_hanya.penumpang©_
...
Hari sudah mulai gelap, Jeno dan Sungchan pun bergegas pulang dari makam karena tak ingin telat sampai rumah.
Sungchan sepanjang jalan selalu terdiam diri diajak berbicara dengan Jeno saja ia tak menoleh sedikitpun, mungkin karena kecapean dan masih ada rasa kesedihan dihatinya, mungkin saja.
Pikir Jeno yang hanya melihat wajah Sungchan yang murung dengan pandangannya ke arah luar jendela bus.
Mereka berdua masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, terlalu larut dalam air mata dan kehilangan sosok yang berarti di hidup keduanya.
.
.
.2 Minggu kemudian...
Di kediaman keluarga kecil Lee, seperti biasa selalu ada canda gurau dan tawa dirumah kecil itu.
Si bungsu kecil yang selalu ceria dan sudah mulai dekat dengan Jaemin dan juga Taeyong yang seringkali membantunya membuat roti atau mengantarkan roti buatan Taeyong ke toko Taeyeon.
Meski begitu sungchan seperti semula menyembunyikan kesedihannya dibalik tawanya, Jeno maklumi jika Sungchan masih merindukan sosok sang ayah.
Seperti biasa juga Jeno berangkat ke kampus selalu dengan Jaemin sesekali ia berangkat lebih dulu sebelum Jaemin tiba di rumahnya, sungguh ia ingin sekali menjauh dari Jaemin karena cercaan dari mahasiswa yang seringkali melihat dirinya selalu berdua dengan Jaemin.
Termasuk Renjun sendiri yang diam-diam geram melihat temannya itu selalu disamping pujaannya tanpa Jeno sendiri tahu.
.
.
Pov JaeminAku harus bagaimana untuk mengatakan ini pada Jeno, sayangnya aku tak berpengalaman dalam menembak seseorang.
Sudah dipikirkan masak-masak juga karena aku ingin memberitahu mereka semua bahwa dia adalah yang ada di hatiku.
Dan beberapa hari kedepan di kampus ada acara tahunan kampus, ngomong-ngomong aku sedang berada di cafe yang di rekomendasi dari Eric, katanya disini nyaman dan suasananya enak.
Memang benar, apalagi aku memilih di lantai dua dengan hanya beberapa yang ada di sini karena sengaja mencari ketenangan.
Namun, tiba-tiba ide di kepala muncul. Kenapa tidak sedari tadi aku pikiran nanti aku akan meminta bantuan Eric dan beberapa temanku, agar rencanaku berjalan lancar.
Langsung saja aku mengirim pesan pada Eric untuk menyuruh yang lain kumpul di tempat biasa kami berkumpul. Selesai itu, aku melanjutkan mengerjakan penelitian yang baru setengah.
Di cafe aku menghabiskan waktu ku untuk menyelesaikan tugas dan deadline yang lainnya agar tak menumpuk tugas-tugasku.
Pusing dan pening jika mengingat beberapa tugas yang belum ku kerjakan, sangat tak sempat bukannya lupa apalagi aku menjadi bagian anggota BEM dan organisasi yang lain.
Jelas capek jika menjadi diriku, meski begitu selalu sempatkan ke kantin bertemu Jeno. Entah rasa capek dan letih ku langsung lenyap sehabis melihat Jeno tersenyum dan berceloteh jika hanya ada aku dan dia di belakang taman kampus, sengaja aku mengajaknya kesana untuk leluasa juga berduaan dengannya.
Sudah lama juga aku menghabiskan waktuku dengan Jeno, tak terasa sudah sampai di penghujung tahun meski beberapa hari lagi akan berganti bulan desember.
Ku matikan laptopku dan memasukkan ke ranselku dan tengok handphone mengecek email sebentar lalu bergegas pulang karena hari sudah gelap dan awan-awan putih di langit pun kini telah menjadi gumpalan awan hitam dan hendak meneteskan airnya ke bumi.
Aku suka hujan, hujan menenangkan dan suka suara rintikan hujan yang sedang gerimis. Bau tanah yang terkena air hujan itu menguarkan ke hidung ku, entah kenapa begitu suka apalagi jika sudah reda dan pelangi muncul di balik awan seperti mengumpat dirinya dariku.
Dan disitu juga aku melihat Jeno yang termenung dengan mendongak ke atas langit yang hujannya sudah reda, itu dia berada di depan toko buku dengan hoodie coklatnya.
Dan berakhir bertemu dengan Sungchan yang ternyata adiknya, serasa dunia ini sangat sempit.
Berkat Sungchan aku mengenal Jeno dan keluarga kecil mereka, memang tak menyangka saja bahwa kepindahanku ke Seoul kembali bertemu dengan Jeno yang ku cari.
Memang yang kau aku cari Jeno. Pelangi ku yang sempat hilang kini telah ku temukan disini dan sekarang aku menemukan mu di bawa senja yang akan berganti bulan, ku akan mengatakan bahwa kau adalah seorang di hati tak ada siapapun selain dirimu yang selalu aku rindukan dan kau akan menjadi rumah saat aku pulang.
Semoga saja tak ada yang menghambat kisah kita selanjutnya.
Pov off!
"Tidak, tidak akan ada Jeno di hatimu selain aku Jaem. aku akan berusaha untuk menarik perhatianmu padaku, akan kupusatkan perhatianmu padaku semua" monolognya dengan menatap gambar Jaemin yang sedang berdua di taman belakang kampus dengan memotong foto itu menjadi dua.
"Renjun, itu ada temanmu mencarimu nak!" Ujar sang ibu di balik pintu kamar sang anak.
"Iyaa mah, sebentar!" Dengan cepat ia menyimpan itu semua di box lalu menaruhnya di bawah kasur dan ia keluar dari kamarnya.
--oo0O0oo--
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rainbow | Jaemjen
Fanfiction[Completed] "karena aku hujannya, kamu mau tidak menjadi pelangi setelah aku turun?" -Njm Hanya menceritakan tentang seorang pemuda pengagum hujan dan pemuda manis dengan segala kesederhanaannya. ... !!Area Jaemno!! Jaemin: top! Jeno: bottom! don't...