Part 4

4.6K 464 68
                                    

Zee dan Christy terlihat sangat heboh, bahkan tangan Shani juga Gracia sampai merah karena terus ditarik sang adik yang tak mau ditinggal. Keduanya hanya bisa pasrah, melihat senyum lebar Zee dan Christy membuat mereka tertular untuk tersenyum. Sesuai janji yang Shani dan Gracia berikan, kini empat bersaudara itu telah berada di pasar malam yang sudah si bungsu tentukan.

Shani dan Gracia memiliki tugas yang berbeda, Shani menjaga Christy yang super aktif sedangkan Gracia menjaga Zee yang tak jauh beda dengan si bungsu. Mengikuti semua kemauan adik-adik di keluarga Harlan sebagai tebusan atas ketidak punyaan waktu Gracia kepada mereka, tak jarang merasa bersalah melihat kedua adiknya tersenyum secerah itu.

Pandangannya beralih ke arah samping di mana Shani sedang merangkul bahu si bungsu, sedikit meringis saat matanya terfokus pada bekas cakaran yang mungkin tanpa sadar Christy lakukan di lengan Shani.

"Yeayyyy!! Zizoy ayo main komedi puter!!" Zee mengangguk dan menarik lembut tangan Gracia mengikuti Christy yang lebih dulu berlari bersama dengan Shani.

Zee dan Christy menitip semua barang mereka ke penjaga masing-masing lalu berlari memasuki komedi putar yang telah Shani pesan tiketnya. Sebagai kakak pertama untuk kedua adiknya yang sedang bermain, Shani mengambil banyak sekali foto dan sesekali terkekeh melihat bagaimana lucunya ekspresi Zee dan Christy yang heboh sendiri.

Shani meyimpan semua foto itu ke dalam album khusus di ponselnya, dia hanya ingin mengabadikan kebersamaan yang mungkin tak bisa terulang lagi jika Zee dan Christy semakin beranjak dewasa. Melambaikan tangan saat namanya diteriaki si bungsu yang tak malu saat dirinya telah menjadi pusat perhatian semua penumpang di kuda-kuda putar itu.

Fokusnya teralih kala seseorang di sampingnya sedikit membuatnya canggung, rasa rindu itu selalu ada jika kalian ingin tahu tetapi Shani selalu mencoba menekan hatinya agar tidak membuat suasana bahagia ini menjadi hancur karena ulahnya. Ingin sekali memeluk erat tubuh yang dulunya selalu bernaung dalam dekapannya, mencium pucuk kepala itu dan bertindak seperti yang biasa dia lakukan kepada Zee dan Christy.

Shani memutar tubuhnya hingga kini seluruh tubuhnya menghadap Gracia, hanya ingin menatap tanpa melakukan apa-apa. Shani hanya bisa berharap agar momen ini tidak secepatnya berakhir.

"Mereka bahagia.." si sulung tak kuat untuk berdiam diri saat Gracia berada di sampingnya, banyak sekali hal yang ingin dia bicarakan tetapi balik lagi, Shani terlalu takut menghadapi kenyataan jika Gracia kembali menamparnya dengan kata-kata yang menyakitkan.

Gracia mengangguk mendengar ucapan seseorang yang kini berhadapan dengannya. "Setidaknya ini yang bisa gue lakuin supaya mereka tetap tersenyum dan bisa tebus waktu gue yang kebanyakan habis di kantor"

"Bisakah kamu memaafkanku, Gracia? apa gak cukup tujuh tahun ini kamu menghukumku karena kesalahan yang gak pernah aku inginkan?" Gracia terdiam, dia balik arah hingga menatap Shani yang menatapnya sendu. Berdecak kecil, kenapa hatinya mudah sekali luluh jika mata Shani memancarkan aura kesedihan seperti ini?

"Harapan lo gak akan pernah jadi kenyataan, Shani Indira. Lo bertahan di keluarga Harlan sampai Zee dan Christy tamat sekolah, itu perjanjian kita. Jadi untuk itu jangan berharap lebih kita bakal kembali deket, itu mungkin gak akan pernah terjadi" Shani mendesah lelah, menundukkan kepalanya agar Gracia tak melihat bagaimana kecewa perasaannya.

"Gak bisa diperbaiki lagi? apa yang harus aku lakukan agar kamu memaafkanku?"

"Lo tahu jawabannya"

Shani mengangkat kepalanya, menatap lurus ke dalam manik legam itu dan perlahan mengangguk. Sangat tahu arti jawaban sang adik pertama, Shani memutar tubuhnya kembali melihat Zee dan Christy yang terlihat begitu bahagia layaknya remaja pada umumnya.

Bersama Selamanya [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang