astaga Sungchan, sudah nanti semua biaya rumah sakit buna dan sekolah mu dan juga Beomgyu aku yang tanggung! Aku tidak menerima penolakan sedikit pun dari kau, dan juga dari Jeno. Paham" tegasnya sedikit dingin.

Sungguh Sungchan ingin sekali berlari pulang ke rumah jika berlama-lama di dekat Hyungnya, baru saja ia melihat wajah dan intonasi dari Jaemin yang begitu tegas sekaligus dingin.

Tak bisa bohong jika Sungchan sekarang takut dengan sikap baru Jaemin yang tiba-tiba berubah.

Hingga percakapan mereka menjadi hening. Dan mengheningkan cipta dimulai...

--oo0O0oo--


To be continued...

My Rainbow | JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang