Part 30

3.6K 392 59
                                    

"Zee sama Kitty nanti ikut cici sama ci Gre ke acara temen cici yah" mendengar itu membuat seluruh anggota keluarga yang sedang sarapan bersama di ruang makan melihat ke arah kepala keluarga mereka.

"Loh emang ada acara apa, ci? kok kamu gak ada bilang ke aku?" Shani hanya tersenyum setelah itu kembali memfokuskan matanya ke arah Zee dan Christy.

"Mau gak?"

"Mau kok ci tapi cici sama ci Gre harus anterin kita ke sekolah" Shani pun menyanggupinya, tak peduli saat Gracia melayangkan tatapan seolah protes meski bibir gadis itu tersenyum begitu lebar pada saat Zee melihatnya.

Gracia tahu Shani sengaja melakukan itu pun mencebik kesal. "Katanya mau pergi ninggalin tapi kok maksa buat deket lagi sih?"

Selesai sarapan, Shani menyuruh Zee dan Christy untuk bersiap-siap sementara dirinya menarik tangan Gracia untuk masuk ke dalam bilik kamar. Permasalahan ini harusnya cepat diatasi jika tak mau ada lebih banyak drama yang semakin hari akan semakin membuat kepala Shani pusing.

"Oke Shan, lo harus bisa selesain semua masalah ini. Sumpah harus diselesain sekarang, kalau gak bisa mampus gue lama-lama"

"Kamu tuh kalau cuman diem ngelihatin aku doang ngapain sampe ngajak ke kamar? katanya mau pergi yaudah awas aku mau siap-siap" jengkel Gracia mulai menarik tangannya yang sengaja di genggam Shani.

"Aku minta maaf!!"

Suara serak basah khas milik Shani seketika membuat Gracia terdiam, si cantik berparas sempurna itu kembali menarik tangan sang adik lalu mendudukkan Gracia di kasur dengan dirinya yang kini bersimpuh dihadapan wanita berhidung mancung itu.

"Aku minta maaf, tolong jangan pasang wajah sinis itu lagi ke aku. Aku tahu aku salah, aku tahu aku berhasil buat kamu kecewa tapi kumohon jangan paksa aku pergi. Tolong ge, kali ini aja biarin aku buktiin aku akan bersama kalian selamanya. Tolong kasih aku kesempatan, kita bisa sama-sama mulai kehidupan yang baru, kasih aku kesempatan untuk nunjukkin semua itu ke kamu"

Shani menatap Gracia penuh harap, benar-benar cukup drama menyedihkan itu untuk dilakoni. Shani hanyak ingin hidupnya tenang, meski fakta itu sesekali menyakiti hati jika kembali teringat tetapi Shani mencoba untuk menggusurnya se dalam mungkin.

Terlihat Gracia juga bosan dengan kata-kata maafnya tetapi Shani tidak peduli. Dirinya mau egois kali ini, dirinya harus egois demi keluarganya.

"Kamu ngerti gak sih maksud aku?" Gracia bangkit dari duduknya, perlahan mendekati Shani yang berdiri tegak seakan menunggu kehadiran dirinya.

"Aku tuh cuman gak mau kamu kesulitan lagi, gak capek apa kamu denger makian dan hinaan oma? gak panas hati kamu tiap kali oma ngomong hal kasar ke kamu disaat kita berdua ada di tempat yang sama? aku muak, ci!! aku jenuh!! aku bosen denger omongan manusia a*jing itu!!" Shani segera menarik Gracia ke dalam pelukannya, terharu karena Gracia sebegitu khawatir kepadanya.

"Gak akan ge, aku gak pernah kesulitan jika urusan keluarga kita. Aku butuh kalian bertiga, sumpah demi tuhan aku gak akan pernah ninggalin kalian. Apa pun alasannya, mau oma maki atau hina aku di depan umum lagi pun aku gak peduli asal kamu, Zee sama Kitty terus ada di hidup aku" ucap Shani membuat Gracia menutup matanya dan terlihatlah air mata yang perlahan membasahi pipinya.

"Aku juga gak mau kamu pergi tapi aku takut kamu kecewa lagi, maaf ci.. maaf aku selalu telat untuk ada di sisi kamu"

"Hei lihat aku" Shani merenggangkan sedikit jarak mereka, menangkup kedua pipi Gracia agar adiknya fokus kepadanya.

"Aku gak pernah kecewa sama kamu tentang kejadian papa mama itu, se kecewanya aku gak bakal pernah buat kasih sayang aku memudar ke kamu, ge. Kasih aku kesempatan yah? sekali lagi, biar aku bisa buktiin ke oma sama yang lain kalau kita berempat saling menyayangi satu sama lain" Shani menatap Gracia dengan penuh keyakinan membuat lawan bicaranya mulai tersenyum dan menganggukkan kepala.

Bersama Selamanya [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang