🌧️My Rainbow🌈
...
Cahaya surya masuk dari jendela yang sedikit terbuka dengan angin yang tertiup sepoi-sepoi membuat gorden putih transparan itu beterbangan dan mengenai wajah seseorang yang masih berbaring.
Ia menggeliat karena wajahnya terkena cahaya matahari, ia perlahan membuka matanya lebar-lebar dengan mengedarkan pandangannya.
Ia terduduk dengan wajah bingungnya, memikirkan semalam itu mimpinya namun kenapa begitu sangat nyata.
Pluk!
Sebuah kain putih bersih dengan masih basah jatuh di pangkuannya.
Lalu ia refleks memeriksa dahi dan lehernya. Hangat! Apa ia semalaman demam dan lagi ia terkejut, ingat jika hari ini ada kelas si dosen killer.
Ia menoleh ke jam wekernya di nakas. Tamat sudah, sekarang sudah jam setengah delapan. Ia langsung menepis rasa pusing yang sekarang menjalar di kepalanya, lalu ia terduduk kembali untuk mereda pusingnya.
Tak lama pintu terbuka dan menampakkan sosok sang ibu dengan membawa nampan sarapan untuk Jeno.
"Bubu.. kapan keluar dari rumah sakit bu? Maafin nono, engga jemput bubu di rumah sakit." Ujarnya menunduk.
"Tak apa sayang, sekarang kamu bilas wajahmu saja jangan mandi dulu nanti kamu demam lagi. Dan juga bubu minta pada Jaemin untuk memberikan ijin sakit pada dosenmu jadi, jangan khawatir ya." Tuturnya lembut.
Jeno membalas dengan mengangguk kecil dan berjalan ke kamar mandi.
"Maafkan bubu ya nak, tidak bisa menjaga kamu dengan baik." Lirihnya dengan berlinang air.
Pintu kamar mandi terbuka dan Taeyong buru-buru menghapus air matanya.
"Cah, sekarang nono makan yang banyak ya nak dan diminum obatnya, bubu mau lihat Gyuie dulu!" Ujarnya lagi dengan mendekat ke Jeno lalu mengecup pipi tirus Jeno.
Jeno menatap sang ibu yang terduduk di kursi roda dengan mata sendunya. Ia tahu jika Taeyong mengidap kanker yang diderita oleh Taeyong, ia berusaha tersenyum jika menatap mata lirih Taeyong.
Jeno termenung di kamarnya dengan kejadian di sungai Han, tak bisa ia pungkiri jika tak kepikiran kembali di saat Jaemin menciumnya, ciuman pertamanya diambil oleh Jaemin sendiri.
Sungguh ia ingin marah dan meneriaki Jaemin, tapi apalah daya jika nasi sudah menjadi bubur.
Ia terduduk kembali dan ingin keluar untuk melihat keadaan diluar dengan membawa nampan berisi piring kotor habis Jeno makan.
Keadaan di ruang tengah sedikit ramai ternyata, ada bibi Taeyeon dan BoA sedang sibuk membantu Taeyong membuat adonan roti.
Dan di teras luar sepertinya Beomgyu dan Sungchan sedang bermain. Cukup membuatku tersenyum bahagia melihat semua orang berkumpul seperti ini, lalu Jeno berlalu ke dapur untuk menaruh nampan beserta piring kotor tadi.
pusing di kepala sudah mereda, namun tubuhnya sedikit lemah jadi Jeno hanya bisa berjalan dengan perlahan. Namun suara dari ruang tengah menghentikan langkahnya.
"Jeno! Kamu mau kemana sayang?"
Itu yang bertanya bibi BoA dan kedua nya pun menoleh ke Jeno.
"Mau ke teras, ingin menghirup angin." Jawab Jeno.
"Baiklah, jangan terlalu lama di luar ya. Kamu itu masih sakit, kekeh aja mau keluyuran!" Timpal Taeyeon.
"Tidak kemana-mana, hanya di luar." Dengan berjalan kembali.
Taeyong pun hanya tersenyum simpul dan menggelengkan kepalanya mendengar seruan sang anak dan saudara mendiam suaminya.
"Ah, iya Yongie. kau masih ingat ternyata dengan anak muda kemarin?" Tanya BoA.
"Iya noona, dia kan sangat dekat dengan Sungchan. jadi aku masih ingat." Jawabnya.
"Wahh! Dunia serasa begitu sempit ya."
***
Siangnya Jeno dan Sungchan yang tersisa di luar teras, sesekali kakak beradik ini bercanda gurau. Namun tak lama Sungchan melontarkan pertanyaan pada Jeno.
"Kak, apa kau berpacaran dengan Jaemin Hyung? Kalian terlihat begitu dekat apalagi kemarin malam Jaemin Hyung menggendongmu layaknya seorang bayi hihih, becanda kak!" Melihat wajah Jeno yang kesal.
"Sudahlah, jangan bahas itu terus."
"Tapi aku ingin berbicara sesuatu padamu Sungchan!" Ucapnya yang menjadi serius.
"Tentang apa?"
"Kau masih mau kuliah kan sung?"
Dengan menatap lamat-lamat wajah Sungchan, menunggu jawabannya darinya.
Dan ia menjawab mengangguk tanpa suara, lalu ia membalas tatapan mata dari Jeno.
"Serius? nanti aku akan mendaftarkan mu di kampus dan sembari menunggu tesnya kapan di laksanakan kau perbanyak belajar materi tes yang akan keluar nanti, aku juga akan membantumu sung jangan khawatir!" Jelasnya dengan tersenyum.
Sungchan langsung tersenyum cerah mendengar ucapan dari kakaknya belum lagi ia akan masuk kampus yang ia idam-idamkan sejak lama.
"Serius lah kak, mana mungkin aku tak serius jika aku saja juga mencari penghasilan untuk tambahan biaya nanti." tersenyum bahagia.
"Iya, kau sudah berusaha keras Sungchan, besok pagi kau tak sibuk kan?" Tanyanya, membuat Sungchan mengerutkan keningnya.
"Tidak kak, kenapa?"
"Baiklah, nanti kau juga akan tahu." Bangun dari duduknya dan kembali ke dalam.
Sungchan hanya bisa menatap punggung sang kakak. Ia penasaran besok pagi ia akan dibawa kemana oleh Jeno? Ia melamun sampai tak menyadari ada bola yang akan menghantam kepalanya.
"Kak uchaan! Awas, ada bola!" Pekik Beomgyu.
"Ah, astaga!"
Sempat ia menghindar dari arah bola yang akan menghantam kepalanya itu. Lalu ia menangkap bola itu layaknya seperti seorang kiper.
"Astaga, Gyuie.. jika bermain bola jangan terlalu kencang menendangnya, nanti akan mengenai seseorang. Kau mengerti!" Memperingati adik ya itu.
"Ma-maaf kak u-uchan, Gyuie engga sengaja.. ehhmm!" Ujarnya lirih dengan menunduk.
Sungchan menghela nafasnya sebentar lalu menghampiri Beomgyu, tak lama tubuh kecilnya di tarik oleh si kakak bongsornya kedalam pelukannya.
Jika tak dicegah, maka Sungchan lah yang kena getahnya karena membentak sang adik dari bundanya atau bibinya sekalipun.
--oo0O0oo--
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rainbow | Jaemjen
Фанфикшн[Completed] "karena aku hujannya, kamu mau tidak menjadi pelangi setelah aku turun?" -Njm Hanya menceritakan tentang seorang pemuda pengagum hujan dan pemuda manis dengan segala kesederhanaannya. ... !!Area Jaemno!! don't like? don't read😾 🐰🐶 [St...
