Part 1

15K 623 73
                                    

Terdengar suara derap langkah kaki seseorang yang berjalan masuk ke dalam rumah mewah dengan halaman yang begitu luas, dihiasi banyak sekali tanaman hijau di beberapa sisinya dan hal tersebut membuat bangunan itu terlihat semakin indah. Menyapa beberapa orang yang dilewatinya dan melangkah semakin cepat kala mendengar teriakan sang adik yang begitu dia rindukan selama pergi keluar kota satu minggu ini.

"Cici!!" tubuhnya langsung di dekap begitu erat oleh gadis kecil yang memiliki nama Angelina Christy Harlan tetapi nama panggilan yang mereka sematkan untuknya ialah Kitty dan khusus saudara yang umurnya beda satu tahun dengannya memanggilnya Christoy.

"Kitty apa kabar, sayang?" kepala gadis berusia enam belas tahun ini mendongak dan tersenyum manis pada wanita yang masih di dekapnya itu. "Kitty baik cici, seminggu ini cici gak pulang ke rumah rasanya sepi banget. Cici kan tau ci Gre sibuk terus jadi tinggal aku sama Zizoy deh yang di rumah, gak ada cici yang selalu mau main sama aku"

Tak tahan mendengar aduan yang terdengar begitu manja membuat wanita yang dinobatkan sebagai kakak sulung Christy mengangkat tubuh adiknya yang setara dengannya lalu dia putar-putarkan, alhasil tingkahnya membuat Christy tertawa bahagia.

"Ci Shani!!"

Wanita yang namanya dipanggil menoleh dan tersenyum manis, menurunkan Christy dari gendongannya lalu merentangkan tangan menunggu seseorang untuk memenuhi rentangan tangannya itu. Sama halnya seperti yang dilakukan Christy, gadis yang usianya hanya berbeda satu tahun dengan Christy itu memeluk Shani yang membalas pelukannya tak kalah erat.

"Kalian kangen banget yah sama cici? gak kamu gak Kitty meluk cici erat banget, Zee" ucapan Shani mendapat anggukan dari kedua adiknya, gadis yang bernama lengkap Azizi Shafa Harlan melepaskan pelukannya dan menatap Shani penuh kerinduan.

"Lama banget di Jogja, gak inget apa punya dua adik yang rindu banget sama cici?" Shani tertawa lalu mengusap kepala kedua adiknya.

Dilihatnya Christy dan Zee sudah memakai seragam sekolah dengan rapi, si dua bungsu masuk di sekolah yang sama hanya berbeda kelas, Zee kelas 11 sedangkan Christy masih kelas 10. Shani mengajak mereka berdua untuk ke ruang makan tetapi langkahnya terhenti saat mendengar derap langkah kaki yang menuruni tangga.

Spontan Shani memejamkan matanya saat langkah kaki itu terdengar semakin mendekat, dalam sekali tarikan napas Shani balikkan tubuhnya dan terlihatlah seseorang yang dia anggap sebagai adik pertamanya sedang menatapnya dengan tatapan yang menghunus hati. Mata mereka saling beradu sebelum seseorang itu berjalan dan menarik lengan Zee dan Christy untuk berjalan bersamanya menuju ruang makan.

Shani masih di sana, terdiam mendapat tindakan seperti itu dari adiknya. Kakinya bahkan tak bisa digerakkan saat mengingat betapa tidak sukanya sang adik kepadanya dalam tatap mata itu, air mata Shani luruh begitu saja. Lelah yang semula sirna kembali hadir, seolah memukul kepalanya untuk sadar sampai kapan pun adik kecilnya takkan pernah mau dekat dengannya lagi.

"Udah tujuh tahun yang lalu tapi mengapa rasanya masih sakit diperlakukan seperti itu? huh.. jangan terlalu bermimpi Shani Indira" menghela napas guna menenangkan diri lalu melangkah ke ruang makan menyusul sang adik yang telah duduk manis di kursi masing-masing

Shani duduk di singgasana utamanya sebagai sulung dari empat bersaudara ini, walau dia tak memiliki aliran darah yang sama dengan kedua adiknya tetapi amanat yang ditinggal papa mamanya tetap Shani laksanakan.

Ah Shani hampir lupa mengenalkan dirinya, nama lengkapnya ialah Shani Indira Natio. Anak angkat dari Bima Revando Harlan dan Shadila Rayana Harlan. Adik pertamanya bernama Shania Gracia Harlan, untuk adik kedua dan ketiganya pasti kalian semua sudah tahu.

Oke balik lagi ke ruang makan, Shani melihat Gracia makan dengan tenang tanpa mau menatap kepadanya sedangkan si dua bungsu juga makan sembari menjahili satu sama lain yang berakhir dengan tawa dari keduanya. Shani tersenyum miris lalu memulai makannya, saat pertengahan makan tiba-tiba Gracia membanting sendok dan garpunya yang membuat situasi riang menjadi hening.

Bersama Selamanya [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang