~★13★~

179 15 2
                                    

_hanya.penumpang©_


...

Malam hari di luar kota Seoul ini memang sedang terang oleh sinar rembulan. Tidak luput dengan pemuda mungil ini yang sedang asik berjalan-jalan sendiri, sampai kakinya membawa ia ke arah sungai Han.

Ia sedang senang menghirup angin malam, menurutnya angin malam sama sejuknya di pagi hari.

Saat ia mau membeli minuman di dekat kawasan sungai Han, sudut matanya menangkap sesuatu di bangku yang menghadap langsung ke sungai Han.

Ia berbalik dan menajamkan penglihatannya ke arah bangku yang tak begitu jauh darinya.

Ia melihat dua punggung yang ia kenal, namun saat ia sedang ingat-ingat siapa mereka. Tapi orang di sebelah kanan menangkup wajah orang sebelahnya.

Dan tampaklah wajah orang yang menangkup wajah orang lain itu.

"Ja- Jaemin!"

Ia terkejut melihat Jaemin disana dengan seseorang, namun tak lama Jaemin mendekatkan wajahnya ke pemuda yang terdiam ditempat.

Entah rasanya harus berteriak atau menangis di tempat melihat pemuda yang ia suka tengah bercumbu dengan orang lain. Namun, sepertinya ia mengenali punggung yang membelakanginya itu.

"E- engga mungkin itu je- Jeno!"

Ia mulai terkulai di tempat dengan mendaratkan dirinya ke atas tanah.

"Eh, Njuun! ngapain kamu ngedeprok di tanah?" Ucapnya muncul dari belakang.

Pemuda mungil yang dipanggil njun alias Renjun itu, Menoleh pelan ke seseorang itu.

"lix! Sakit.. hikss.. " tangisnya.

Pemuda manis ini histeria dengan suara paruhnya lirih. Pemuda yang menyapanya itu ikut panik melihat Renjun tiba-tiba saja menangis.

Ia melihat sekitarnya dan ia menangkap dua orang yang menikmati cumbu di bangku taman sungai Han.

Pemuda manis yang berambut pirang itu mengerti. Yang Renjun tangisi adalah pemuda yang tempo hari Renjun ceritakan padanya namun. Menyukai teman dekatnya yaitu Jeno.

Pemuda manis bernama lengkap Lee Yongbok ini membantu Renjun berdiri, ia memapah Renjun dengan mencoba menenangkan Renjun yang semakin kuat tangisnya.

Namun, sebelum pergi dari sana Felix menoleh sebentar. Sekarang mereka berpelukan, Felix tersenyum simpul melihat itu lalu membawa Renjun pergi dari sana.

''sepetinya Jaemin sudah berhasil. Maaf Renjunie aku tak bermaksud menjauhkan mu dari Jaemin namun nyatanya ia menyukai jeno''

Felix melihat wajah Renjun yang terus menunduk.

"Njun! Aku tahu apa yang kamu rasakan sekarang, tapi bisakah kamu melihat sekitarmu. Ada yang harus kamu perhatikan di sekitarmu njun, cowok seperti Jaemin itu hanya satu di dunia, maka jika ia tak bisa bersamamu njun, lepaskan saja. ku rasa dengan melepaskannya semua akan baik-baik saja, kamu harus melihat ke belakangmu bukan didepan mata njunnie" jelasnya, sesekali ia memenangkan temannya ini.

"Lix, aku engga bisa.. tidak mudah melupakan atau melepaskan sesuatu yang sudah di hati. Susah lix!" Jawabnya dengan lirih.

"I know, i know! tapi dengar dulu apa yang aku katakan njun. kamu pernah mikir engga njun, jika semua cowok itu pernah yang namanya jatuh cinta berkali-kali atau mungkin menyukai seseorang dalam diamnya. Tapi kita tidak tahu itu. Namun, jika misalnya ini terjadi di dirimu njun, kamu harus apa? Jika orang yang kamu suka namun menyimpan rasa sukanya terhadap orang lain dan kamu hanya dianggap sebatas teman biasanya. Bagaimana perasaanmu njun?" Jelasnya lagi, dengan sedikit menyakinkan temannya ini.

Renjun yang mendengar ucapan Felix hanya bisa menunduk dan menghela napas seperti orang pasrah dengan kehidupannya.

"Jelas sakit lah, bagaimana pun ia yang berhasil membuatku apa itu cinta. Tapi apakah boleh jika aku memberontak terhadapnya dan meminta dirinya membalas perasaanku juga?" Dengan melemparkan tatapan sayu sehabis menangis.

"Ya! Njunnie, kenapa kamu mau melakukan itu. Hahh??" Ujar felix yang terkejut jawaban dari mulut temannya ini.

"Ya, mau bagaimana lagi jika harus seperti itu. Bukankah kamu pernah bilang 'jika kau menyukai seseorang, perjuangankan lah maka ia akan melihat perjuangan mu itu' dan aku akan melakukannya!" Ujarnya dengan optimis.

Dengan sedikit harapan, Renjun akan memperjuangkan cintanya pada Jaemin. Bila perlu melakukan dengan sedikit 'permainan' pada Jeno ia akan benar-benar melakukannya hanya demi Jaemin. Seperti itu pikiran seorang Huang Renjun jika sudah tekad dengan satu tujuannya.

Felix hanya bisa menghela nafas berat melihat wajah semangat Renjun untuk merusak kedekatan Jaemin dan Jeno dan juga pertemanan mereka juga ikut hancur juga bukan, hanya karena satu pria.

--oo0O0oo--

To be continued...

My Rainbow | JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang