38 Terjadi

4K 286 8
                                    

Silahkan membaca, vote dan berkomentar
Jadi, sorry aku baru upload, ya! Tiga hari berturut-turut kesehatan sedang tidak baik-baik saja sehingga baru bisa upload. Harap dipahami, ya, guys!!!

Love all

Erland memerhatikan wajah pucat sang istri, yang tengah tertidur di ranjang. Dua hari setelah pertemuan dengan Rafa, kondisi kesehatan Nindia berubah drastis. Kepalanya sering pusing, mual, dan napsu makannya menurun. Dia sudah menawarkan membawa sang istri ke rumah sakit, tetapi Nindia menolak.

Langkahnya keluar dari kamar, bertepatan dengan Nando yang hendak turun. "Bagaimana keadaan Mbak Nindia?"

"Masih enggak mau ke dokter," jawab Erland lesu.

"Kenapa enggak minta dokter aja ke sini? Minta Reza datang periksa aja dulu, Kak."

Erland hampir saja lupa jika dia punya ipar seorang dokter, bahkan adiknya juga dokter. Pria itu langsung menghubungi Reza untuk memeriksa keadaan sang istri.

"Untuk masalah itu, Rafa sedang menyiapkan semua yang kita butuhkan." Nando berujar pelan, mendapat anggukan sang ipar. Keduanya segera turun, menuju ruang tengah untuk membahas rencana yang tengah disusun.

"Papa benar-benar akan menikah dengan iblis itu."

"Kapan?"

Nando menghela napas. "Dalam waktu dekat. Aku menemui salah satu pembantu rumah, kabar yang aku dapat tentang pernikahan mereka. Bahkan sekarang Meta tinggal di rumah bersama Papa."

Erland tidak menyangka jika Agung benar-benar akan mengadakan pernikahan dengan Meta. Sebenarnya, apa yang dipikirkan papa mertuanya itu sehingga begitu nekat akan menikah. Padahal dengan melihat pengkhianatan Meta pada Nindia sudah membuktikan jika wanita itu bukan sosok yang baik, tetapi tetap saja Agung mempertahankan pendiriannya.

"Kita masih punya waktu untuk mencegah dan menyelamatkan Papa dari pernikahannya dengan Meta," ucap Erland.

"Untuk apa lagi? Tidak ada yang harus perlu dicegah untuk keinginan Papa. Aku sudah tidak peduli!" Nando menutup mata sejenak, benar-benar dalam hatinya menyelamatkan Agung rasanya sudah tidak perlu. Pria itu telah mengkhianati pernikahan dengan Santi dan juga anak-anaknya hanya untuk Meta. Jadi, dia sama sekali sudah tidak peduli.

"Aku tahu perasaan kalian, hal yang sama juga dirasakan Nindia. Namun, kita harus bisa menyelamatkan Papa dari Meta. Ingat, wanita itu hanya mau menghancurkan kakak kalian, bukan mencintai Papa sesungguhnya."

Nando terdiam, bersamaan dengan kedatangan Naima dan Reza.

"Mbak Nindia mana?" Wajah Naima tampak panik, dia yang mendengar kabar jika Nindia sakit langsung memaksa ikut Reza untuk menemui kakaknya.

"Di kamar."

Keempatnya masuk, membiarkan Reza melakukan tugasnya dengan memeriksa wanita yang tengah berbaring lemah di ranjang. Erland tampak was-was takut jika istrinya sedang sakit parah.

"Sepertinya kelelahan biasa, tetapi aku rasa Mbak dibawa aja ke dokter obgyn untuk lebih jelasnya," ungkap Reza setelah memeriksa.

Naima membuka mulut terkejut. "Mbak Nindia hamil?"

Suaminya mengangguk, mendekati wanita yang perutnya mulai membuncit itu. "Sepertinya, makanya untuk memastikan lebih sebaiknya ke dokter obgyn."

Erland tidak bisa menutupi kebahagian, dia duduk di tepi ranjang menggenggam tangan Nindia yang masih terlelap.

"Aku bakal langsung punya dua keponakan sekaligus," celetuk Nando di ujung pintu. "Gak tahu gimana pusingnya nanti."

Reza terkekeh, Naima sendiri memberenggut kesal. "Anak aku bakalan punya Om yang masih jomblo. Uh ... kasihan."

Muara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang