[Completed]
"karena aku hujannya, kamu mau tidak menjadi pelangi setelah aku turun?" -Njm
Hanya menceritakan tentang seorang pemuda pengagum hujan dan pemuda manis dengan segala kesederhanaannya.
Yang ingin membaca Bonchap My Rainbow, bisa dicek lin...
Renjun pun turun menghampiri temannya yang berada di ruang tengah.
Namun, ia dipanggil oleh sang ibu dari belakang dengan membawa nampan berisi dua gelas jus jeruk dan cemilan.
"Ini kamu bawa ya, kan sekalian ke depan temuin temen kamu" ujar sang ibu Renjun dengan memberikan nampan tersebut pada anaknya.
"Iyaa, mah. papa udah pulang mah?" Ujar bertanya dengan beralih memegang nampan itu.
"Sudah kok, kamu nya aja engga keluar kamar. tadi papamu nyariin kamu katanya mau ngomong sesuatu" hendak pergi lagi ke dapur.
"Oh, terus papa dimana? Di kamar?" Tanya lagi.
"Engga sayang, dia lagi di ruang kerjanya. udah sana temenin itu temen kamu itu sendirian dari tadi! Mama mau bikin teh dulu buat papa" sahutnya yang sudah pergi kembali ke dapur.
Renjun mendengus dan berjalan ke ruang tengah untuk melihat siapa yang bertamu di jam istirahatnya.
Dengan langkah malas Renjun pun pergi ke depan ruang tengah, memastikan siapa yang bertamu.
Setelah sampai, Renjun melihat perawakan seseorang yang membelakanginya. Ia sangat hafal dengan orang tersebut, dengan cepat ia melangkah ke depan orang itu.
"Santai napa njun, gua kesini juga punya tujuan selain tumpang wifian ehehe" ucap Felix dengan cengengesan.
"Hmm. terus apa tujuan lu ke rumah gua?" tanyanya dengan memainkan gawainya.
"Lah, ini bocah. lu lupa apa pikunan tong! tugas penelitian weh, lu udah apa belom? Tugas gua udah selesai tinggal bagian lu doang samsul" ujarnya menahan gemas ingin mencekik manusia didepannya.
"Oh, tugas kelompok itu sedikit lagi lix. nanti gua lanjutin deh, kalo udah selesai gua kirim aja ke lu, gimana?" Tawarnya, karena ia tak mau Felix melihat dirinya keluar rumah nanti.
"Hmm. Okey, jangan lama-lama yaa njun, itu tugas mau gua print dulu belum dikumpulin nanti" ujarnya dengan mulut yang tak berhenti mengunyah makanan.
"Okey-okey siaap! masalah tugas mah beres, engga kenal gua aja lu lix" ujarnya dengan menatap kembali gawainya.
"Okey lah. Njun gua numpang wifian bentar ya, mau chat ayang dulu suruh jemput" ujarnya cengengesan tanpa dosa.
Pemilik rumah hanya mendehem saja menjawab ucapan Felix dengan wajah datarnya, lalu ia memainkan gawainya kembali dan menghiraukan orang yang disebrangnya sana sedang berpacaran.
Renjun juga mau seperti itu apalagi dengan Jaemin pasti akan kalah dengan kebucinan Felix dan pacarnya. Ya, meski butuh perjuangan yang sangat besar.
'aku yakin pasti ada cara yang lain untuk mendapatkan hati Jaemin. Ayo Renjun, jangan mau kalah dengan Jeno' batinnya dengan penuh tekad.
Felix yang sedang mengobrol dengan sang kekasihnya, ia sesekali melirik Renjun di sofa depannya.
Melihat wajah Renjun yang mencurigakan ia tak tahu pasti dipikirkan rubah galak itu sedang memikirkan niat apa, lalu Felix teringat ucapan Renjun di tempo hari, ia sangat menginginkan Jaemin.
Oh, tidak. Jangan bilang rubah galak itu merencanakan hal yang tak baik pada sahabatnya sendiri.
--oOo--
Seperti biasa, lekas pulang dari kampus Jeno akan pergi ke tempat berkerja meski ramalan cuaca sore itu sedang gerimis dan akan hujan setelah itu, ia pergi ke cafe dengan disambut hangat oleh Hyunsuk.
"Sore Jeno" sapanya lembut.
"Sore juga hyung" tak lupa senyuman manis khas seorang Jeno.
'okey, imanku sedang diuji sekarang' batin Hyunsuk.
"Aku kebelakang dulu hyung, permisi!"
Hyunsuk hanya mengangguk kecil dengan masih menatap punggung Jeno sampai lenyap dibalik pintu belakang.
Ia hanya menghela nafas pelan, lalu melanjutkan pekerjaannya melayani pelanggan meski dirinya pemilik cafe itu sendiri.
. . . Meanwhile...
Di telpon
"Ric! lu lagi free ga?"
"Sorry Jaem, gua lagi sibuk nih. kalo masalah ngintilin si jeno suruh yang lain aja dah"
"Oh, oke-oke sorry ganggu!"
"Sans Jaem! gua tutup ye, bye brader!"
"Yaa!"
Pipp pipp
Jaemin pun berpikir sebentar lalu ia mengirim pesan pada seseorang yang sedang lengang waktunya.
"Udah pasti ini anak lagi free, bisa dimanfaatin lah buat ngawasin Jeno" monolognya dengan tersenyum kecil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaemin sekarang merasa lega jika ada yang mengawasi Jeno meski bukan dirinya.
"Bukannya apa Jen, aku selalu merasa gelisah saja jika kamu jauh dari jangkauan aku Jen" sahutnya lagi dengan bernafas lega.
Tak lupa ia mengirimkan lokasi Jeno berkerja kepada Soobin.
📍 Cafe slang's 💎
Semoga saja kegundahan hati Jaemin cepat mereda setelah Soobin mengerjakan tugasnya dari Jaemin.
Lalu ia kembali ke meja belajarnya untuk melanjutkan membaca berkas-berkas.