_hanya.penumpang©_
...
Pagi-pagi buta sekali Jeno sudah bangun dan bersiap, lalu ia melangkahkan kakinya ke kamar adik bongsornya yang masih bergelut selimut.
Ia langsung masuk ke dalam kamar adik ya itu dengan menguncang tubuh Sungchan. Yang sedang bermimpi terganggu karena guncang yang seperti gempa bumi, lalu tak lama matanya membuka dengan suara khas orang bangun tidur.
"Duuh kak! apaan sih, bangunin Sungchan! Masih ngantuk nih, lima menit lagi ya" ujarnya kembali terpejam.
"Astagaa! Lee Sungchan banguuun! Kau sudah berjanji padaku untuk bangun pagi tapi mana? Bujang tuh bangun pagi-pagi bukan cuma perawan aja! Bangun Sungchan! Ku sirap air panas mau kau!" Sungutnya dengan kesal sembari memberi ancaman.
"Aisshh! Iya-iyaa ini bangun, Puas!"
"Kakakmu ini belum puas Sungchan, jika kau langsung pergi mandi dan bersiap, sanaaa!" Pintanya dengan memekik di telinga Sungchan.
Dengan telinga berdengung sembari memegangi telinganya, Sungchan berangsur pergi ke kamar mandi tidak lupa dengan rasa kesal karena hari sabtunya diganggu oleh sang kakak.
Karena kamar mandi hanya satu dan ia harus tertib bergantian dengan yang lain. Jadi, Sungchan berdiri sambil menyender di dinding menunggu seseorang dari kamar mandi keluar.
Beberapa menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka dan Sungchan terkejut karena ia tertidur kembali sambil berdiri menyender, ia melihat sang adik habis buang hajat dan pergi ke kamarnya lagi.
Sungchan hanya mendengus sebal karena ia menunggu orang yang sedang buang hajat selama bermenit-menit sampai ia tertidur kembali.
Setengah menit kemudian, sungchan sudah mandi dan akan bersiap-siap. Ia keluar dari kamar dengan berjalan ke meja makan yang sudah ada semuanya disana kecuali Beomgyu yang masih di kamar, kembali tidur lagi.
Memang hari libur seperti ini di habiskan istirahat dan bermalas-malasan tapi Jeno, Taeyong dan dua bibinya berbeda. Mereka sudah sibuk menyiapkan roti yang akan di jual di toko milik Taeyeon dan Taeyong hanya membuat semua roti-roti tersebut. Namun memang sangat laku roti buatan Taeyong, sebagian orang akan sarapan dengan roti dan kue-kue kering untuk cemilan yang Taeyong juga membuatnya.
"Pagi Sungchan" ujar Taeyeon yang membawa sepanci kalguksu.
"Pagi bi Taeyeon, wah kalguksu!"
"Pagi uchan" ujar Taeyong yang membawa segelas susu hangat untuknya.
"Pagi juga bubu, makasih susu hangat nya!" Dengan meminum susunya.
"Ini makanan untuk kalian berdua. Kalian sebenarnya mau kemana? Piknik? Kenapa tidak ajak Beomgyu sekalian?" Ujar BoA yang memasukkan makanan ke dalam ransel Jeno.
"Bukan piknik bi, tapi ada urusan lain, yakan chan!" Dengan menendang kaki Sungchan yang berada di depannya.
"Iyaa, kita ada urusan lain bi. Jadi, kalau bawa Beomgyu pasti dia akan merengek minta pulang" ujar beralibi mengikuti Jeno.
"Baiklah, Taeyong apa kau mengijinkan mereka?"
"Aku? Aku sendiri hanya bisa mengiyakan saja, mereka mau melakukan apa. tapi, hal yang positif, oke!" Ujarnya.
"Iyaa bubu"
'memangnya aku akan membawa Sungchan kemana? club malam saja aku tak masuk apalagi bawa bocah ini!'
"Aku sudah selesai, apa kau sudah Chan?" Dengan bersiap untuk berangkat.
"Suwdah, aywo!"
"Kunyah dulu itu yang dimulut, astaga!" Dengan meninggalkan Sungchan.
"Bubu, kami berangkat ya" dengan menghampiri Taeyong yang sedang di dapur.
"Iya Jeno, hati-hati dijalan ya!"
"Iyaa bubuku sayang"
Jeno berjalan keluar dan langsung menarik Sungchan yang ingin ke dapur.
"Yaak, aku belum pamit pada bubu!"
"Sudahlah Sungchan, ayoo nanti kita ketinggalan bus nya!" Menarik lengan Sungchan untuk bergegas cepat ke halte bus.
Adik kakak ini berjalan kaki sembari mengobrol atau si adik yang akan berceloteh tak jelas pada kakaknya ini. Namun, orang-orang yang berlalu lalang disekitar mereka menganggap mereka sepasang kekasih atau yang dibilang kakaknya itu adalah Sungchan dan yang paling kecil pasti adiknya.
Jeno hanya bisa bertepuk jidat menganggap dirinya adalah adiknya Sungchan namun kenyataannya dia lah kakaknya, memang jika dilihat dari tinggi badan, Jeno pasti kalah dengan Sungchan.
Setelah beberapa menit berlalu, mereka tiba di halte bus dan menunggu bus yang akan membawa mereka ke suatu tempat, Karena Jeno belum memberitahu Sungchan kemana tujuan mereka.
Tak lama bus yang mereka tuju sudah tiba, dan Jeno langsung menarik lengan Sungchan yang masih duduk di halte.
Setelah bus pergi, motor spot warna hitam berbelok memasuki gang tersebut.
Lalu ia tiba di depan rumah dengan memarkirkan motornya di samping, ia melepaskan helmnya dan segera turun dari motornya.
Siapa lagi jika bukan Jaemin yang berkunjung di jam semua orang sedang sibuk di dalam.
Tak lama ia masuk dan melihat ke pintu yang terbuka, ia berdiri di depan pintu dan mengetuk pintu agar orang yang didalam mengetahui ada tamu.
Tok..tok..tok!
"Gyuie! Tolong Lihat ke depan sayang, bibi sedang sibuk!" Pekiknya dari belakang rumah.
"Iyaa bibi! Iya, sebentar" dengan bergegas ke depan pintu.
"Iya, siap- "
"Pagi gyuie!" Sapa Jaemin.
Beomgyu membulatkan matanya, terkejut melihat Jaemin yang berada di depan pintu apalagi masih di jam pagi begini.
"Kak Jaem! Kak Jaem ngapain pagi-pagi sudah disini?" Tanyanya yang penasaran pada orang di depannya ini.
Jaemin terkekeh mendengar pertanyaan dari Beomgyu dengan mengusap lembut rambut Beomgyu.
"Hanya ingin berkunjung saja gyuie, yang lain kemana? Kenapa rumah terasa sepi?" Berbalik bertanya.
--oo0O0oo--
To be continued...
![](https://img.wattpad.com/cover/307615811-288-k732757.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rainbow | Jaemjen
Fanfikce[Completed] "karena aku hujannya, kamu mau tidak menjadi pelangi setelah aku turun?" -Njm Hanya menceritakan tentang seorang pemuda pengagum hujan dan pemuda manis dengan segala kesederhanaannya. Yang ingin membaca Bonchap My Rainbow, bisa dicek lin...