15 Perdebatan

5.2K 360 7
                                    

Part Special Tonight

Warning Typo

Membuka mata perlahan, Nindia menggeliat pelan. Wanita itu cukup kaget saat melihat di sampingnya ada Erland yang masih tertidur. Lengan pria itu dijadikan bantal olehnya, sementara tangan kiri memeluknya.

Untuk sesaat, dia memandang wajah Erland yang masih memejamkan mata. Semalam setelah aksi pelukan itu, Nindia langsung tertidur dalam dekapan sang suami. Tidak ada percakapan lagi yang terjadi, karena seingatnya dia langsung tertidur. Ini kali pertama keduanya tidur bersama dan Nindia tak bisa berbohong jika ada perasaan nyaman yang menyelinap masuk dalam hati.

Wanita itu menggeleng, perutnya mendadak bunyi minta diisi. Semalam dia melewatkan makannya, pantas saja cacing dalam perut mulai berdemo.

"Kenapa harus sekarang laparnya?" tanya wanita itu.

"Kamu lapar, Dia?" Erland sadar saat mendengar ucapan istrinya. Pria itu menatap wajah istrinya, tetapi Nindia langsung memalingkan wajah.

Erland tersenyum tipis, mengambil ponsel dan memesan go food. Dia tahu istrinya tak suka makanan rumah sakit, sehingga pilihan go good itu lebih baik. Ada perasaan bahagia saat pertama kali bisa seranjang bersama istrinya, walau di atas brankar rumah sakit. Bangun pagi langsung disuguhkan wajah cantik sang istri adalah impian Erland selama ini.

"Kamu bisa turun dari sini! Aku enggak bisa gerak, Mas!" tegur Nindia.

Mas? Senang sekali mendengar panggilan itu. Erland beranjak turun, mengecup kening Nindia lalu melangkah ke kamar mandi.

Nindia menutup wajahnya sedikit malu. Entah terlepas dari bagaimana hubungan mereka sekarang, yang jelas dia merasakan sedikit kebahagiaan. Dulu, dia sangat mengimpikan hubungan suami istri seperti ini, walaupun setelah menikah hanya kepahitan yang didapatnya. Namun, kini pria itu kembali dengan status hubungan mereka yang masih patut dipertanyakan. Mungkin, dia akan menanyakan dan meminta Erland menjelaskan.

Suara pintu dibuka, Erland muncul dengan wajah lebih segar. Kemeja hitam yang dipakai sudah berganti kaus putih polos.

"Mau ke kamar mandi?" tanya Erland lembut.

"Aku mau buang air kecil, Mas."

"Aku bantuin!"

Nindia tak punya kesempatan menolak, dia pasrah saat Erland menggendongnya sementara tangannya memegang infus.

"Kalau sudah panggil aja."

Erland keluar setelah melihat anggukan Nindia. Dia segera mengambil pesanan yang sudah dihubungi pihak Go-Jek. Bubur ayam adalah menu terbaik pilihan Erland untuk istrinya.

Panggilan Nindia membuat Erland segera masuk ke kamar mandi dan membantu istrinya keluar.

"Aku pesan bubuk ayam, Dia."

Nindia hanya mengangguk, dia menolak saat Erland ingin menyuapi dirinya makan. Tangan kanannya masih berfungsi dengan baik, jadi dirinya bisa menikmati bubur itu sendiri.

"Kamu tidak makan?" Melihat Erland yang hanya duduk memandanginya, membuat wanita itu salah tingkah.

"Aku tidak suka sarapan."

Muara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang