~★05★~

319 19 4
                                    

_hanya.penumpang©_


🌧️My Rainbow🌈

...

"Biaya rumah sakit ibu sudah ditangani oleh bibi Taeyeon, dia yang menyuruhku untuk pulang dan membelikan makanan, namun aku tak memakai uang pemberian dari bibi Taeyeon yang tadi dari uang ku sendiri!" Jawabnya dengan menundukkan kepala.

"Lalu, uang itu kau kemanakan?" Tanya Jeno dengan serius.

"Dibelakang mu kak, di Hoodie ku, dibagian kantong kanan. Aku tak enak hati jika terus-terusan bibi Taeyeon memberikan bantuan pada kita kak!" Dengan memegang lengan Jeno.

Jeno menghela napas. "Uangnya aku yang pegang, nanti ku kembalikan pada bibi Taeyeon dan sekalian menjenguk ibu" beranjak dari tempat duduknya.

"Eh- ta- tapi kak, biaya sekolah ku sudah nunggak 5 bulan. Dan.. beberapa Minggu lagi aku harus mengikuti ujian, Ssaem Kim bilang aku harus membayarnya jika ingin mengikuti ujian kak" ucapnya pelan dengan menunduk namun terdengar jelas ditelinga Jeno.

Jeno sendiri bingung dengan pendapatannya yang tak begitu cukup, sengaja ia sisihkan gajinya di tabungan banknya dan juga di celengan kalengnya.

Ia menepis dulu kepentingan pribadinya, karena adiknya lebih membutuhkan biaya untuk segera mengikuti ujian. Tak apa juga ia bisa bekerja keras lagi untuk mencari penghasilan untuk keluarga kecilnya ini, ia sudah berjanji pada sang ayah untuk melindungi dan menjaga orang ia sayangi.

Ngomong-ngomong sekarang Jeno berada di kamarnya, ia menjijikan kakinya untuk mengambil sesuatu di atas lemarinya dan...

Dapat!

Sebuah kaleng bekas dengan ujung-ujung yang sudah berkarat, ia membuka penutup kaleng tersebut ia mengeluarkan semua uang yang telah ia kumpulkan dari satu setengah tahun ini. Ia ikhlas membuka celengannya untuk kebaikan adiknya juga.

Ia mengumpulkan dan menghitung semua uangnya.


"Huft.. di celengan ku hanya 760 ribu won saja, aku harus membicarakan hal ini lagi pada sungchan, mungkin nanti saja aku bahas ini dengannya" beranjak ke kamar kecil.

--oOo--


Sekarang kita beralih ke dua anak muda yang sedang duduk diam dengan atmosfer yang canggung diantara mereka.

Eric berusaha mencairkan suasana untuk lebih bersahabat dan membuat sosok di depannya nyaman dengan keberadaannya bukan membuat dirinya gelisah karena itu.


"Ekhem.. ngomong-ngomong Sunwoo, apa.. a-apa kau ada waktu besok?" Gugupnya.

Ayolah Eric sohn! Kau harus gentle!! Harus itu, jangan membuat malu dihadapannya kau tahu itu Eric Sohn!!

"Besok? Iya, kebetulan aku sedang lagi sengang. Kenapa?" Bertanya dengan menatap lawan bicaranya.

Sungguh, Eric sekarang semakin gugup dan grogi sampai ia tak bisa mengatakan sepatah katapun dari mulutnya, rasanya keruh mulut Eric sekarang.

"Ahahaha. tak perlu segugup itu, aku hanya bertanya bukan mengintrogasi mu" kekehnya geli melihat reaksi Eric.

"Ah, okey. Aku hanya ingin mengajakmu keluar saja, hehehe!" Tawanya terkikuk dengan menggaruk tengkuknya tak gatal.

"Baiklah, tapi.. aku tak memiliki nomormu.. masalahnya" dengan melempar tatapan melas pada Eric dan menyatukan jari telunjuknya satu sama lain.

Eric hanya bisa menelan ludahnya melihat ini semua.

Tak lama pesanan mereka datang dan menaruh makanan yang sepertinya baru mendidih karena uap asapnya masih mengepul dari mangkuk.

Dan mereka pun memakan makanannya mereka dengan khidmat, hanya beberapa kata yang mereka keluar.



***


Pagi harinya seperti biasa Jeno akan bangun di awal saat kedua adiknya masih betah dengan menyelami mimpi indah mereka, sedangkan Jeno sibuk dengan bertempur di dapur. Setelah itu ia kembali ke kamar sang adik.


"Dek, bangun yuk. Nanti adek telat loh ke sekolahnya!" Ujarnya dengan menggoyangkan tubuh adik bungsunya.

"Euung.. good morning Kaka!!" Ucapnya dengan mata yang masih menutup.

Jeno terkekeh. "Gyuie sayang, sana siap-siap dulu" pintanya yang beranjak keluar.

"Emhhooaamm.. " angguknya dengan mengucak matanya.

"Gyuie, buka matamu dulu. Nanti kau kesandung, jika sudah segera turun yaa!" Dengan menutup kamar Beomgyu.

Jeno beralih ke kamar seberang, bermaksud membangunkan adik bongsornya itu.

"Sungchan! Banguun kau akan telat jika kau masih tidur didalam sana!! Sungchaaan!!" Pekiknya dengan mengedor-gedor pintu kamar Sungchan.

"AKU SUDAH BANGUUN!! KENAPA HARUS TERIAK-TERIAK!!" jawabnya memekik.

"Waahh!! Calon-calon anak kondang ini! Kalau begitu segeralah turun Lee Sungchan!!" Dan berlalu pergi begitu saja saking kesalnya.


Beomgyu yang mendengar keributan di sebelah kamarnya, ia pun bergegas keluar dengan tak sadarnya ia belum sepenuhnya memakai seragam sekolahnya.

Ia hanya memakai seragam putih dengan dengan celana pendek ketatnya dan kebetulan Sungchan keluar dari kamarnya and walaa~~


"Astaga!! Mataku yang suci ini telah ternodai~ huhuhu!" Pekiknya.

"Sungchan!! Segera turun! kenapa kau teriak-teriak?" Pekiknya marah dari arah dapur.

--oo0O0oo--



To be continued...

My Rainbow | JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang