Part 5

4.8K 489 66
                                    

Seorang wanita cantik sedang duduk di sebuah ruangan yang luas, memiliki kaca jendela besar yang langsung menampakkan indahnya kota Jakarta di berbagai waktu. Terlihat sangat sibuk dengan kertas yang ada dihadapannya, membolak-balikkan dengan dahi yang berkerut. Sesekali tangannya memijat dahi saat tak mendapat hasil yang memuaskan di kertas yang sedang dia baca, wanita itu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dan mulai menutup mata.

Sejak kejadian di mana dia menangis untuk pertama kalinya dihadapan sang adik, dia menghindar tanpa sebab. Terhitung sudah seminggu dia menetap di apartemen miliknya yang tak akan bisa diketahui siapa pun. Sengaja membeli apartemen agar wanita itu punya tempat untuk menetap saat ingin sendiri. Terhitung sejak dirinya pergi, sejak itu juga dia tak pernah menghubungi kedua adik gemasnya itu. Bukan sengaja ingin membuat mereka bersedih tetapi untuk saat ini dia belum siap.

Berulang kali mengambil napas lalu membuangnya secara kasar, meletakkan kedua tangannya di belakang kepala lalu menatap jendela besarnya dengan tatapan kosong. Hatinya sedih, kenapa selalu ada masalah di antara dirinya dengan sang adik? dia hanya ingin bahagia dengan keluarganya, hanya itu inginnya tapi mengapa terlalu sulit untuk melangkah bersama mereka?

"Kapan sih hidup aku tenang?" gumamnya dengan mata berkaca-kaca.

Lamunannya terberai kala telinganya menangkap getaran yang ditimbulkan dari meja kerjanya. Tak ingin tahu siapa itu, dia malah bangkit dari duduknya dan mengambil botol besar yang berisi larutan berwarna ungu tua, dia tuang ke dalam gelasnya dan berjalan mendekati jendela. Sorot matanya menyendu tatkala hujan mulai turun membasahi muka bumi.

"Papa mama, kalian bahagia gak di sana? di sini Shani kurang bahagia, boleh gak Shani nyerah?" Air matanya lolos begitu saja membasahi pipi, sendirian di ruangan besar dan disuguhi hujan yang membasahi jendelanya membuat Shani semakin tenggelam dalam suasana sendu.

"Pa, apa yang Shani lakuin udah sesuai sama kemauan kalian? Gege udah gak mau Shani menginjakkan kaki di rumah itu, apa Shani harus pergi disaat masih ada dua adik Shani yang harus Shani urus? apa kali ini Shani benar-benar harus menyerah?"

Dia terus berucap seakan ada seseorang yang bisa membalas ucapannya, Shani teguk habis wine kesukaannya lalu dia lempar gelas tak bersalah itu hingga belingnya berceceran entah ke mana. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku, fokusnya kembali pada panorama berkabung, tuhan seakan tahu keadaan hatinya dengan menuangkan cairan bening itu ke muka bumi yang penuh kehampaan ini.

Shani segera menghapus air matanya saat pintu ruangannya terbuka, tersenyum miris saat tahu siapa yang berani membuka pintunya tanpa mengetuk. Kaki jenjangnya melangkah mendekati seseorang yang kini bersidekap dengan sorot mata menajam, dapat Shani tebak seseorang yang kini berada di depannya tengah kesal entah karena apa.

"Kenapa sih, ci Desi? muka lo bisa biasa aja gak? gak usah sinis gitu"

Ucapannya tak disahut melainkan telinganya kini ditarik oleh seseorang yang Shani panggil ci Desy itu, Shani memekik kesakitan saat telinganya semakin diputar. Tangannya mencoba memegang tangan Desy tetapi yang dia dapat malah hasil yang tidak memuaskan, telinganya semakin diputar membuat wajahnya memerah menahan pedih.

"Aww sakit ci!! udah dong!!" teriaknya membuat Desy melepas telinga Shani dan berkacak pinggang menatap sang sahabat yang sibuk mengelus daun telinganya.

"Lo tuh yah, suka banget ngilang tiba-tiba!! adek lo repot nyariin lo ke mana-mana, lo tutup semua akses dan teganya lo missed call panggilan dari Zee, astaga Shani otak lo di mana?!!"

Yang dimarahi hanya tersenyum dan kembali duduk di kursi kerjanya, mempersilahkan Desy untuk duduk membuat wanita yang tingginya di atas rata-rata itu berdecak kesal tetapi menuruti perintah sang tuan rumah. Wanita bermata sipit itu mengambil gelas dan menuangkan wine, menyatukan gelasnya dengan gelas Desy sehingga terdengar bunyi dentingan.

Bersama Selamanya [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang