Part 33

3.2K 373 47
                                    

Di salah satu tempat bermain yang ada di wilayah Jakarta, terdapat dua gadis berbando micky mouse sedang berjalan sembari menautkan tangan satu sama lain. Keduanya berjalan beriringan dan sesekali bersiul menikmati indahnya kebersamaan.

"Zoy habis ini kita ke mana? aku capek main komedi puter" mendengar itu Zee menghentikan langkahnya, menoleh untuk melihat keadaan sang adik yang cukup mengkhawatirkan. Gadis itu langsung memegang wajah Christy dengan perasaan khawatir yang tak terbendung, mengusap dahi adiknya yang bercucuran keringat.

"Kitty kenapa? Kitty lagi sakit yah? kita pulang yuk, atau kamu mau ke rumah sakit? Kitty maaf yah buat kamu kecapean kayak gini" nada bicara Zee mulai bergetar, ketakutan yang menyebalkan mulai menduduki hatinya melihat Christy yang berusaha terlihat baik-baik saja.

Christy hanya menggeleng, memasang wajah baik-baik saja agar sang saudari tidak semakin khawatir akan keadaannya. "Aku gak apa-apa Zoy, gak usah panik gitu. Aku keringetan juga karena capek abis lari-lari sama kamu, kita juga banyak main kan? bukan salah kamu jadi gak usah sedih gitu, kamu mau photo booth gak? daripada sedih mending kita foto bareng"

Tanpa ingin mendengar jawaban dari Zee, Christy langsung menarik tangan itu dan berlari mendekati sebuah kotak persegi panjang yang memiliki beberapa lampu di dalamnya. Christy memasukkan beberapa koin dan kembali menarik Zee untuk masuk ke dalam kotak tersebut. Christy berusaha tampil baik-baik saja tetapi tak berhasil mengecoh pikiran Zee yang terus tertuju padanya.

Merasa diperhatikan tetapi Christy memilih abai, tangan dan matanya tetap sibuk pada komputer untuk memilih filter yang bagus saat mereka foto nanti. Sebuah kesialan besar baginya memiliki tubuh selemah ini, bahkan keletihan sedikit langsung membuat sekujur tubuhnya bereaksi lebih dan membuat ketiga saudarinya panik bukan main.

"Kamu jangan bohong sama aku, aku tahu kamu sesak dari tadi. Nih inhaler-nya, hirup sampai napas kamu stabil" Zee menyodorkan alat yang selalu dibawanya ketika pergi bersama sang adik. Zee yang sering bersikap manja bisa menjadi kakak yang sangat protektif apabila melihat kondisi tubuh Christy mulai memburuk.

Christy tetap abai dan fokus pada komputer di hadapannya sampai filter yang dia inginkan akhirnya tersusun rapi di ujung kanan komputer. Selepas itu barulah Christy menatap sosok di sampingnya yang terus memandang dengan wajah khawatir. Christy mengambil alat itu lalu dia letakkan di tempat yang tersedia, kemudian tangannya mengambil salah satu tangan Zee dan membawanya ke arah tempat jantungnya berada.

"Kamu rasain detak jantung aku, i'm okay, right? aku baik-baik aja Zoy, jangan khawatir berlebihan gitu. Kalau kamu terus-terusan gitu malah buat aku mikir aku dapet penyakit serius, tubuhku emang rentan capek tapi tenagaku masih banyak untuk kamu khawatirin" Christy berbicara dengan tenang meski terdapat penekanan di beberapa kalimatnya, dan itu sepertinya berhasil membuat si makhluk protektif mulai tenang dan mengendalikan perasaan takutnya.

"Sekarang kita foto, aku banyak masukin koin buat kita foto bukan jadi sedih-sedihan kayak gini. Aku sehat, oke? kalau aku sakit pasti aku minta pulang ke kamu tapi ini gak, kan?" Christy menekan kalimat terakhirnya membuat Zee menghela napas kemudian mengangguk membuat Christy tersenyum puas.

Gadis itu mengambil pernak-pernik yang cocok untuknya lalu meminta Zee mengambil pernak-perniknya sendiri. "Males ah, ambilin dong Toy" ucap Zee, manjanya kumat lagi.

"Kamu punya tangan Zoya, ambil sendirian kan bisa. Tuh di samping kamu juga banyak" Christy mendengus mendengar nada bicara sang kakak yang semakin manja, ingatkan Christy bahwa dirinya adik dan Zee-lah kakaknya.

"Aaaa Toya"

"Ck, manja banget sih. Tinggal ngambil aja kok susah, ck ck ck" Zee tersenyum lebar mendengar itu, walau Christy tampak kesal tetapi tetap menuruti permintaannya membuat Zee tak bisa menahan senyum.

Bersama Selamanya [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang