️🌧️My Rainbow🌈
...
Selepas pelajaran berakhir, Jeno segera pergi ke suatu tempat.
Sedangkan Jaemin, ia yang tadinya niat ingin pulang bersama dengan Jeno gagal begitu saja karena sang paman meminta dirinya menghadap ke ruangannya, terpaksa juga ia harus mematuhi perintah sang paman.
"Halo, iya. gua minta sama lo buat ikutin Jeno sampai rumahnya, iyaaa. Gampang kalo itu mah! Iya, njing elah, disuruh banyak mau lo!"
Pipp..
Jaemin mematikan handphonenya sepihak sampai di sebrang sana mengerutui dirinya, lalu melangkah pergi.
Ia sudah di depan pintu ruangan pribadi sang paman, dengan sopan ia mengetuk pintu terlebih dahulu. Tak lama kemudian seseorang yang didalam menyahuti ketukan pintu dari Jaemin.
***
Jeno sampai dengan selamat di tempat yang ia tuju, dengan bergegas ia mengganti pakaiannya dengan seragam kerjanya.
Ya, ia kerja paruh waktu. tidak ada yang tahu jika ia berkerja keras jika sehabis pulang setelah menuntut ilmu di kampus dan setelahnya ia harus ke cafe yang sekarang Jeno berkerja, lalu ke restoran di pinggir jalan Gangnam.
Jika hari jumat-sabtu ia harus berkerja lembur alias berkerja tambahan di club malam hanya sebagai pelayan atau jika temannya yang berprofesi bartender tak hadir maka ia yang gantikannya, sedikit-sedikit yang Jeno tahu dari temannya yang pernah mengajarkan meracik minuman keras yang membuat orang-orang sekitar tertarik.
Pemuda yang mengikuti Jeno hanya sesekali mengawasinya dari jauh. Ia masuk ke cafe tersebut dengan memesan minuman, ia tak memakai topi atau masker karena Jeno juga tak mengenalnya juga.
"Jaem!"
"Halo! Ada apa? Ada berita baru?"
"Ada. Pujaanmu sedang kerja di cafe Dream dan tadi aku sempat bertanya dengan salah satu pegawai disini, katanya semua pegawai bekerja sampai cafe tutup. Tapi untuk pegawai yang mengambil part time hanya sampai jam setengah dari semua pegawai"
"Ah, seperti itu. Bagus ric! Lanjutkan mengikutinya"
"Tapi Jaem, ku rasa Jeno mengambil banyak pekerjaan part time. aku terkadang ke kelasnya untuk memberikan sesuatu pada sepupuku dan ia sering tertidur jika tak ada kelas atau dosen tak memperhatikannya. Menurut mu bagaimana Jaem?"
"Aku juga sepemikiran dengan mu ric. Tapi ya sudahlah, ikuti saja dulu karena aku sedang sibuk mengurusi nenek lampir. Ok bye dude!"
"Bye!"
Pipp..
Eric juga sekilas melihat Jeno berkerja di depan sana yang mundar-mandir mengantarkan pesanan para pelanggan.
Tapi, jika dilihat-lihat Jeno lumayan cantik dan manis dengan menyapa lembut seperti tadi yang sempat mengantarkan minuman pesanannya.
"Pantas saja kau suka Jaem, orang yang kau sukai saja banyak yang mengincarnya. Jangankan aku satu fakultas denganku saja banyak yang menyukainya." Dengan menyeruput secangkir kopi.
Sampai jam kerja Jeno selesai, ia pergi ke belakang untuk menganti bajunya. Lalu Eric bergegas keluar lebih dulu dengan santai tanpa buru-buru, tak dicurigai juga karena seorang pemuda barista meliriknya sekali-kali karena ia juga menangkap basah melihat ke arah Jeno.
Sementara itu...
"Jen!" Panggilnya.
"Iya, ada apa Hyung." Menatap bingung kepada lebih tua.
"Tak ada. Hanya hati-hati dijalan saja, karena aku curiga dengan seseorang... karena ini sudah malam Jen, sampaikan salam ku pada paman Choi ya!" Menepuk pundak Jeno pelan.
"Ah, iya baiklah. Aku pergi dulu Hyung dadah!" Dengan melangkah pergi sembari melambaikan tangannya, tak lupa senyum eyes khas seorang Lee Jeno.
--oOo--
Jeno sudah sampai di restoran yang menyajikan makanan Asia. Eric tetap mengikuti Jeno karena memang sudah malam takutnya ada apa-apa jika Jeno sendirian dengan berjalan kaki lalu menaiki bus sendirian pula.
"Selamat malam paman Choi!" Salamnya dengan membungkukkan badannya.
"Ah, nak Jeno. Apa kau tak lelah nak?" Tanyanya karena melihat raut wajah Jeno yang terlihat sangat capek sekali anak ini.
"Tak apa paman, ah iya. Hyung Hyunsuk titip salam rindu pada paman, ehehehe!" Terkekeh, karena salam saja dari Hyunsuk bukan salam rindu.
"Ah, anak itu pasti terlalu capek sampai menitipkan salam rindu pada ayahnya sendiri." Menepuk jidatnya lalu mengusap lembut rambut Jeno.
"Aku ke belakang dulu ya paman!" Berlalu ke belakang.
Paman Choi selaku ayah Hyunsuk itu hanya menatap sendu pada Jeno lalu kembali dengan pekerjaannya.
Eric masuk dengan santainya, ia juga sedikit lapar karena sedari sore hanya cemilan dan sepotong kue tart di cafe tadi dengan secangkir kopi mana kenyang.
Tangan Eric terangkat dan memanggil salah satu pelayan yaitu Jeno sendiri, Jeno yang melihat ada pelanggan yang ingin memesan makanan ia pun menghampirinya, dengan gesit ia beralih ke meja Eric.
"Iyaa, mau pesan apa kak?" Tanyanya lembut.
Eric hanya bisa mengulum bibirnya karena tuturan yang Jeno lontarkan, ia harus menepis perasaan aneh itu jauh-jauh. Ia masih melihat-lihat daftar menu.
"Kwetiau goreng, nasi goreng seafood dan jus buah!" Ujarnya dengan menunjuk salah satu daftar menu.
"Baik, untuk dessert tidak kak?"
"Oh, ada dessert juga ya!"
"Iya kak, ada. itu adalah menu terbaru kami kak. Ini, ada banyak rasanya juga kak!" Dengan menunjuk menu baru restoran tersebut.
Eric mengangguk-angguk kecil lalu memilih salah satu menu disana, hanya mencoba saja.
"Baik, di tunggu pesanannya ya kak!" Ucapnya berlalu pergi.
Mungkin seharian ini Eric akan menemani Jeno dan mengawasinya dari jauh saja dan sesekali melaporkan kepada Jaemin.
Ia sendiri tak tahu harus senang atau sedih karena ia juga sudah punya tambatan dihati, ia melakukan ini demi bisa lebih dekat melalui bantuan Jaemin dan dirinya juga membantu pemuda itu. ya, jadi semaunya impas.
--oo0O0oo--
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rainbow | Jaemjen
ספרות חובבים[Completed] "karena aku hujannya, kamu mau tidak menjadi pelangi setelah aku turun?" -Njm Hanya menceritakan tentang seorang pemuda pengagum hujan dan pemuda manis dengan segala kesederhanaannya. ... !!Area Jaemno!! don't like? don't read😾 🐰🐶 [St...
