Gadis cantik bermarga Natio terbangun saat mendengar dering alarm yang berbunyi di jam digitalnya, menguap beberapa kali lalu perlahan bangun dari kasur empuk yang memanjakan tubuh. Merenggangkan sedikit tubuh, kedua sudut bibirnya mulai naik dan membentuk senyuman melihat bagaimana lucunya posisi kedua adiknya yang saling memeluk guling. Melihat jam tangan yang berada di lengan menjadi salah satu kebiasaan seorang Shani Indira, gadis jangkung itu segera berjalan menuju kamar mandi saat tahu sudah jam setengah empat pagi.
Setelah mandi yang memakan waktu setengah jam, Shani berjalan keluar kamar dan naik tangga menuju kamar Zee dan Christy. Tujuannya hanya mengambil seragam serta barang-barang lain yang adiknya perlukan untuk pergi ke sekolah. Setelah merasa semua barang yang diperlukan sudah berada di tangan, Shani kembali ke kamarnya dan menyusun barang bawaan ke tempat yang tersedia. Berjalan mendekati kasur dan mengusap kepala sang adik melihat Zee menggeliat tak nyaman dalam tidurnya.
Shani membiarkan gadis-gadis imut itu terlelap karena memang masih jadwal mereka untuk istirahat, si sulung kesayangan Zee dan Christy ini berjalan keluar kamar dan memasuki dapur. Tersenyum manis melihat bi Rita sudah siap sedia untuk memasak membuat Shani terkadang merasa bersalah. Bi Rita sudah berumur, terkadang Shani lihat kepala asisten di rumahnya itu sering memegang pinggang dengan wajah yang tampak menahan sakit.
Shani mendekati bi Rita lalu menepuk bahunya membuat si bibi terkejut dan mengusap dadanya saat tahu siapa yang membuat jantungnya hampir berhenti berdetak.
"Atuh non Shani, bibi pikir siapa" Shani terkekeh lalu mengambil pisau dari tangan bi Rita.
"Jangan atuh non, kasian non Shani pasti capek. Udah biarin bibi aja yang masak, non Shani duduk aja di sana" Shani menggeleng dan menatap si bibi.
"Aku bantuin bibi, kasian bibi masak sendirian tiap hari. Walau kerja bibi khusus di dapur tapi aku tetap mau bantuin, udah bibi kerjain yang lain aja biar Shani yang masak"
"Emang non Shani mau masak apa?"
"Sop jagung sama ayam pop kesukaannya Gracia" seketika tangan Shani yang sibuk memotong bawang terhenti saat sadar apa yang baru saja keluar dari mulutnya, menatap si bibi yang tersenyum hangat membuat Shani tertawa miris.
"Andai aja non Gracia bisa menerima kenyataan atas kepergian tuan dan nyonya, nona Shani takkan bernasib seperti ini. Non Shani terlihat sangat menyayangi non Gracia meski sikapnya sering kali buat bibi ngelus dada" Shani menggelengkan kepala mendengar ucapan bi Rita. "Ini konsekuensi yang harus aku terima bi, jujur aku juga gak tahu siapa aku selama ini. Tapi akhirnya pertanyaan yang selama ini aku tanyakan sama mama papa terjawab sudah mengapa nama belakangku berbeda dari ketiga adikku"
"Non Shani jangan tinggalin rumah ini yah, bibi gak bisa bayangin sesedih apa non Zee sama non Christy kalau non Shani mutusin untuk keluar dari rumah ini" pernyataan si bibi kembali dijawab gelengan kepala dari Shani.
"Mereka bertiga tanggung jawab aku, meski aku bukan siapa-siapa dan gak punya hubungan darah sama mereka bertiga tapi gak akan pernah aku lepasin mereka kalau mereka belum bisa berdiri di kaki mereka sendiri. Aku selalu pegang teguh apa yang aku bilang bi, aku akan angkat kaki dari rumah ini kalau memang mereka udah gak butuh aku, kalau memang mereka udah bisa hidup tanpa ada aku di dalamnya"
Shani menghentikan pembicaraan mereka sampai disitu saja membuat bi Rita tak bisa berkata apa-apa lagi. Dalam benaknya timbul kelegaan mendengar perkataan Shani, setidaknya Shani akan bertahan di rumah ini sampai melihat Zee dan Christy bersikap dewasa.
Mereka sibuk menggoreng, melakukan acara masak-masakan hingga tak menyadari seseorang tengah mendengar perbincangan menyedihkan itu. Tak bermaksud menguping tapi saat ingin mengambil minum, langkahnya terhenti mendengar kata demi kata yang Shani ucapkan. Matanya berkaca-kaca lalu segera pergi dari dapur, mengabaikan tenggorokannya yang telah berteriak meminta air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama Selamanya [End]
FanfictionMenceritakan empat bersaudara di mana kakak pertamanya tidak akrab dengan kakak biologis mereka, Shani dan Gracia. Kejadian beberapa tahun yang membuat kedua kakak yang dulunya selalu berdua kini bagaikan air dan minyak yang tak bisa bersatu.