Bab 41

3K 329 26
                                    

Netra milik perempuan cantik itu membesar mendengar pengakuan yang mengejutkan itu, apalagi yang nenek tua itu rencanakan untuk keluarganya? Gracia tak habis pikir, kebencian tak mendasar yang oma  sematkan benar-benar sangat besar kepada Shani dan kini mengaitkan dirinya serta kedua adiknya, Zee dan Christy.

"Sekacau apa keadaan perusahaan kita?" Gracia bertanya serius meski tak dapat disembunyikan tangannya gemetar hebat, gadis itu bingung akan langkah yang harus diambilnya saat ini karena kegilaan oma nya benar-benar histeris, persis seperti orang gila.

"Kejadian persis kayak kemarin ge, sengaja ngumpulin investor buat nyabut dana yang mereka suntik ke perusahaan kita. Oma lo iming-iming ngasih suntikan yang lebih besar asal mereka mau nyabut dana mereka di perusahaan kita" ungkap Sisca yang membuat Gracia semakin pusing, kepulangan mendadak ini juga tak bisa langsung dilakukan. Apa yang akan dirinya katakan pada Zee dan Christy? kedua adiknya benar-benar nyaman di negara ini. Tak mungkin juga secara gamblang Gracia memaparkan keadaan perusahaan pada Zee dan Christy.

"Lo tau gak semudah itu gue pulang, gue sama ci Shani udah janji bakal seminggu di sini dan ini baru dua hari" ucap Gracia lemah, sungguh keadaan yang menerpa ini menguras habis pikirannya. Belum selesai masalahnya dengan sang kakak dan sekarang datang lagi masalah baru seperti ini.

"Maaf jadi beban pikiran lo ge, gue hanya gak mau nyembunyiin masalah yang jelas-jelas penting untuk perusahaan lo. Gue harap lo bisa berpikir bijak, kesempatan untuk merebut apa yang harusnya jadi milik kita itu gak pernah datang dua kali" setelah berhasil mengungkapkan semuanya, memutus sambungan telepon mereka supaya Gracia dapat berpikir jernih tanpa tekanan dari pihak mana pun.

Sisca menatap sekeliling ruangannya, di lubuk hati terdalam jujur dia merindukan kehadiran Shani di sisinya, gadis itu benar-benar berefek yang luar biasa dalam meracuni pikiran manusia. Gracia begitu beruntung memiliki gadis itu yang selalu bisa memberi ketenangan dan kebahagiaan, Sisca benar-benar iri.

"Jangan tinggalin dia lagi ge, gue masih berpikir jernih untuk gak narik ci Shani ke dalam kehidupan gue. Gue sayang sama lo maka dari itu gue relain ci Shani seutuhnya buat lo"

----

Karena pernyataan mendadak dari Sisca membuat Gracia tak bisa berpikir jernih, sia-sia kegigihannya selama ini untuk membujuk investor untuk mempercayakan tenaga kerja karyawannya jika sang oma memiliki pengaruh yang sangat besar. Pamor Rathia tentu begitu tinggi dan Gracia menyadari itu, oma nya terlalu pintar mengatur strategi agar lawan bicaranya bertekuk lutut di hadapannya.

"Kenapa semuanya jadi gini sih? astaga, belum masalah kemarin sekarang gue harus ngadepin masalah baru lagi" janji untuk mengelilingi negara sakura itu tetap dilaksanakan tetapi dengan kondisi hati yang tak baik, Gracia bingung harus meminta pendapat dengan siapa karena kakak tertuanya masih tak percaya ucapannya.

Gracia menengadahkan wajahnya, menatap atas berkayu yang diterangi oleh lampu mentaram. "Pa, papa bangga gak sih sama Gege? Gege udah sejauh ini untuk pertahanin usaha papa, Gege berusaha keras supaya perusahaan yang papa bangun tetap berjalan dengan baik dan terkenal oleh orang-orang. Tapi kenapa oma sebegitu bencinya sama kami yah, pa? sampai-sampai oma niat banget hancurin keutuhan persaudaraan kami. Ci Shani gak salah pa, maaf Gege baru nerima fakta itu setelah menyiksa ci Shani begitu lama. Makasih pa, makasih papa udah nemuin malaikat penjaga Gege dan adik-adik, Gege rindu mama papa, Gege rindu kenangan kita, pa"

Tanpa sadar setitik air mata jatuh tepat di punggung tangan Gracia menyadarkan lamunannya tentang kerinduan pada kedua orang tuanya. Gracia merindukan papa mama nya, sangat. Tetapi gadis manis berhidung mancung itu tak mau terlarut hingga mengabaikan tanggung jawabnya, Zee serta Christy masih butuh dukungannya dan hal itu membuat Gracia mencoba tegar meski perasaannya sangat rapuh.

Bersama Selamanya [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang