37 Rencana

4K 295 7
                                    

Silahkan membaca, vote dan juga berkomentar!!


Nindia meletakkan secangkir kopi ke atas meja untuk sang suami yang tengah menelepon. Dia duduk di kursi membiarkan Erland menyelesaikan dulu urusannya sebelum mengajak pria itu ngobrol. Rencananya, dia akan menjemputnya lagi Gianni yang sudah seminggu lebih di rumah mamanya. Kedekatannya dengan anak itu memberikan efek ketenangan di saat hati dan jiwanya sedang dikoyak oleh pengkhianatan Agung dan Meta.

"Siapa, Mas?"

"Intan, dia curhat katanya ada yang mau sama dia," jawab Erland bergabung di samping Nindia.

"Oh ya? Bagus dong. Siapa memangnya?''

"Namanya Rafa Ardian, seorang pengusaha kuliner gitu."

Wajah Nindia berubah terkejut, dia memerhatikan Erland yang sedang menyesap kopi dari samping. Nama itu cukup familiar, dia pernah bertemu bahkan ngobrol dengan sang pemilik nama itu di pesta pernikahan Naima. Namun, apa dia orang yang sama?

"Apa yang kamu pikirkan, Sayang?"

"Mas ... kamu bisa minta Intan kirim fotonya?" tanya Nindia serius.

Wajah Erland langsung bingung. "Ngapain?"

"Aku enggak bisa jelasin kalau fotonya enggak ada, Mas."

"Kamu enggak niat duain aku, 'kan?"

Nindia memutar bola mata malas. "Jangan kekanakan, Mas! Ayo cepat!"

Dengan terpaksa, Erland kembali menghubungi Intan dan meminta adiknya mengirimkan foto pria itu. Tak lama setelahnya tiga foto sosok yang dibahas masuk ke ponselnya, sebelum Nindia dengan cepat meminta untuk dilihat. Tentu saja Erland cemburu, melihat bagaimana wajah Nindia begitu mengamati sosok Rafa Adrian yang menurut Erland terkesan biasa-biasa saja mukanya. Ketampanannya jauh lebih di atas rata-rata mengalahkan Jungkook, salah satu pria yang diakui suami oleh semua wanita Indonesia.

Aneh, batin Erland.

"Kamu ngelihatin kok gitu amat, Dia?" protes Erland kesal.

Nindia mengembalikan ponsel sang pemilik. "Mas, kalau aku bilang pria itu mantan kekasihnya Meta kamu percaya enggak?"

"Kok?"

Nindia mengangguk, mengalirlah semua cerita pertemuan mereka saat pernikahan Naima. Di mana Rafa dikenalkan sebagai sosok kekasih yang kesekian oleh Meta.

"Tenyata dia playgirl juga," imbuh Erland tak menyangka.

"Dan sekarang calon mama tiriku," balas Nindia datar.

"Terus bagaimana? Kamu ingin melakukan apa, Sayang?"

"Mas aku mau bertemu Rafa Adrian! Sepertinya dia bisa membantu kita."

*****

Tidak ada yang bisa menutupi kebahagiaan Meta selama beberapa hari belakangan ini. Menyibukkan diri dengan pernikahan mewah yang persiapannya telah memasuki tujuh puluh lima persen, sedikit lagi dirinya akan sah menjadi istri Agung dan ibu sambung bagi sahabatnya.

Seperti siang ini, dia sedang melakukan pengecekan gedung bersama wo yang katanya pernah menangani pernikahan Naima. Walaupun dirinya hanya akan menjadi istri kedua, tetapi dia juga butuh pernikahan yang mewah. Kalau perlu mengalahkan pernikahan Nindia dan Naima kala itu.

"Bagaimana? Apa sudah selesai?" tanya Naima pada salah satu pihak wo.

"Hampir rampung, undangan, katering semua akan segera beres."

"Baguslah. Kalau begitu saya pamit pulang." Dengan angkuh Meta keluar dari tempat yang akan digelar resepsinya. Dia segera menuju mobil di mana Agung berada menunggunya.

Muara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang