Terdengar suara langkah seseorang yang berjalan di lorong suatu bangunan berwarna putih dengan ubin lantai yang terasa begitu dingin. Langkahnya terhenti tepat di depan pintu ruangan yang bertuliskan VIP, helaan napas terdengar begitu berat kala ekor matanya melihat nama seseorang yang ditempelkan di dinding berwarna putih itu. Dirasa suasana hati mulai tenang, sosok itu mendorong knop pintu dan terlihatlah suatu pemandangan yang menyesakkan hati. Tak boleh, segera dia dongakkan wajahnya untuk menghalau cairan bening yang siap turun dari tempatnya.
"Jangan nangis, aku udah capek ngeluarin air mata yang sia-sia" gumamnya, mempraktekkan gerakan inheal dan exheal dan kembali melangkah mendekati sebuah brankar di mana terdapat seseorang yang terlelap dengan banyaknya selang dan alat-alat mematikan di sekujur tubuhnya.
Perlahan menduduki sebuah kursi yang berada di sekitar brankar kemudian menghela napas untuk kesekian kalinya. Irisnya melihat ke sekeliling, tak terhitung berapa kali kakinya menyinggahi ruangan berbau tak sedap ini untuk mengunjungi sesosok wanita yang paling dia sayangi, sosok wanita yang rela melindunginya dari mata bahaya. Sekelebat ingatan tragis tentang kejadian enam bulan lalu singgah dalam memorinya, meninggalkan pilu yang luar biasa pada hatinya sampai saat ini.
Dengan hati-hati tangannya menggenggam tangan yang entah berapa terkena suntikan, menurunkan kepala untuk memberikan kecupan manis yang diselimuti oleh air mata kerindukan, benar-benar sangat merindu. "Kapan sadarnya, ci? Zee capek nunggu tanpa kepastian kayak gini, tolong sadarlah dan beritahu pada dunia bahwa cici-nya Zee adalah orang yang kuat. Zee terus menunggu cici kembali, jangan terus menetap sama mama papa, cici masih memiliki tugas untuk membahagiakan kami"
Yah, seseorang yang selalu meluangkan waktu di tengah kesibukan menghadapi ujian akhir sekolah untuk menjenguk dan mengetahui keadaan kakaknya. Walau banyak yang putus asa dengan keadaan sosok tersebut tetapi Zee berpegang teguh pada pikirannya yang mengatakan bahwa kakaknya akan baik-baik saja dan kembali menatap lembut dirinya. Zee masih memegang kukuh janji yang Shani berikan, sosok yang sedang tertidur di brankar rumah sakit dan berjuang untuk kembali adalah kakak angkat yang sepenuh hati menyayangi keluarganya.
"Ci, cici pasti nepati janji itu, kan? keluarga kita hancur ci, semuanya berubah dalam sekejap sejak kejadian hari itu. Tolong buktikan pada dunia kalau cici pasti kembali ke pelukan kami, ke pelukan yang selalu cici katakan rumah" jika boleh jujur, Zee mulai menyerah. Terlalu banyak beban yang dirinya pikul saat ini, baru dirinya sadari ternyata seberat ini menjadi dewasa. Sungguh melelahkan.
"Ci, ci Gre benar-benar membuktikan perkataannya. Kini tak ada nama Harlan di belakang nama kami bertiga. Tetapi Zee akan lebih bahagia jika ci Gre ngelakuin itu semua dalam keadaan paham seluk beluk perubahan nama kita. Ci Shani, ci Gre di diagnosa amnesia retrograde. Ingatan ci Gre terhapus bersamaan dengan koma-nya cici" Zee menundukkan kepala, menangis hebat di genggamannya bersama tangan kurus itu. Hatinya tercabik-cabik membuat tangisnya tak lagi bisa ditahan. Semuanya memang telah berakhir tetapi bisakah kebahagiaannya tidak ikut berakhir juga? menekan dadanya untuk menghentikan sesak yang begitu saja hadir, Zee tampak seperti anak kecil dengan air mata yang berderai ke pipi itu.
Flashback On...
Mendengar suara tembakan yang diiringi pecahan beling membuat tekad Zee semakin kuat untuk menghampiri, rasa takut berganti risau mengingat kedua kakaknya berada di dalam sana. Semoga tak terjadi apa-apa, tolong tuhan!!
"Mau ke mana kamu?" pergerakan terhenti setelah sosok di sebelahnya mencegahnya pergi, Zee menatap Christy yang menatapnya lurus.
"Aku gak bisa diem aja setelah semua yang aku denger, Kitty. Aku harus nyelamati ci Shani dan ci Gre"
"Aku ikut ke mana pun kamu pergi, Zee" Zee menggeleng kuat, melepas paksa genggaman Christy.
"gak, gak boleh!! aku aja yang masuk kamu jangan, aku tugasi kamu untuk cari bantuan terdekat. Tolong ikuti saranku Kitty, kamu gak boleh masuk ke dalam" Christy menatap tajam sang saudari, mengapa dirinya tidak dilibatkan dalam hal tersebut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama Selamanya [End]
FanfictionMenceritakan empat bersaudara di mana kakak pertamanya tidak akrab dengan kakak biologis mereka, Shani dan Gracia. Kejadian beberapa tahun yang membuat kedua kakak yang dulunya selalu berdua kini bagaikan air dan minyak yang tak bisa bersatu.