_hanya.penumpang©_
🌧️My Rainbow🌈
...
Seperti biasa, selepas usai pelajaran kelas terakhir , Jeno bergegas pulang bukan ke rumah. Melainkan ke tempat kerjanya dulu, untungnya Jeno sudah tak berkerja di cafe yang agak dekat dengan rumahnya.
Ia pergi ke cafe milik Hyunsuk, setelah selesai ia akan pergi ke restoran milik sang ayah Hyunsuk yaitu paman Choi begitu selesai disana Jeno melanjutkan ke restoran 24 jam di dekat pinggiran sungai Han namun jauh dari area sungai Han.
Hari ini adalah gajinya untuk bulan ke delapan ia bekerja paruh waktu, ia cukup senang menjalankan pekerjaannya sebagai pekerja paruh waktu.
Lalu ia mengistirahatkan dirinya di bangku sungai Han dan mengurut bahunya yang seperti mati rasa, seperti saat sore tadi di mall ia terlalu bersemangat dengan mengangkat barang-barang bermuatan sangat besar dan berat.
"Huft.. melelahkan juga hari ini, namun tak sia-sia bisa mengumpulkan uang dengan tanganku sendiri."
Ia melihat tangannya yang kasar akibat terlalu banyak bekerja apalagi ia harus menjadi bagian mencuci piring di salah satu hotel yang di sarankan salah satu pegawai di cafe sebelumnya, tapi ia malah di perlakukan seperti orang tak berguna hanya sebagai membersihkan semua piring kotor dan alat masak belum lagi ia harus setiap datang harus buang sampah yang membusuk ke belakang hotel yang tempatnya sangat gelap minim cahaya jika di malam hari.
Lalu mendongak ke atas langit yang sedang ramai oleh bintang yang mengintip melihat Jeno sedang mengadu pada mereka, seperti itu lah jika Jeno lelah ia akan mengadu pada bintang dan sang ayah di atas sana.
"Yah! Liat Jeno kan dari atas sana? Pasti melihat ku kan yah, tenang saja anak laki-laki ayah satu ini tumbuh dengan baik dan kuat, ayah jangan khawatir dengan Jeno. Jeno bisa menjaga diri Jeno dengan baik, dan aku akan segera mengambil apa yang pria tua itu ambil dari kita yah! Itu sumpahku untuk mu ayah dan keluarga kecil kita."
Tak sadar lelehan air mata dipipinya terus jatuh sampai mengenai tangannya yang mengepal, lalu ia mengusap wajahnya dengan badan yang bergetar.
Ia menangis dengan diam di bangku sungai Han yang sekarang udaranya sudah dingin, Jeno hanya mengenakan baju yang dari pagi ia pergi ke kampus.
Tak lama bahunya menghangat, lalu ia menoleh ke belakang.
Terkejut bukan main, yang menepuknya itu adalah teman kelasnya.
"Su- Sunwoo!" Matanya terbelalak melihat Sunwoo tiba-tiba ada disana.
Tak lama pemuda itu memberikan satu Hoodie yang ia pegang dan menaruh di pangkuan Jeno, dan menarik tangan Jeno dengan memberikan secangkir kopi hangat padanya.
"Hai Jen!"
Sunwoo tersenyum simpul, lalu ia merangkul tubuh Jeno.
"Aku tak tahu pasti namun, kamu sedang butuh sandaran kan Jen, tak apa bahu ku siap untuk sandaran mu jika lelah Jen. Aku bisa merasakan perjuanganmu, kamu anak yang kuat Jen, pasti paman Lee juga sangat bangga mempunyai anak seperti dirimu Jen" tuturnya lembut dengan mengelus lembut rambut Jeno.
Jeno kembali menangis tanpa suara seperti ada sesuatu yang mencekat di lehernya, perlahan Sunwoo juga ikut meneteskan air matanya betapa beratnya menjadi seorang anak yang menanggung beban keluarga di bahu kecilnya.
Tak tahu jika ada seseorang yang tak jauh dari sana dengan berdiri sendiri. Ia melihat ke bangku tempat dimana ada dua pria manis sedang melepas rasa beratnya hidup.
"Halo"
"..."
"Di sungai Han, tak jauh dari posisi ku, kau kemari saja sekarang. Aku sedang menemani pujaan ku jalan"
"..."
"Serah, jika ingin melihat dia kau harus kemari! Aku matikan dulu, sampai bertemu disini!!"
Pipp!
--oOo--
Di kediaman keluarga Lee, si adik bungsu sedang merengek pada Sungchan untuk menunggu sang kakak kesayangannya datang.
"Ya ampun gyuie, kita ke rumah sakit sekarang. Kamu tak mau menjemput buna untuk pulang ke sini?" Tanyannya dengan masih memegangi lengan Beomgyu.
Beomgyu yang sedang di pegang oleh Sungchan hanya bisa mengangguk dengan bibirnya yang melengkung ke bawah, bakalan akan ada suara tangis dari mulut sang adik bungsunya.
Sungchan sudah pusing dengan adiknya ini, sangat senang sekali menunggu Jeno pulang. Ia pun juga bingung bagaimana menghubungi sang kakak yang belum pulang yang katanya akan pulang cepat.
Ada rasa khawatir juga di diri Sungchan pada sang kakak kesayangannya.
Namun, tak lama pintu di ketuk. Sungchan langsung pergi membuka pintu, ternyata sang bibi yang mengantarkan ibu mereka pulang ke rumah.
"Cepat di buka pintunya, ibumu ingin masuk Sungchan!" Perintah.
"A-ahh, maaf bibi Taeyeon" dengan membuka pintu kayu itu lebar-lebar untuk kursi roda yang diduduki oleh Taeyong.
"Sayang! Kau sehat-sehat kan?" Tanya Taeyong dengan nada lirihnya.
Karena baru saja pulih dari kondisinya.
Sungchan tersenyum taeyong menanyakan keadaan anaknya. "Baik buna! Gyuie juga baik" jawabnya.
"Bunaaa!!"
Beomgyu berlari dari dalam dan merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Taeyong.
"Gyuie! Jangan peluk buna mu dulu, ia baru saja sembuh oke, anak baik!" Cegah BoA pada Beomgyu.
Beomgyu langsung cemberut dan siap nangis lagi dengan berlari ke arah Sungchan.
"Sayang, gyuie! Sini, Buna kangen anak manis buna" dengan merentangkan tangannya ke Beomgyu.
Tak butuh lama, Beomgyu berlari kembali ke Taeyong. Ia tak memeluk erat tubuh Taeyong, ia tahu sang bundanya masih sakit.
BoA hanya menggelengkan kepalanya, lalu berlalu ke dapur untuk meletakkan makanan yang ia beli sebelum kemari.
"Bibi!" Panggilnya.
BoA menoleh ke arah Sungchan, ia menatap lembut Sungchan.
"Kenapa chan? kau terlihat letih, apa kamu bekerja keras? Udah lah Sungchan, biar aku dan Taeyeon yang menanggung hidup kalian." Dengan menghampiri Sungchan dan memeluk keponakannya itu.
Dalam diri BoA ingin sekali mengajak Taeyong dan anak-anaknya ke Busan, namun Taeyong menolak kembali kesana.
Karena ada seseorang yang Taeyong dan sekeluarga begitu semuanya juga membenci orang itu.
"Karena ulah kau, Taeyong dan sekeluarganya tak ingin kembali kesana. Dasar keparat! Semoga saja kau enyah ke neraka bersama anakmu itu!" -BoA
--oo0O0oo--
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rainbow | Jaemjen
Fanfiction"karena aku hujannya, kamu mau tidak menjadi pelangi setelah aku turun?" -Njm "Hahh?" -Ljn Hanya menceritakan tentang seorang pemuda pengagum hujan dan pemuda manis dengan segala kesederhanaannya. ... !!Area Jaemno!! Jaemin: top! Jeno: bottom! don't...