"Kitty, ayo dong makan. Dari semalem kamu gak ada ngunyah sama sekali loh, kamu mau sakit lagi emang?"
Christy tak menghiraukan apa yang Zee katakan, wajahnya semakin menampilkan aura tak enak dengan bibir dimanyunkan sembari mendekap tangan membuat Zee mendesah frustasi. Jika sudah begini, apa yang harus dia perbuat selain menuruti permintaan saudara bungsunya itu?
"Aku gak mau makan kalau bukan ci Shani yang nyuapin, kamu gak usah maksa-maksa deh Zoy. Mending kamu keluar kalau kamu terus maksa aku makan" perasaan Zee tak menentu mendengar ucapan yang Christy lontarkan, terdengar begitu kasar di telinganya membuat Zee menekan amarah yang mulai menguasai hatinya. Apa Christy tidak berpikir sebelum berkata seperti itu padanya?
"Aku tetap kakak kamu yah Christy, apa sopan kamu ngomong kayak gitu ke aku?" Christy menoleh, keduanya saling menatap dengan pancaran manik yang semakin menajam.
"Apa aku harus hormat sama kakak yang tega bohongin adiknya? yang terus bilang kalau orang yang aku rindukan bakal datang dan buat aku nunggu, apa itu orang yang harus aku hormati?"
Zee mengusap kasar wajahnya, memutus pandangan dengan Christy lalu meletakkan nampan berisi makanan untuk sang adik. "Sabar dong, kamu pikir aku gak khawatir sama ci Shani? bukan kamu aja yang khawatir, aku juga!! sikap kamu kayak gini buat aku sakit hati, kamu gak mikirin perasaan aku apa?!!"
Emosional Christy sedikit tersentuh melihat air mata yang keluar dari sudut mata sang saudari. Apa yang harus dia lakukan setelah membuat hati Zee terluka? Christy bingung, dan itu membuatnya memilih diam saat Zee mulai melangkah meninggalkan ruangannya.
"Maaf Zee.."
Sementara Zee yang telah keluar langsung menjatuhkan tubuhnya di depan pintu ruangan Christy. Menangis tersedu-sedu mengingat orang yang selalu ingin dia lindungi bercakap kasar kepadanya. Biarlah jika Zee dikatakan lebay, gadis itu tak masalah bila orang lain berkomentar buruk tentangnya asal bukan Christy atau keluarga intinya. Hati Zee selalu lemah jika berhadapan dengan keluarganya, Christy tak tahu saja dirinya juga sangat merindukan dua cicinya yang menghilang dari semalam. Zee bisa saja masuk ke ruangan Shani yang berada di sebelah ruang Christy tapi Gracia tak mengizinkan siapa pun untuk masuk tak terkecuali dirinya.
"Kamu jahat Kitty, kamu buat aku sedih" dada Zee semakin sesak membuatnya hampir pingsan jika seseorang tak memegang tubuhnya. Zee melihat sosok itu dengan wajah penuh rindu, sosok yang membuatnya khawatir tak karuan kini tersenyum sembari memeluk erat tubuhnya membuat Zee tak mampu lagi menahan air matanya.
"Cici jahat.. hiks.. tega banget sama Zee!!" Shani beserta Gracia tertawa mendengar aduan tersebut, bahkan Zee memukul dada Shani melampiaskan kekesalannya akibat ditertawakan kedua kakaknya.
"Iya, maaf yah.. udah dong mukulin cici, sakit tahu" mendengar itu membuat Zee melepas diri dari kungkungan itu. Menatap Shani dengan wajah bersalah membuat si sulung menatapnya lembut.
"Gak masalah, selagi kamu yang mukul cici mah gak apa-apa. Cici kan cici Zee yang kuat, tahan sakit dan keren sama kayak adiknya" Shani mengadu kesakitan atas pukulan seseorang, memandang aneh Gracia yang menatapnya sinis.
"Lebay banget jadi orang, pelan doang kok pukulan Zee sok-sok kesakitan" Zee tertawa, kali ini mendukung ucapan Gracia yang memojokkan Shani.
"Ck, gak tahu drama yah gini. Fokus aja tuh sama lembar di meja gak pernah refreshing.." Shani langsung berlari menjauhi Gracia yang siap melayangkan makian kepadanya sedang Zee sebagai penonton hanya bisa tertawa melihat cici-cicinya bertingkah yang jarang sekali untuk terlihat.
"Ternyata ci Shani bisa rese juga yah, baru tahu aku" bisik Zee, berjalan mendekati Shani yang meringis kesakitan karena telah tertangkap dan kini telinganya menjadi bahan untuk Gracia sakiti. Lagi dan lagi Zee tertawa melihat penderitaan kakak sulungnya yang sangat tunduk kepala kakak keduanya, tak jarang dia lihat Shani yang bertingkah agar diperhatikan oleh Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama Selamanya [End]
FanfictionMenceritakan empat bersaudara di mana kakak pertamanya tidak akrab dengan kakak biologis mereka, Shani dan Gracia. Kejadian beberapa tahun yang membuat kedua kakak yang dulunya selalu berdua kini bagaikan air dan minyak yang tak bisa bersatu.