26 Jogjakarta

3.3K 259 2
                                    


Happy Reading
Silahkan vote dan berkomentar!!!


Jogjakarta akhirnya kembali diinjak Nindia setelah terakhir kali datang setelah lamaran dirinya dengan Erland. Tidak banyak yang berubah menurutnya, ketika disambut tangis oleh Nia dan juga Hadi. Ada juga Arkana dan Intan, sementara Igrand sudah ke Jambi karena ditugaskan di sana.

"Papa senang kamu kembali dalam keluarga ini. Dari dulu Papa sudah yakin jika sejauh apa pun kalian dipisahkan, suatu saat pasti kembali dan ini terjadi sekarang," ungkap Hadi yang tak berhenti tersenyum.

"Selamat datang kembali kakak ipar," sahut Intan bersemangat.

"Terima kasih," ucap Nindia tulus.

"Terlepas dari semua yang telah terjadi selama ini, mewakili keluarga papa mau minta maaf yang sebesar-besarnya sama kamu. Semua yang terjadi memang di luar kendali Erland dalam posisi mabuk dan dijebak saat itu," lanjut Hadi serius.

"Aku udah menerima semuanya dengan ikhlas, Pa. Dengan pelajaran yang baru kulewati, aku sadar jika dalam pernikahan tidak semua berjalan mulus. Ada kerikil kecil yang harus dilewati dan aku berhasil hingga sekarang," balas Nindia.

Keluarga Hadi memang tidak akan membahas Gianni dalam percakapan mereka karena permintaan Erland. Mereka semua paham lantaran masih mengerti dengan kondisi hati Nindia yang butuh waktu untuk menerima semua.

"Karena Nindia sudah kembali, aku rasa sudah saatnya melanjutkan pernikahanku," sambung Arkana tiba-tiba.

"Kak Arkana akan menikah?" tanya Nindia penasaran.

"Aku sudah bertunangan, tinggal menikah. Calon istriku ingin sekali bertemu denganmu, tetapi karena kondisinya dulu belum memungkinkan sehingga keinginannya belum terpenuhi," jelas Arkana.

"Oh ya? Kalau boleh tahu siapa namanya?"

"Namanya Dela, bidan di salah satu puskesmas kota," sahut Nia memberitahu. Wanita itu sama sekali tak bisa menutupi kebahagiaan dan kelegaannya saat Nindia kembali hadir dalam hidup putra dan keluarganya.

"Oh ya, malam nanti Dela akan ke sini bertemu kamu sekaligus makan malam bersama kita," ujar Arkana.

Semua bersorak senang, selanjutnya ada selingan cerita-cerita kecil dari Intan untuk Nindia. Keduanya kembali dekat seperti saat pertama kali bertemu.

"Mama harap jangan sekali-kali kamu nyakitin Nindia lagi walaupun tanpa sadar. Ingat satu hal, wanita itu sangat baik sehingga dengan lapang dada menerima kamu kembali," ucap Nia yang tiba-tiba berdiri di samping Erland. Keduanya berada di dekat pilar penghubung antara meja makan dan dapur.

"Aku enggak bakal nyakitin dia, Ma. Aku hanya lagi berusaha untuk mencari cara agar Nindia menerima Gianni entah itu kapan."

"Jangan dipaksa, Erland! Dia terlalu banyak menderita, biarkan Nindia tenang terlebih dahulu," tegur Nia.

"Iya, Ma. Kalau itu Mama tenang aja."

*****

Nindia tidak tahu jika Erland gelisah sejak sore tadi, akibat pesan masuk dari Anas yang mengatakan jika Gianni masuk rumah sakit karena demam. Namun, sebisa mungkin dia bersikap tenang dan hanya bertukar kabar melalui Adit. Erland tidak mau ada masalah baru menimpa kehidupan rumah tangganya kini, jadi memilih jalan aman adalah hal yang sedang Erland lakukan saat ini.

"Mas, aku mau ke depan bertemu Mbak Dela. Kamu enggak keluar?" tanya Nindia yang baru selesai berpakaian.

Erland yang duduk di ranjang menggeleng, dia masih fokus dengan ponsel di tangan. "Kamu duluan aja, Dia."

Muara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang